Dajjal akan Muncul dari Segitiga Bermuda?

Kebenaran misteri yang ada di segitiga bermuda yang di jelaskan dalam buku Dajjal Akan Muncul dari Segitiga Bermudayang ditulis oleh Muhammad Isa Daud.piramid segitiga bermuda tempat dajjal entang munculnya Dajjal dari segitiga bermuda banyak tersebar di kalangan kaum muslimin, setelah muncul buku yang ditulis Muhamad Isa Daud. Karena kurangnya pemahaman kaum muslimin tentang hadis dan riwayat yang menceritakan

HUKUM PACARAN DALAM ISLAM

SEBAGIAN PENYELEWENGAN YANG TERJADI DALAM PERKAWINAN YANG WAJIB DIHINDARKAN/DIHILANGKAN, Pacaran Kebanyakan orang sebelum melangsungkan perkawinan biasanya "Berpacaran" terlebih dahulu, hal ini biasanya dianggap sebagai masa perkenalan individu

Yakjuj Makjuj dikurung dalam tembok ghaib

Apa pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di pegunungan yang sangat tinggi

Berbahaya, Terlalu Banyak Minum Air Putih

Setiap kali kita baca artikel pasti artikel tentang baik mengkonsumsi minum air putih . Bahkan sampai di iklan Aqua 18 gelas air putih sehari itu bagus buat kesehatan.

Apakah Anda Berani Menjadi Seorang Pengusaha ?

Jadi pengusaha diisebabkan oleh sesuatu yang ada dalam hidup seseorang, bisa dikarenakan, semakin kritis seseorang tersebut, maka semakin kritis otaknya untuk berpikir, bagaimana untuk menghasilkan uang dengan cara sendiri.

Mencari Pasangan Yang Ideal ?

Hidup di era modern ini manusia dituntut semakin lebih pintar dalam kemajuan teknologi yang semakin hari semakin canggih, ada banyak alasan mengapa pria mencari sosok seorang wanita berpendidikan,

Indera Keenam / The Sixth Sense

Indra Keenam ? Jujur ia, jika membicarakan artikel yang satu ini, tidak akan habis-habisnya, Ini saya tidak tau, sudah artikel ke berapa, tentang indera keenam, Tapi karena banyaknya yang merequest untuk membahas ini lagi, jadi saya posting kembali tentang indera keenam dengan sumber yang berbeda,

Beternak Uang Dengan Semut Kroto

Semut Kroto ? Tahukah anda semut kroto sahabat carasendiri.com? semut kroto adalah makanan yang banyak dibeli oleh penghobi burung kicau, semut kroto banyak diminati. karena di dalam semut kroto banyak

Kejadian Baitullah (Kabah) Terendam Banjir

Pastinya kita sering melihat kabah ramai selalu dengan orang-orang dari seluruh belahan dunia untuk beribadah, tpi pernah tidak anda seklaian melihat kabah terendam ? ini saya juga baru tau bahwa kabah pernah terendam air, menatap untuk kesekian kalinya

Peraturan Pemerintah Halmahera Selatan Yang Unik

Batu bacan ? Sudah taukah anda dengan batu bacan ? Batu Bacan adalah batu yang lagi booming saat ini , batu yang sudah dikenal sejak tahun 1960-an. Batu bacan berasal dari pulau Kasiruta bukan pulau Bacan ya INGAT !

Translate

Membahas Hadist Riwayat Al Baihaqi Tentang Tidurnya Orang Berpuasa itu Ibadah


Tidurnya Orang Berpuasa itu Ibadah
Oleh Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub, M.A.
Ada tiga kejadian menarik yang berkaitan dengan Hadis yang akan kita bahas ini. Pertama pada bulan Ramadhan, tahun 1968, di sebuah pesantren di pesisir utara Jawa Tengah, seorang santri selalu tidur pa­da siang hari Ramadhan. Padahal para santri lainnya ramai-ramai mengikuti pengajian kitab kuning yang khusus diadakan pada setiap bulan Ramadhan. Istilah pesantrennya, Ngaji Pasaran.

Apakah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Melihat Allah ketika Isra Mi’raj?

nabi melihat allah saat isra dan mirajNabi Melihat Allah saat Isra’ dan Mi’raj

Pertanyaan:
Apakah waktu isra’ mi’raj Rasulullah bertatap muka langsung dengan Allah?

Riba pada Bunga Bank

Dalam bahasa Arab bunga bank itu disebut dengan fawaid. Fawaid merupakan bentuk plural dari kata ‘faedah’ artinya suatu manfaat. Seolah-olah bunga ini diistilahkan dengan nama yang indah sehingga membuat kita tertipu jika melihat dari sekedar nama. Bunga ini adalah bonus yang diberikan oleh pihak perbankan pada simpanan dari nasabah, yang aslinya diambil dari keuntungan dari utang-piutang yang dilakukan oleh pihak bank.

Jika kita mendengar kata bank Islam, kita akan berpikir ini terkait dengan Islam, apa betul begitu? sebenarnya ini adalah satu lembaga riba yang berlawanan dengan Islam. Bank Islam diperkenalkan untuk mematahkan perlawanan Islam selama lebih dari 14 abad terhadap amalan riba.
Diawali dengan perkenalan dan penerimaan uang kertas sebagai perantara pertukaran, sistem keuangan riba dipaksakan, diterima dan dipakai oleh umat Islam yang tertakluk dan terjajah. Untuk mematahkan tantangan fuqaha tradisional terhadap sistem keuangan riba, penjajah mendapatkan sokongan dari golongan modernis Islam.
Pengasas pergerakan modernis yang juga menamakan diri mereka sebagai ‘Salafiyya’ itu adalah Jamalud-Din al-Afghani (1839-1897). Muhammad ‘Abduh (1845-1905) menjabarkan teori pergerakannya sementara Rashid Reda (1865-1935) dan muridnya Hassan al-Banna, melanjutkan ajarannya. Al-Afghani, guru ‘Abduh, sebenarnya adalah al-Irani (berasal dari Iran, bukan dari Afghan) dan seorang Shiah dari keluarga yang punya kaitan dengan pergerakan Bahai di Iran.
Meskipun secara lahiriahnya, pengasas dan pejuang pergerakan modernis bergelora menentang penjajahan tetapi pada hakikatnya mereka secara diam-diam mendewa-dewakan Dunia Barat karena mereka memakai metodologi dan rasionalisme Barat untuk mengesahkan dan mempertahankan kedudukan modernis mereka.
Pergerakan ini yang bertanggungjawab memperkenalkan ajaran palsu dan kurafat bahwa bank dan asuransi itu bukan riba dan orang Islam boleh menggunakannya.
Dengan kata lain, pelopor dan pemuka pergerakan ini berulang-ulang menyatakan dari kedudukan yang mulia di Universitas al-Azhar bahwa bunga atau bunga itu halal. Muhammad ‘Abduh sebagai Shaikh pada universitas ternama itu, mengeluarkan fatwa yang merusak dan menyesatkan yaitu “interest in saving funds is allowed” (bunga/bunga diperbolehkan dalam tabungan).
Bahkan fatwa itu adalah kerja pertama yang dilakukannya setelah diangkat sebagai Shaikh universitas tersebut oleh Lord Cromer, Gubernur Inggris yang menjajah Mesir, ketika itu. ‘Abduh tidak diragukan lagi adalah pesuruh politik Lord Cromer karena mereka sama-sama anggota Freemason. Tidak heran jika ‘Abduh menjadi tali pengikat musuh Islam.
Fatwa keji itu memudahkan jalan penggunaan bank dan uang bank, yakni uang kertas. Dengannya, pintu ke arah ‘Bank Islam’ dibuka luas ketika uang bunga/bunga dianggap sama saja dengan keuntungan dalam perniagaan qirad.
Seperti yang diuraikan oleh Muhammad ‘Abduh dalam tulisannya dalam majalah Al-Manar:
“The stipulated usury is not permissible in any case; whereas the Post Office invests monies taken from the people, which are not taken as loans based on need, it would be possible to apply the investment of such monies on the rules of a partnership in commendan”.
Telah ditetapkan pelarangan riba dalam hal apapun; tapi bisa saja penanaman uang termasuk satu bentuk bersyarikat dalam qirad, karena uang yang ditanamkan Kantor Pos berasal dari masyarakat, bukan dari pinjaman berlandaskan kebutuhan.
Muhamad Rashid Reda mendirikan majalah Al-Manar sebagai lidah resmi pergerakan modernis yang diedarkan ke seluruh Persada Islam untuk menyebarkan pendapatnya dan pendapat yang senada seirama dengan perilaku penjajah Inggris.
Rashid Reda memusuhi mazhab-mazhab dan golongan sufi karena sikap dan perilaku mereka menentang riba. Pendapatnya terserbar dalam tulisannya seperti berikut:
“There is nothing in our religion which is incompatible with the current civilization, especially those aspects regarded as useful by all civilized nations, except with regard to a few questions of usury (riba) and I am ready to sanction (from the point of view of the Shari’a) everything that the experience of the Europeans before us shows to be needed for the progress of the state in terms of the true Islam.
But I must not confine myself to a school of law, only the Qur’an and the authentic Hadith”.
Tidak ada dalam agama kita apa-apa yang tidak cocok dengan perabadan sekarang, lebih-lebih lagi dalam hal-hal yang dianggap berguna oleh semua bangsa yang beradab, kecuali beberapa persoalan mengenai riba, dan saya bersedia memberi restu ke atas segala sesuatu, yang telah ditunjukkan oleh pengalaman orang Eropa sebelum kita, sebagai perlu untuk kemajuan negara dari wawasan Islam tulen.
Tetapi saya tidak boleh membataskan diri saya kepada suatu mazhab tertentu, cukup hanya kepada Qur’an dan Hadith shahih.
Apa yang dimaksudkannya sebagai “kecuali beberapa persoalan mengenai riba” ialah dia tidak menganggap salah mengambil asuransi jiwa seperti yang dimuatkan dalam Al-Manar (jilid XXVII, hal 588).
Rashid Reda juga membantah fuqaha yang berqias untuk mencakup perbuatan mengambil bunga/bunga dari modal dan berpendapat bahwa mengambil bunga/bunga dari uang yang disimpan dalam bank atau pejabat pos, tidak tergolong sebagai riba (Al-Manar, jilid VII, hal 28).
Riba Alat Kuasa Bankir
Pelembagaan dan pengesahan riba berlaku secara teratur dan terancang semenjak 200 tahun lalu. Apalagi, sistem keuangan riba itu diperkuat kuasanya oleh undang-undang penjajah dan sesudah merdeka, lembaga-lembaga negara langsung menerima sistem keuangan riba itu dan mempersembahkan kedudukan aman bagi penguasa-penguasa riba.
Sistem kelembagaan itu sendiri berasaskan akidah Freemason yang mengilhamkan gerakan golongan Jacobin dalam Revolusi Perancis dan kesinambungan perjuangan itu dilanjutkan oleh bapak-bapak Kemerdekaan Amerika Serikat. Ini tercermin dalam lambang Freemason berupa piramid bermata satu pada dolar Amerika Serikat (US $1).
Sama seperti sistem kelembagaan dan parlemen, ‘Bank Islam’ adalah sebuah institusi kafir yang diIslamkan dan karena itu ia boleh berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan sistim bukan Islam yang lainnya.
Guna membolehkan sistem-sistem ini diterima-pakai oleh umat Islam, Islam itu sendiri diubah-sesuaikan supaya cocok dengan sistem-sistem itu, bukannya sistem-sistem itu yang disaring dengan Islam.
Kemerdekaan negara-negara bangsa itu sendiri yang ditentukan dan yang diatur oleh Dunia Barat, sudah tentu merupakan siasat kompromi yang menjamin kelangsungan‘order’ atau aturan yang telah ada.
Sistem dan aturan warisan penjajah inilah yang diterima oleh umat Islam hingga hari ini, dimana golongan modernis mengisi kekosongan peninggalan Tuan-Tuan penjajah mereka sebagai menteri, birokrat dan teknokrat di Dunia Islam.
Betapa tidak. Sesaat selepas negara-negara bangsa itu mencapai kemerdekaan, mereka menjiplak kelembagaan dan meminjam uang dari negara bekas penjajahnya di samping ‘mengapungkan’ mata uangnya di pasaran dunia. ( -dari penterjemah- perlu di ketahui ketika Indonesia merdeka tahun 1945, Hutang Belanda melalui VOC, Hindia Belanda ditanggung oleh negeri muslim indonesia)
Hingga apa yang disebutkan sebagai ‘Negara Islam’ itu, cumalah wadah untuk mengesahkan ‘pengIslaman’ sistem atau ‘order’ yang telah ada. Termasuk pula dalam agendanya mengIslamkan bank dan apa-apa yang tidak Islam lainnya.
Semenjak zaman penjajahan, Dunia Barat melalui sistem bank dan keuangan riba dengan kelicikan ilmu hitungnya berkuasa menjarah dan menyedot kekayaan asli dan bumi umat Islam. Musuh-musuh Islam membeli bahan mentah, makanan, hasil bumi dan sebagainya dengan uang kertas rekaan mereka yang tidak ada nilainya.
Serentak itu, mereka juga memberikan ‘nilai beli’ kepada lembaran-lembaran kertas ini.Umat Islam boleh membeli barang buatan Barat dengan uang-uang kertas ini tetapi tidak boleh mencetak atau menerbitkannya sendiri!
Pada masa itu, kalau Dunia Kuffar ingin membeli lebih banyak kekayaan dan khazanah umat Islam, mereka hanya perlu mencetak dan menerbitkan lebih banyak lagi uang kertas. Tetapi kalau ada kelompok Islam yang ingin membeli sesuatu dari Dunia Barat, ia tidak dibenarkan menggunakan uang kertasnya sendiri dan ‘kekuatan pasar’ dipersalahkan.
Dalam ungkapan lain, umat Islam telah diperdaya untuk menukar kekayaan asli dan bumi yang terbenam emas hitam di dalamnya. Dengan lembaran-lembaran uang kertas yang nilainya tidak tetap dan berubah-ubah mengikuti perjudian mata uang di pertukaran mata uang asing.
Di dalam al-Qur’an Allah subhana wa ta’ala menjanjikan hukuman yang berat ke atas kaum Yahudi karena mengamalkan riba dan memakan harta orang lain dengan tipudaya:
“… dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta dengan jalan yang batil…” (Surat an-Nisa, ayat 161)
Demikianlah caranya bagaimana Dunia Barat menimbun modalnya dan keadaan yang berat sebelah ini kemudian digunakan untuk mengendalikan perdagangan yang juga berat sebelah antara ‘dunia pertama’ dengan ‘dunia ketiga’.
Sebagai contoh, semua uang minyak (petro-dollars) negara-negara Arab yang disimpan dan dititipkan dalam bank-bank di Amerika Serikat, kemudian digunakan untuk membiayai serangan-serangan biadab dan tidak berperikemanusian terhadap rakyat Palestina.
Uang minyak itu juga dipinjamkan kepada negara-negara ‘dunia ketiga’ – yang juga mayoritas penduduknya orang Islam – selaku ‘bantuan pembangunan’ yang menjebak saudara-saudara kita dalam perangkap beban hutang negara. Beban hutang negara ‘dunia ketiga’ kini berjumlah $1.4 triliun (tahun 1997 dan meningkat hari demi hari), jumlah yang tidak terbayang dalam benak kita.
Apa yang menakjubkan, uang itu tidak ada dalam dompet ‘dunia ketiga’, sebaliknya ia cuma wujud sebagai kelip-kelip angka dalam komputer bank. Tetapi kelip-kelip ini mengundang malapetaka kepada alam hewan, tumbuh-tumbuhan, bumi, air, udara dan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Sejauh mana riba sudah melanda tubuh badan umat Islam dan betapa menyatunya amalan riba dalam urusan hidup kita terpampang dalam cara kita bertataniaga, malah cara hidup kita berbelit dan berkiblat kepada uang kertas.
“Demi Allah, Aku (Rasulullah salallahu alaihi wasallam) tidak takut atas kemiskinan kamu, tetapi apa yang Aku takutkan ialah pintu kekayaan akan terbuka kepada kamu seperti mana ia terbuka kepada bangsa-bangsa sebelum kamu, dan kamu akan berlomba satu sama lain dalam kemewahan seperti mana yang berlaku kepada bangsa-bangsa sebelum kamu, dan akibatnya kamu akan dibinasakan seperti mana bangsa-bangsa sebelum kamu dibinasakan.” (riwayat Imam Bukhari)
Sabda lain Baginda, “Setiap ummah ditimpa kejatuhan dan kejatuhan ummahku adalah kemewahan.” (riwayat Imam Tirmizi)
Karenanya, mengejar kemewahan dan kekayaan kebendaan, seperti yang digaung-gaungkan dan dipuja-puji dalam era pembangunan sekarang, bukanlah segala-galanya. Malah ia membawa bahaya bencana, lebih-lebih lagi kekayaan hasil timbunan riba. ( -penterjemah- perhatikan apa yang dijanjikan iklan-iklan bank di media cetak dan televis di Indonesia)
Era pembangunan yang dilancarkan sesudah berakhirnya perang Dunia Kedua telah digunakan untuk memukau negara-negara yang pernah terjajah yang kini disebut sebagai negara ‘ merdeka’ dari menghambat kemajuan negara-negara bekas penjajah, yang dilabel maju dan terdepan.Pembangunan selaku slogan kebangsaan (nasionalisme) dan tumpuan tampilan media, menampilkan pertumbuhan kebendaan sebagai satu-satunya penyelesaian kepada semua ketakutan dan masalah kemanusiaan. Tujuan yang diidam-idamkan ialah untuk jadi negara industri, suatu replika kebendaan dunia barat.
Sesudah ‘memerdekakan’ diri dari belenggu penjajahan, kini negara-negara bekas jajahan ini ditunggangi dan diperkuda oleh khayalan pembangunan. Dan dalam zaman pasca penjajahan ini, tukang obat menguntai-untaikan janji manis yang baru. Pembangunan menjanjikan pertumbuhan tidak berbatas, tetapi putar belit di pusat-pusat keuangan dunia dan beban hutang negara sebaliknya membukakan jurang di antara ‘negara maju’ dan ‘negara membangun’ yang semakin bertambah luas.
Negara-negara membangun tidak mungkin bisa menghambat negara-negara maju. Sebagai contoh Filipina, Brazil dan Bangladesh tak lagi dapat membangun karena negara-negara ini dihimpit dengan beban hutang negara yang berat. Malah negara-negara itu mengalami apa yang dipanggil ‘pembangunan keliru’ (negative development) karena apa yang dibangun kini kian merosot kegunaannya.
Untuk mengejar kemajuan, para pemimpin negara-negara membangun mendesak rakyatnya untuk meningkatkan pengeluaran, mutu barang dan pemakaiannya, yang sebenarnya cuma menganjurkan pertumbuhan uang. Bunga atas bunga atas bunga mengundang penggelembungan (inflation) yang tidak dapat dielakan. Pendek kata, desakan nilai bunga bank yang memacu pertumbuhan dan penggandaan uang, merangsang pertumbuhan berkepanjangan (endless growth) yang membinasakan dunia dan penghuninya. Semua ini tak memperhitungkaan kenyataan pengeluaran yang mampu dikeluarkan oleh bumi ini.
‘Bank Islam’ tidak lain adalah pintu belakang riba dan Bank lainnya berada dalam kerangka ini seumpama serangga perusak dalam ladang yang subur menghijau. Kehadiran ‘Bank Islam’ ditengah-tengah kehidupan kita ibarat benalu yang menjalar membinasakan badan yang sehat.
Badan yang sehat itu adalah umat Islam. Jika kita tidak melepaskan diri kita dari rantai dan cengkraman riba yang membinasakan, kita akan berjumpa maut seperti pelepah yang kekeringan amal dan kebaikan karena kekejian riba. (Abbas Firman, IMN-World Islamic Standard)'

Apapun namanya, bunga ataukah fawaid, tetap perlu dilihat hakekatnya. Keuntungan apa saja yang diambil dari utang piutang, senyatanya itu adalah riba walau dirubah namanya dengan nama yang indah. Inilah riba yang haram berdasarkan Al Qur’an, hadits dan ijma’ (kesepakatan) ulama. Para ulama telah menukil adanya ijma’ akan haramnnya keuntungan bersyarat yang diambil dari utang piutang. Apa yang dilakukan pihak bank walaupun mereka namakan itu pinjaman, namun senyatanya itu bukan pinjaman. Mufti Saudi Arabia di masa silam, Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah berkata,
Secara hakekat, walaupun (pihak bank) menamakan hal itu qord (utang piutang), namun senyatanya bukan qord. Karena utang piutang dimaksudkan untuk tolong menolong dan berbuat baik. Transaksinya murni non komersial. Bentuknya adalah meminjamkan uang dan akan diganti beberapa waktu kemudian. Bunga bank itu sendiri adalah keuntungan dari transaksi pinjam meminjam. Oleh karena itu yang namanya bunga bank yang diambil dari pinjam-meminjam atau simpanan, itu adalah riba karena didapat dari penambahan (dalam utang piutang). Maka keuntungan dalam pinjaman dan simpanan boleh sama-sama disebut riba.
Tulisan singkat di atas diolah dari penjelasan Syaikh Sholih bin Ghonim As Sadlan –salah seorang ulama senior di kota Riyadh- dalam kitab fikih praktis beliau “Taysir Al Fiqh” hal. 398, terbitan Dar Blancia, cetakan pertama, 1424 H.
Dari penjelasan di atas, jangan tertipu pula dengan akal-akalan yang dilakukan oleh perbankan Syari’ah di negeri kita. Kita mesti tinjau dengan benar hakekat bagi hasil yang dilakukan oleh pihak bank syari’ah, jangan hanya dilihat dari sekedar nama. Benarkah itu bagi hasil ataukah memang untung dari utang piutang (alias riba)? Bagaimana mungkin pihak bank syariah bisa “bagi hasil” sedangkan secara hukum perbankan di negeri kita, setiap bank tidak diperkenankan melakukan usaha? Lalu bagaimana bisa dikatakan ada bagi hasil yang halal? Bagi hasil yang halal mustahil didapat dari utang piutang.
Hanya Allah yang memberi taufik.
JANGAN LUPA FOLOW @IslamTalking dan @KeajaibanSholat , dan jika ingin berkonsul bisa mention twitter saya @FebrianMaulanaP

wslam wr. wb 

KEISTIMEWAAN SEDEKAH (Menyembuhkan Sakit Dengan Sedekah)

Segala puji hanya milik Allah, kita selalu memujiNya dikala senang maupun susah. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah -yang pernah mengalami sakit dan tertimpa cobaan- , kepada keluarga dan sahabat beliau yang penyabar lagi ridha terhadap taqdir Allah.

Tujuan Sebenarnya dari Kehidupan !

Laa Yu’minuu ahadukum hatta yakuunu hawaahu tab’an lima ji’tu bihi”. Artinya “Tidak beriman seorang diantara kamu sebelum hawa nafsunya tunduk kepada apa yang aku bawa dengannya Al-Qur’an & As-sunnah”. (Alhadits)

I. Pengertian Hidup :

1. Hidup adalah tahapan perjalanan/ terminal

Mengatasi Sengketa Tanah Sesuai Syariah


Ini saya ambil dari BULETIN AL-ISLAM EDISI 358
dan dari blog syariah islam , saya akan mengabungkan semuanya semoga ini bisa bermanfaat yang sedang terlibat masalah sengeketa tanah
Pekan-pekan terakhir ini, sejumlah media menjadikan kasus penembakan warga Desa Alastelogo di Pasuruan Jawa Timur oleh pasukan Marinir sebagai headline(berita utama). Sebagaimana

HUKUM MENCIUM HAJAR ASWAD UNTUK MENCARI TABARRUK


Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya Nabi Ismail a.s membangun Kaabah banyak kekurangan yang didapati kala itu. Pada mulanya Kaabah itu tidak beratap dan tidak memiliki pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail a.s mengumpulkan dan mengangkut batu dari berbagai gunung.

Hajar Aswad, Batuan dari Surga


Hajar Aswad adalah batu berwarna hitam kemerah-merahan, terletak di sudut selatan, sebelah kiri pintu Ka’bah. Ketinggiannya 1,10 m dari permukaan tanah. 

Ia tertanam di dinding Ka’bah.Dahulu, 

Hajar Aswad berupa satu batu yang berdiameter ± 30 cm. Akibat berbagai peristiwa yang menimpanya selama ini,sekarang Hajar Aswad tersisa delapan butir batu kecil sebesar kurma yang dikelilingi oleh bingkai perak.Namun, tidak semua yang terdapat di dalam bingkai adalah Hajar Aswad. Butiran Hajar Aswad tepat berada di tengah bingkai. Butiran inilah yang disentuh dan dicium oleh jamaah haji.

Hajar Aswad berasal dari surga. Awalnya batu ini berwarna putih. Namun, dia menjadi hitam disebabkan oleh dosa manusia. Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Hajar Aswad turun dari surga dalam keadaan lebih putih daripada susu. Lalu, dosa-dosa Bani Adam lah yang membuatnya hitam.” Demikianlah, bagian dalam Hajar Aswad berwarna putih, sedangkan bagian luarnya berwarna hitam.
Hajar Aswad selalu dimuliakan, baik pada masa Jahiliah, maupun setelah Islam datang.
Hingga, pada musim haji tahun 317 H, saat dunia Islam sangat lemah dan bercerai berai, kesempatan ini dimanfaatkan oleh Abu Thahir Al-Qurmuthi, seorang kepala salah satu suku Syi’ah Ismailiyah di Jazirah Arab bagian timur, untuk merampas Hajar Aswad. Dengan 700 anak buah bersenjata lengkap dia mendobrak Masjid Al-Haram dan membongkar Ka’bah secara paksa lalu merebut Hajar Aswad dan mengangkutnya ke negaranya yang terletak di kota Ahsa’ yang terletak di wilayah Bahrain, kawasan Teluk Persia sekarang.
Kemudian, ia membuat maklumat dengan menantang umat Islam. Inti dari maklumat itu, jika ingin mengambil Hajar Aswad, tebuslah dengan sejumlah uang yang pada saat itu sangat berat bagi umat Islam atau dengan perang. Baru setelah 22 tahun (tahun 339 H) batu itu dikembalikan ke Mekah oleh Khalifah Abbasiyah Al-Muthi’ lillah setelah ditebus dengan uang sebanyak 30.000 Dinar. Mereka membawanya ke Kufah, lalu menggantungkannya ke tiang ke tujuh Masjid Jami’. Setelah itu, mereka mengembalikannya ke tempat semula.

Referensi: Athlasul Hajj wal ‘Umrah, Dr. Sami Maghluts dan sumber lain.



Kejadian Baitullah (Kabah) Terendam Banjir

Pastinya kita sering melihat kabah ramai selalu dengan orang-orang dari seluruh belahan dunia untuk beribadah, tapi pernah tidak anda sekalian melihat kabah terendam ?
ka'bah pernah terndam banjir pada tahun 1941 dan pada tahun 2012 lalu ka'bah dibanjiri hujan, walau tak sehebat tahun 1941, 

Kemiskinan Itu Ujian Allah!


Kemiskinan Itu Ujian Allah!

Punya pendidikan tinggi merupakan impian tiap orang. Tapi, bagaimana jika kemiskinan terus menghadang. Jangankan untuk biaya kuliah, buat makan saja susah.

Berikut ini penelusuran dan wawancara Eramuslim denganseorang pemulung yang kini bisa terus kuliah di jurusan akuntansi di Pamulang, Tangerang. Mahasiswi berjilbab itu bernama Ming Ming Sari Nuryanti.

Sudah berapa lama Ming Ming jadi pemulung ?

Sejak tahun 2004. Waktu itu mau masuk SMU. Karena penghasilan ayah semakin tidak menentu, kami sekeluarga menjadi pemulung.

Sekeluarga ?

Iya. Setiap hari, saya, ayah, ibu, dan lima adik saya berjalan selama 3 sampai 4 jam mencari gelas mineral, botol mineral bekas, dan kardus. Kecuali adik yang baru kelas 2 SD yang tidak ikut.

***

Tempat tinggal Ming Ming berada di perbatasan antara Bogor dan Tangerang. Tepatnya di daerah Rumpin. Dari Serpong kurang lebih berjarak 40 kilometer. Kawasan itu terkenal dengan tempat penggalian pasir, batu kali, dan bahan bangunan lain. Tidak heran jika sepanjang jalan itu kerap dipadati truk dan suasana jalan yang penuh debu. Di sepanjang jalan itulah keluarga pemulung ini memunguti gelas dan botol mineral bekas dengan menggunakan karung.

Tiap hari, mereka berangkat sekitar jam 2 siang. Pilihan jam itu diambil karena Ming Ming dan adik-adik sudah pulang dari sekolah. Selain itu, bertepatan dengan jam berangkat sang ayah menuju tempat kerja di kawasan Ancol.

Setelah berjalan selama satu setengah sampai dua jam, sang ayah pun naik angkot menuju tempat kerja. Kemudian, ibu dan enam anak itu pun kembali menuju rumah. Sepanjang jalan pergi pulang itulah, mereka memunguti gelas dan botol mineral bekas.

Berapa banyak hasil yang bisa dipungut ?

Nggak tentu. Kadang-kadang dapat 3 kilo. Kadang-kadang, nggak nyampe sekilo. Kalau cuaca hujan bisa lebih parah. Tapi, rata-rata per hari sekitar 2 kiloan.

Kalau dirupiahkan?

Sekilo harganya 5 ribu. Jadi, per hari kami dapat sekitar 10 ribu rupiah.

Apa segitu cukup buat 9 orang per hari ?

Ya dicukup-cukupin. Alhamdulillah, kan ada tambahan dari penghasilan ayah. Walau tidak menentu, tapi lumayan buat keperluan hidup.

***

Ming Ming menjelaskan bahwa uang yang mereka dapatkan per hari diprioritaskan buat makan adik-adik dan biaya sekolah mereka. Sementara Ming Ming sendiri sudah terbiasa hanya makan sekali sehari. Terutama di malam hari.

Selain itu, mereka tidak dibingungkan dengan persoalan kontrak rumah. Karena selama ini mereka tinggal di lahan yang pemiliknya masih teman ayah Ming Ming. Di tempat itulah, mereka mendirikan gubuk sederhana yang terbuat dari barang-barang bekas yang ada di sekitar.

Berapa hari sekali, pengepul datang ke rumah Ming Ming untuk menimbang dan membayar hasil pungutan mereka.

Kalau lagi beruntung, mereka bisa dapat gelas dan botol air mineral bekas di tempat pesta pernikahan atau sunatan. Sayangnya, mereka harus menunggu acara selesai. Menunggu acara pesta itu biasanya antara jam 9 malam sampai jam 2 pagi. Selama 5 jam itu, Ming Ming sebagai anak sulung, ibu dan dua adiknya berkantuk-kantuk di tengah keramaian dan hiruk pikuk pesta.

Kalau di hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, keluarga pemulung ini juga punya kebiasaan yang berbeda dengan keluarga lain. Mereka tidak berkeliling kampung, berwisata, dan silaturahim ke handai taulan. Mereka justru memperpanjang rute memulung, karena biasanya di hari raya itu, barang-barang yang mereka cari tersedia lebih banyak dari hari-hari biasa.

Ming Ming tidak malu jadi pemulung ?

Awalnya berat sekali. Apalagi jalan yang kami lalui biasa dilalui teman-teman sekolah saya di SMU N 1 Rumpin. Tapi, karena tekad untuk bisa membiayai sekolah dan cinta saya dengan adik-adik, saya jadi biasa. Nggak malu lagi.

Dari mana Ming Ming belajar Islam ?

Sejak di SMU. Waktu itu, saya ikut rohis. Di rohis itulah, saya belajar Islam lewat mentoring seminggu sekali yang diadakan sekolah.

Ketika masuk kuliah, saya ikut rohis. Alhamdulillah, di situlah saya bisa terus belajar Islam.

Orang tua tidak masalah kalau Ming Ming memakai busana muslimah?

Alhamdulillah, nggak. Mereka welcome saja. Bahkan sekarang, lima adik perempuan saya juga sudah pakai jilbab.

***

Walau sudah mengenakan busana muslimah dengan jilbab yang lumayan panjang, Ming Ming dan adik-adik tidak merasa risih untuk tetap menjadi pemulung. Mereka biasa membawa karung, memunguti gelas dan botol air mineral bekas, juga kardus. Bahkan, Ming Ming pun sudah terbiasa menumpang truk. Walaupun, ia harus naik di belakang.

Ming Ming kuliah di mana ?

Di Universitas Pamulang, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi S1.

Maaf, apa cukup pendapatan Ming Ming untuk biaya kuliah ?

Jelas nggak. Tapi, buat saya, kemiskinan itu ujian dari Allah supaya kita bisa sabar dan istiqamah. Dengan tekad itu, saya yakin bisa terus kuliah.

Walaupun, di semester pertama, saya nyaris keluar. Karena nggak punya uang buat biaya satu semester yang jumlahnya satu juta lebih. Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah semuanya bisa terbayar.

***

Di awal-awal kuliah, muslimah kelahiran tahun 90 ini memang benar-benar melakukan hal yang bisa dianggap impossible. Tanpa uang memadai, ia bertekad kuat bisa masuk kuliah.

Ketika berangkat kuliah, sang ibu hanya memberikan ongkos ke Ming Ming secukupnya. Artinya, cuma ala kadarnya. Setelah dihitung-hitung, ongkos hanya cukup untuk pergi saja. Itu pun ada satu angkot yang tidak masuk hitungan alias harus jalan kaki. Sementara pulang, ia harus memutar otak supaya bisa sampai ke rumah. Dan itu ia lakukan setiap hari.

Sebagai gambaran, jarak antara kampus dan rumah harus ditempuh Ming Ming dengan naik empat kali angkot. Setiap angkot rata-rata menarik tarif untuk jarak yang ditempuh Ming Ming sekitar 3 ribu rupiah. Kecuali satu angkot di antara empat angkot itu yang menarik tarif 5 ribu rupiah. Karena jarak tempuhnya memang maksimal. Jadi, yang mesti disiapkan Ming Ming untuk sekali naik sekitar 14 ribu rupiah.

Di antara trik Ming Ming adalah ia pulang dari kuliah dengan berjalan kaki sejauh yang ia kuat. Sambil berjalan pulang itulah, Ming Ming mengeluarkan karung yang sudah ia siapkan. Sepanjang jalan dari Pamulang menuju Serpong, ia melepas status kemahasiswaannya dan kembali menjadi pemulung.

Jadi, jangankan kebayang untuk jajan, makan siang, dan nongkrong seperti mahasiswa kebanyakan; bisa sampai ke rumah saja bingungnya bukan main.

Sekarang apa Ming Ming masih pulang pergi dari kampus ke rumah dan menjadi pemulung sepulang kuliah ?

Saat ini, alhamdulillah, saya dan teman-teman UKM Muslim (Unit Kegiatan Mahasiswa Muslim) sudah membuat unit bisnis. Di antaranya, toko muslim. Dan saya dipercayakan teman-teman sebagai penjaga toko.

Seminggu sekali saya baru pulang. Kalau dihitung-hitung, penghasilannya hampir sama.

Jadi Ming Ming tidak jadi pemulung lagi ?

Tetap jadi pemulung. Kalau saya pulang ke rumah, saya tetap memanfaatkan perjalanan pulang dengan mencari barang bekas. Bahkan, saya ingin sekali mengembangkan bisnis pemulung keluarga menjadi tingkatan yang lebih tinggi. Yaitu, menjadi bisnis daur ulang. Dan ini memang butuh modal lumayan besar.

Cita-cita Ming Ming ?

Saya ingin menjadi da'i di jalan Allah. Dalam artian, dakwah yang lebih luas. Bukan hanya ngisi ceramah, tapi ingin mengembangkan potensi yang saya punya untuk berjuang di jalan Allah. (MN)

Sumber : Era Muslim.

Gabung juga di Buah Hatiku banyak tausiyah dan kisah menarik disana Buah Hatiku

Silahkan Klik "SUKA" dan "BAGIKAN". Sebarkan kepada semua saudara-saudara kita agar lebih berhati-hati. Moga Allah S.W.T akan membalas jasa baik anda dan semoga Allah memelihara kita di dunia dan di akhirat.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...