Mereka berkata; “Hai Dzulkarnain,
sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di
muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu,
supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka ?”
Ada tiga hal yang berbeda antara Tembok Cina
dan Tembok Zulkarnain. Pertama, tembok Cina terbuat dari batu-batu besar
yang disusun, bukan dari besi.
Kedua, tembok itu dibangun bertahap selama ratusan tahun oleh raja-raja
Dinasti Han, Ming, dst. Sambung-menyambung. Ketiga, dalam Al Kahfi ayat
86, ketika bertemu dengan suatu kaum di Barat, Allah berfirman,
QS. Al-Anbiya: 96 “Hingga apabila dibukakan
(tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh
tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari
berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir.
(Mereka berkata); “Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam
kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zhalim.”
Ya-juj dan Ma-juj dalam Hadits Dari Zainab
Binti Jahsh -isteri Nabi SAW, berkata; “Nabi SAW bangun dari tidurnya
dengan wajah memerah, kemudian bersabda; “Tiada Tuhan selain Allah,
celakalah bagi Arab dari kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) Telah dibukanya penutup Ya-juj
dan Ma-juj seperti ini !” beliau melingkarkan jari tangannya. (Dalam
riwayat lain tangannya membentuk isyarat 70 atau 90), Aku bertanya; “Ya Rasulullah SAW, apakah kita akan dihancurkan
walaupun ada orang-orang shalih ?” Beliau menjawab; “Ya, Jika banyak
kejelekan.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim)
Jenis dan Asal Usul Ya-juj dan Ma-juj dalam
QS. Al-Kahfi : 94 Ya-juj dan
Ma-juj menurut ahli lughah ada yang menyebut isim musytaq (memiliki akar
kata dari bhs. Arab) berasal dari AJAJA AN-NAR artinya jilatan api.
Atau dari AL-AJJAH (bercampur/sangat panas), al-Ajju (cepat bermusuhan),
Al-Ijajah (air yang memancar keras) dengan wazan MAF’UL dan YAF’UL /
FA’UL. Menurut Abu Hatim, Ma-juj berasal dari MAJA yaitu kekacauan.
Ma-juj berasal dari Mu-juj yaitu Malaja. Namun, menurut pendapat yang
shahih, Ya-juj dan Ma-juj bukan isim musytaq tapi merupakan isim ‘Ajam
dan Laqab (julukan). Para ulama sepakat,
bahwa Ya-juj dan Ma-juj termasuk spesies manusia.
Mereka berbeda dalam menentukan siapa nenek
moyangnya. A da
yang menyebutkan dari sulbi Adam AS dan Hawa atau dari Adam AS saja. Ada pula yang
menyebut dari sulbi Nabi Nuh AS dari keturunan Syis/At-Turk menurut
hadits Ibnu Katsir. Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh AS
mempunyai tiga anak, Sam, Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari
Yafuts Bin Nuh. Menurut Al-Maraghi, Ya-juj dan Ma-juj berasal dari satu
ayah yaitu Turk, Ya-juj adalah At-Tatar (Tartar) dan Ma-juj adalah
Al-Maghul (Mongol), namun keterangan ini tidak kuat. Mereka tinggal di
Asia bagian Timur dan menguasai dari Tibet ,
China
sampai Turkistan Barat dan Tamujin. Mereka dikenal sebagai Jengis Khan
(berarti Raja Dunia) pada abad ke-7 H di Asia Tengah dan menaklukan Cina
Timur. Ditaklukan oleh Quthbuddin Bin Armilan dari Raja Khuwarizmi yang
diteruskan oleh anaknya Aqthay. “Batu” anak saudaranya menukar dengan
negara Rusia tahun 723 H dan menghancurkan Babilon dan Hongaria.
Kemudian digantikan Jaluk dan dijajah Romawi dengan menggantikan anak
saudaranya Manju, diganti saudaranya Kilay yang menaklukan Cina.
Saudaranya Hulako menundukan negara Islam
dan menjatuhkan Bagdad pada masa daulah Abasia ketika dipimpin Khalifah
Al-Mu’tashim Billah pertengahan abad ke-7 H / 656 H. Ya-juj dan Ma-juj
adalah kaum yang banyak keturunannya.Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum melihat
seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka taat pada peraturan
masyarakat, adab dan pemimpinnya. Ada
yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter
dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga
mereka panjang, tapi ini tidak berdasar. Pada QS. Al-Kahfi:94, Ya-juj
dan Ma-juj adalah kaum yang kasar dan biadab.
Jika mereka melewati perkampungan, membabad
semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk.
Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar
mereka tidak dapat menembus dan
mengusik ketenangan penduduk. Siapakah Dzulkarnain ? Menurut versi
Barat, Dzulkarnain adalah Iskandar Bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany
(orang Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun. Membangun
Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan menikahi puterinya.
Mengadakan ekspansi ke India
dan menaklukan Mesir.
Menurut
Asy-Syaukany, pendapat di atas sulit diterima, karena hal ini
mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof. Sedangkan al-Quran
menyebutkan; “Kami (Allah) mengokohkannya di bumi dan Kami memberikan
kepadanya sebab segala sesuatu.”
Menurut sejarawan muslim Dzulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari
atau Abu Bakar Bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552
M.).
Kerajaannya disebut
At-Tababi’ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena
kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di Barat
sampai Timur. Menurut Ibnu Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih.
Ia seorang pengembara dan ketika sampai di
antara dua gunung antara Armenia
dan Azzarbaijan. Atas permintaan penduduk, Dzulkarnain membangun
benteng. Para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15
M, di belakang Jeihun dalam
ekspedisi Balkh
dan disebut sebagai “Babul Hadid” (Pintu Besi) di dekat Tarmidz.
Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade
Verger. Arkeolog Spanyol Klapigeo pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh
Raja Qisythalah di Andalus ke sana
dan bertamu pada Timurleng. “Babul Hadid” adalah jalan penghubung
antara Samarqindi dan India .
BENARKAH TEMBOK CINA ADALAH TEMBOK
Zulkarnain ?
Banyak orang
menyangka itulah tembok yang dibuat oleh Zulkarnain dalam surat Al Kahfi. Dan
yang disebut Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa Mongol dari Utara yang merusak dan
menghancurkan negeri-negeri yang mereka taklukkan. Mari kita cermati
kelanjutan surat
Al Kahfi ayat 95-98 tentang itu.
Zulkarnain memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat.
Zulkarnain memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat.
“Wahai Zulkarnain, terserah padamu apakah
akan engkau siksa kaum itu atau engkau berikan kebaikan pada mereka.”
Artinya, Zulkarnain mendapat wahyu langsung dari Tuhan, sedangkan
raja-raja Cina itu tidak. Maka jelaslah bahwa tembok Cina bukan yang
dimaksud dalam surat
Al Kahfi. Jadi di manakan tembok Zulkarnain?
BEBERAPA PENELITIAN TEMBOK YA’JUJ
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy
Qur’an menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah
tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu.
Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan
67oE. Tempat itu kini bernama buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi
dulu nama Arabnya adalah bab al hadid. Orang Persia menyebutnya
dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya tie-men-kuan. Semuanya bermakna
pintu gerbang besi.
Hiouen Tsiang,
seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam
perjalanannya ke India
di abad ke-7. Tidak jauh dari sana
ada danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani
Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi
tadi. Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 m
dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang
dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa.
Persis seperti bunyi surat
Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin
Inggris, mengenali gerbang besi itu.
Apa pun tentang keberadaan dinding penutup
tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia . Tepatnya ada di
perunungan yang sangat tinggi dan sangat keras. Ia berdiri tegak
seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu
tercantum pada peta-peta Islam mahupun Rusia, terletak di republik Georgia .
Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tembok penghalang yang dibangun Iskandar Dzul Qarnain untuk memenjarakan Ya’juj-Ma’juj terbuka.
Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tembok penghalang yang dibangun Iskandar Dzul Qarnain untuk memenjarakan Ya’juj-Ma’juj terbuka.
Mimpi itu mendorong Khalifah untuk
mengetahui perihal tembok itu saat itu, juga lokasi pastinya. Al-Watsiq
menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu.
Saat itu sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya
besar. Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi,
Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini.
Rombongan Sallam berangkat ke Armenia . Di
situ ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia . Dari Armenia ia
berangkat lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke
penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama
daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan
untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya’juj-Ma’juj.
27 hari Sallam mengarungi puing-puing daerah
Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah daerah luas bertanah hitam berbau
tidak enak. Selama 10 hari, Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu.
Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan
mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu adalah daerah yang
dihancurkan oleh Ya’juj-Ma’juj tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan
menuju daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan berada di balik gunung
tempat Ya’juj-Ma’juj berada.
Sallam kemudian pergi menuju pegunungan
Ya’juj-Ma’juj. Di situ ia melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas
lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi
sekitar 50 meter.
Dalam Nuzhat
al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan
dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan
baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi,
hal. 934 -938).
Al-Idrisi juga
menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan
biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu
mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari
dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal
itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis
manusia yang konon Ya’juj-Ma’juj itu.
Ya’juj-Ma’juj sendiri, menurut penuturan
al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku keturunan
Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku
lain. Mereka pembuat onar, dan sering menghancurkan suatu daerah.
Masyarakat mengadukan kelakuan suku Ya’juj dan Ma’juj kepada Iskandar
Dzul Qarnain, Raja Macedonia .
Iskandar kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan,
lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi.
Menjelang Kiamat nanti, pintu itu akan
jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai turunnya Nabi Isa
al-Masih.
Dalam Nuzhat
al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah
bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah
melihat Ya’juj-Ma’juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di
atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka.
Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam
pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand
(Uzbekistan ), lalu kota Ray (Iran ),
dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq . Ia
kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.
Kalau menurut penuturan Ibnu Bathuthah dalam
kitab Rahlat Ibn Bathuthah pegunungan Ya’juj-Ma’juj berada sekitar
perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan
al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah
daerah-daerah Rusia
0 komentar:
Post a Comment