LATAR BELAKANG LAHIRNYA ALIRAN SESAT AHMADIYAH/AHMADIAHLATAR BELAKANG LAHIRNYA ALIRAN SESAT AHMADIYAH/AHMADIAHLATAR BELAKANG LAHIRNYA ALIRAN SESAT AHMADIYAH/AHMADIAHLATAR BELAKANG LAHIRNYA ALIRAN SESAT AHMADIYAH/AHMADIAHLATAR BELAKANG LAHIRNYA ALIRAN SESAT AHMADIYAH/AHMADIAHLATAR BELAKANG LAHIRNYA ALIRAN SESAT AHMADIYAH/AHMADIAHLATAR BELAKANG LAHIRNYA ALIRAN SESAT AHMADIYAH/AHMADIAHLATAR BELAKANG LAHIRNYA ALIRAN SESAT AHMADIYAH/AHMADIAH
Latar Belakang Berdirinya Jemaat Ahmadiyah
- Tokoh yang dijanjikan di dalam Alquran
- Prolog
- Latar belakang keluarga Hz.Mirza Ghulam Ahmad
- Kelahiran & pendidikan awal
- Zaman pergolakan & perubahan dunia
- Kebangkitan Kristen
- Kebangkitan gerakan neo-Hindu
- Buku Barahiin Ahmadiyyah
- Reaksi & dukungan ummat bagi Barahiin Ahmadiyyah
- Reaksi pendukung & permintaan untuk menerima baiat
- Reaksi & penentangan dari pihak non-Islam
- Penda'waan Hz.Mirza Ghulam Ahmad & gelombang penentangan
- Karya-karya Tulis Hz.Mirza Ghulam Ahmad
- Media-media massa yg diterbitkan oleh Hz.Mirza Ghulam Ahmad
- Gerakan Al-Wasiyyat & kewafatan
- Silsilah Khilafat & perkembangan Ahmadiyah di seluruh dunia
- Ahmadiyah di Indonesia
Tokoh yang dijanjikan di dalam Alquran
"Huwallazii arsala rasulahuu bilhudaa wa diinilhaqqi, liyuzh-hirahuu alad-diini kullihi walaw karihal-musyrikuwn"
Dialah [Allah] yang mengirimkan Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia menyebabkannya menang atas semua agama, betapapun orang-orang musyrik tidak akan menyukai (As-Shaf:10).
Ayat ini mengisyaratkan pada kemenangan Islam atas
seluruh agama lainnya. Dan kemenangan tsb. dipakukan dibawah bendera Tauhid.
Sebab Tauhid lah yang dapat mempersatukan seluruh umat manusia. Dan Tauhid itu
sendiri merupakan ruh Islam. Kesempurnaan Syariat Islam telah terjadi di
masa dan di tangan Rasulullah saw. 14 abad yang silam. Namun kesempurnaan
penyebaran Syariat Islam, seperti yang diisyaratkan oleh Allah Ta'ala dan
Rasulullah saw., adalah pada masa dan di tangan tokoh yang dijanjikan sebagai
Masih Mau'ud dan Imam Mahdi
"Huwallazii ba'atsa fil-ummiyyina rasulanm-minhum yatluw alaiihim aayaatihii wayuzakkiihim wayu'allimuhumul-kitaaba wal-hikmah, wain kaanuw min-qoblu lafii dholalinm-mubiin. Wa'aakhoriina minhum lammaa yalhaqquw bihim wahuwal-aziizul hakiim"
Dialah [Allah] yang telah mengutus di tengah-tengah bangsa yang buta huruf seorang rasul dari antara mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah, walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata. Dan Dia akan membangkitkannya di tengah-tengah suatu golongan lain dari antara mereka, yang belum pernah bergabung dengan mereka. Dan, Dia-lah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (Al-Jumu'ah:3-4).
Ayat ini mengisyaratkan pada kebangkitan rohaniah
Rasulullah saw. (the second spiritual advent) dalam wujud seseorang yang
menyatu sepenuhnya dengan beliau dan merupakan cerminan rohaniah atau bayangan
kamil Rasulullah saw., namun belum pernah tergabung dalam para pengikut semasa
beliau hidup. Isyarat di dalam ayat ini dan di dalam hadis Nabi saw. yang
termasyhur tertuju kepada pengutusan Rasulullah saw. sendiri untuk kedua kali
dalam wujud Masih Mau'ud di akhir zaman.
[Kembali ke Atas]
Prolog
Jemaat Ahmadiyah adalah suatu gerakan dalam Islam yang
didirikan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. pada tahun 1889, atas perintah
Allah Ta'ala. Ahmadiyah bukanlah suatu agama. Agamanya adalah ISLAM. Jemaat
Ahmadiyah menjunjung tinggi Kalimah Syahadat "Laa ilaha Illallah,
Muhammadur-rasulullah". Jemaat Ahmadiyah bersaksi bahwasanya tiada tuhan
melainkan Allah dan Muhammad itu adalah rasul Allah.
Jemaat Ahmadiyah menjunjung tinggi kitab suci Al-Quran
sebagai Kitab Syariat terakhir yang paling sempurna, hingga kiamat.
Jemaat Ahmadiyah menjunjung tinggi Sayyidina Muhammad
Mustafa Rasulullah shallallahu alaihi wa'aalihi wassallam sebagai
Khataman-nabiyyiyn yang merupakan penghulu dari sekalian nabi dan nabi
yang paling mulia. Beliau adalah nabi pembawa syariat terakhir. Penutup pintu
kenabian tasyri'i. Tidak ada lagi nabi pembawa syariat baru sesudah
Rasulullah saw..
Nama Ahmadiyah berasal dari nama sifat Rasulullah
saw. -- Ahmad (yang terpuji). Yakni yang menggambarkan suatu
keindahan/kelembutan. Zaman sekarang ini adalah zaman penyebar-luasan amanat
yang diemban Rasulullah saw. dan merupakan zaman penyiaran sanjungan pujian
terhadap Allah Ta'ala. Era penampakkan sifat Ahmadiyah Rasulullah saw..
(Da'watul Amir, M.Bashiruddin Mahmud Ahmad, edisi terj.Bhs.Indonesia,
1989,h.2)
Tujuan Jemaat Ahmadiyah adalah Yuhyiddiyna
wayuqiymus-syariah. Menghidupkan kembali agama Islam, dan menegakkan kembali
Syariat Qur'aniah.
Dalam arti yang lebih mendalam adalah untuk menghimbau
ummat manusia kepada Allah Ta'ala dengan memperkenalkan mereka sosok sejati
Rasulullah saw., dan menciptakan perdamaian serta persatuan antar berbagai
kalangan manusia. Ahmadiyah berusaha menghapuskan segala kendala yang timbul
karena perbedaan ras dan warna kulit sehingga umat manusia dapat bersatu dan
mengupayakan perdamaian semesta.
Kami beriman bahwa Allah itu Mahaesa dan tidak mempunyai
sekutu dalam zat-Nya maupun dalam sifat-sifat-Nya, dan tidak dilahirkan maupun
melahirkan. Dia bebas dari segala jenis kekurangan dan kelemahan dan sempurna di
dalam segala sifat-Nya. Dia mengabulkan doa-doa para hamba-Nya dan membantu
mereka dalam memenuhi segala keperluan mereka. Nikmat-nikmat-Nya, baik secara
materi ataupun rohani, tidak terbatas, dan tidak hanya dilimpahkan kepada suatu
bangsa atau kaum tertentu. Jemaat Ahmadiyah menganggap sebagai kewajibannya
untuk mengimbau umat manusia menerima Tauhid Ilahi, sebab, penerimaan Tauhid
Ilahi dapat mewujudkan perdamaian dan persatuan diantara umat
manusia.
Kami percaya bahwa semua agama besar pada awalnya
mempunyai landasan kebenaran dan masih mengandung banyak nilai keindahan. Kami
menolak dan menyangkal sikap yang menyatakan bahwa tidak ada agama selain
agamanya sendiri yang mengandung suatu kebenaran atau nilai keindahan.
Kendatipun demikian, kami menganggap sebagai kewajiban kami untuk
mengumandangkan bahwasanya Islam mengandung tuntunan Samawi dengan bentuknya
yang utuh dan sempurna guna membimbing umat manusia mencapai hubungan kedekatan
dengan Allah Ta'ala.
Kami menjunjung tinggi kebebasan suara hati lebih dari
segala kemerdekaan dan sebagai hak-hidup setiap makhluk manusia. Kami memandang
tidak ada dosa yang begitu keji seperti tindakan paksa atau kekerasan dalam
urusan agama. Kami memandang haram untuk berperang atau memerangi pemerintah
atau bangsa yang memberi kemerdekaan penuh kepada penyuaraan kata hati dan agama
orang-orang yang menghuni wilayah-wilayahnya. Kami memandang orang-orang Islam
yang mensahkan perang disebabkan perbedaan dalam urusan agama adalah sebagai
kesalahan besar dalam memegang akidah yang sama-sekali tidak sesuai dengan jiwa
agama Islam yang hakiki ini.
Kami menganggap sebagai kewajiban agama yang pokok untuk
mentaati sepenuhnya undang-undang dan peraturan pemerintah tempat kami bernaung.
Kami memandang pemberontakan dan pembangkangan terhadap pemerintah yang berkuasa
sebagai sesuatu yang sama-sekali tidak dibenarkan dan bertentangan dengan ajaran
Islam. Kami memegang prinsip ini dengan seteguh-teguhnya dimana pun kami
berada.
Kami percaya bahwa janji Tuhan yang diberikan-Nya kepada
umat manusia melalui semua agama besar mengenai turunnya seorang nabi di akhir
zaman telah menjadi kenyataan di dalam diri Hz.Mirza Ghulam Ahmad as., pendiri
Jemaat Ahmadiyah. Beliau adalah Almasih yang ditunggu-tunggu oleh umat Kristen;
Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam; dan Krishna yang
dinanti-nantikan oleh umat Hindu. (Dikutip dari: Akidah Dan Tujuan Jemaat
Ahmadiyah; Suvenir Peringatan Seabad Gerhana Bulan & Gerhana
Matahari 1894-1994, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1994, h.46-47).
[Kembali ke Atas]
Latar Belakang Keluarga Hz.Mirza Ghulam Ahmad
Hz.Mirza Ghulam Ahmad berasal dari suatu rumpun keluarga
yang merupakan pendatang dari Samarqand, sebuah kota di Asia Tengah.
Nenek-moyang beliau hijrah dari Samarqand menuju Punjab, India pada awal abad
keenambelas, di masa kekuasaan Emperor Babar dari Dinasti Moghul. Mereka memohon
untuk dapat berkhidmat kepada dinasti tsb. dan mendapat kepercayaan di kawasan
Punjab. [Lihat karangan-karangan Lepel H. Griffin: The Punjab chiefs
(Lahore,1865),h.380-381; The Panjab chiefs (edisi baru,
Lahore,1890),vol.2,h.49-50; Chiefs and families in the Panjab...,
dikoreksi dan direvisi oleh W.L.Conran dan H.D.Craik
(Lahore,1910),vol.2,h.40-41. Tentang silsilah keturunan keluarga tsb. lihat:
Revised pedigree tables of the families mentioned in Griffin's "Punjab
chiefs" and Massy's "Chiefs and families of note in the Punjab"
(Lahore,1899),h.76. Sumber:Prophecy Continuous, Yohanan Friedmann,
University of California Press, 1989,h.2]
Beliau adalah keturunan dari Haji Barlas, yang merupakan
paman Amir Timur. Timur berasal dari suku Barlas yang terkenal dan yang
menguasai kawasan Kish selama 200 tahun. Kawasan ini pada zaman dahulu dikenal
dengan nama Sogdiana, yangmana ibukotanya adalah Samarkand. Mereka adalah suku
yang berakar dari Persia. Kata Samarkand itu sendiri berasal dari Bhs.Farsi.
Barlas juga demikian, artinya: pemuda gagah berani dari kalangan terhormat.
Mirza Hadi Beg memimpin hijrah dari Samarkand tsb. menuju Punjab, India, dengan
membawa rombongan sekitar 200 orang. Mereka membangun sebuah perkampungan yang
tidak begitu jauh dari sungai Bias, dan menamakannya Islampur. Emperor
Babar memberikan kepada beliau kawasan yang mencakup ratusan perkampungan. Dan
beliau ditunjuk sebagai Qazi disana. Sehingga kampung kediaman beliau itu
dikenal dengan nama Islampur Qazi. Akhirnya nama ini tinggal Qazi
dan lebih dikenal dengan sebutan Qadi yang kemudian menjadi
Qadian. (Lihat: Life of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication,
1948,vol.1,h.7-8)
[Kembali ke Atas]
Kelahiran & Pendidikan Awal
Hz.Mirza Ghulam Ahmad dilahirkan kembar di Qadian pada
tahun 1835. Saudara kembar beliau (perempuan) wafat beberapa hari setelah lahir.
(Lihat: Life of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication,
1948,vol.1,h.27)
Semenjak kecil beliau tidak pernah belajar di
sekolah/madrasah ataupun suatu institusi pendidikan formal. Pada usia sekitar 7
tahun (sekitar thn.1841) beliau dididik oleh seorang guru privat yang bernama
Fazl Ilahi. Ia seorang penduduk Qadian dan penganut mazhab Hanafiah. Ia
mengajarkan Al-Quran dan beberapa dasar buku pelajaran bahasa Farsi. Pada usia
10 tahun Hz.Mirza Ghulam Ahmad dididik oleh guru privat bernama Fazl Muhammad.
Ia berasal dari Feroze-wala, Gujran-wala, dan dari kelompok Ahli-Hadis. Ia
mengajarkan dasar-dasar tata-bahasa Arab. Dan pada usia 17 atau 18 tahun beliau
dididik oleh seorang guru Shiah, bernama Gul Ali Shah. Guru ini mengajarkan
lebih lanjut tata-bahasa Arab dan juga mantik/logika. Selain itu ayah beliau
adalah seorang tabib yang mahir, maka beliau pun memperoleh pendidikan dalam
bidang ilmu ketabiban ini. Dan beliau mempunyai kecenderungan banyak menelaah
buku-buku. Terutama dari perpustakaan keluarga yang masih terpelihara sejak
turun-temurun. (Lihat: Sirrul-Khilafa, Mirza Ghulam Ahmad,
Amritsar,1894,h.7; Life ofAhmad, A.R.Dard, Tabshir Publication,
1948,vol.1,h.29; Prophecy Continuous, Yohanan Friedmann, University of
California Press, 1989,h.3)
[Kembali ke Atas]
Zaman Pergolakan & Perubahan Dunia
Banyak perubahan dan pergolakan sosio-politik dunia pada
masa-masa itu. Imperialisme Barat menampakkan warnanya. Inggris Raya sedang
jaya-jayanya hampir di seluruh belahan bumi ini. Namun sejauh yang berkaitan
dengan masalah agama Kerajaan Inggris memberikan jaminan kebebasan beragama,
khususnya dalam toleransi beragama. Yaitu dengan disahkannya rancangan
undang-undang Emansipasi Katolik (Catholic Emancipation Bill) pada tahun
1829, yangmana dasarnya adalah penghapusan diskriminasi dalam perkara-perkara
sipil dan kesama-rataan dalam hak-hak politis.
Banyak hal yang merubah pola pikir dan cara hidup dunia.
Rancangan pembuatan terusan Suez sudah mulai dijajaki semenjak tahun 1833. Dan
Terusan Suez itu selesai dibuat pada tahun 1865. Mesin cetak plat baja sudah
ditemukan pada akhir abad ke-18. Dan mesin cetak praktis yang menggunakan tenaga
uap pertama kali diproduksi dan digunakan pada tahun 1814. Kenderaan-kenderaan
atau alat-alat transportasi praktis yang menggunakan tenaga uap dirancang pada
tahun 1802, dan pada tahun 1824 sudah banyak yang beredar dengan sukses. Daimler
menemukan internal-combustion-motor pada tahun 1885 yang menggunakan
minyak/petroleum spirit. Kapal uap pertama mulai menjelajahi jarak antara
Liverpool dan Glasgow pada tahun 1815. Jaringan kereta-api pun mulai dibuka di
Inggris pada tahun 1825. Electric telegraphy mulai digunakan pada tahun 1820
sebagai sarana komunikasi antar berbagai tempat di seluruh dunia. Mesin
elektro-magnetik mulai digunakan pada tahun 1832. Pada tahun 1846 telah
ditemukan sistim anaesthetik. Dan sistim antiseptik dalam perawatan luka mulai
diakui pada tahun 1867. Penelitian Pasteur tentang teori kuman pada
penyakit-penyakit infeksi dimulai pada tahun 1850. Dan malaria serta
tuberculosis ditemukan pada tahun 1880. Penggunaan listrik secara komersial
untuk sarana penerangan telah dimulai pada tahun 1879. Dan telephone ditemukan
pada tahun 1876. Demikian pula X-ray ditemukan pada tahun 1895. Ringkasnya
banyak sekali penemuan-penemuan baru yang mengubah pola pikir dan pola hidup
manusia. (Life of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication,
1948,vol.1,h.20-24)
[Kembali ke Atas]
Kebangkitan Kristen
Selain itu di bidang keagamaan, missi-missi Kristen
mulai bergerak dengan gencarnya di seluruh dunia semenjak tahun 1804, khususnya
ketika British & Foreign Bible Society terbentuk. (Life of Ahmad,
A.R.Dard, Tabshir Publication, 1948,vol.1,h.20-24)
Bahkan kurun waktu antara tahun 1815 hingga 1914 telah
ditetapkan oleh kelompok Kristen sebagai The Great Century of World
Evangelization (Abad Agung Penginjilan Dunia). Dan anak-benua India
merupakan sebuah sasaran yang dijadikan sebagai proyek besar bagi gerakan
penginjilan/kristenisasi itu. Dan jutaan orang masuk ke dalam agama Kristen
melalui gerakan-gerakan missionaris Kristen disana. Misalnya: missi-missi
Kristen dari Inggris antara lain Methodists masuk ke India pada tahun
1819; Scottish Presbyterians masuk pada tahun 1823. Sedangkan missi-missi
Kristen dari Amerika antara lain: Congregationalist (American
Board) masuk ke India pada tahun 1810; Presbyterians pada tahun 1834;
Baptists pada tahun 1836; Lutherans pada tahun 1840; dan
Methodists pada tahun 1856. Kemudian German Gossner Mission masuk
pada tahun 1839. Dan Scandinavian Lutherans pada tahun 1867. Dan uniknya
Ratu Victoria memproklamirkan kebebasan beragama serta sikap tidak memihak
Kerajaan Inggris Raya pada suatu agama, di India pada tahun 1858. (Lihat:
World Christian Encyclopedia, David B.Barrett, Oxford,1982,p.23-30)
[Kembali ke Atas]
Kebangkitan Gerakan Neo-Hindu
Bersamaan dengan itu di anak-benua India pun bermunculan
kelompok-kelompok Neo-Hindu yang gencar menghadapi perkembangan zaman.
Diantaranya yang paling militan dan agressif adalah sekte Arya
Samaj(Aryan Society) yang didirikan pertama kali pada tahun 1875 di Bombay
oleh Swami Dayananda Saraswati (1824-1883). Ini adalah suatu gerakan yang ingin
mengembalikan kemurnian agama Hindu dan menampilkannya sebagai suatu kebanggaan
nasional India. Swami Dayananda Saraswati ini mulai mengembangkan ajaran
Neo-Hindu-nya sejak tahun 1865. Alirannya banyak menentang pemahaman-pemahaman
Hindu Brahma yang ortodox. Selain itu mereka melancarkan serangan besar-besaran
terhadap Kristen maupun Islam. Swami Dayananda Saraswati yang digelari "Hindu
Luther" oleh penentangnya, juga menulis sebuah 'Bible' Arya Samaj yang
bernama Satyarth Prakash, yang berisikan penafsiran/terapan-terapan ayat
Veda yang menggambarkan sikap Hindu terhadap agama-agama lainnya dan terhadap
permasalahan-permasalahan sosial kontemporer. Sekte ini berkembang menjamur di
India dengan cepat, khususnya di wilayah Punjab. (Lihat:The Raj, India &
the British 1600-1947, C.A.Bayly, National Potrait Gallery Publications,
London,1990,p.305-306; Life of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication,
1948,vol.1,h.61; Arya Dharm: Hindu consciousness in 19th century Punjab,
Kenneth W.Jones, Univercity of California Press, Berkeley and Los Angeles, 1976;
Prophecy Continuous, Yohanan Friedmann, University of California Press,
1989,foot note p.4)
[Kembali ke Atas]
Buku Barahiin Ahmadiyyah
Kondisi Islam pada saat itu benar-benar menyedihkan. Di
satu sisi gerakan Kristenisasi sedang gencar-gencarnya berjalan di India dan
menarik ratusan ribu orang masuk ke dalam agama Kristen dan di sisi lain
serangan-serangan pihak Hindu terhadap Islam, Al-Quran dan terhadap wujud suci
Nabi Muhammad Mustafa saw..
Kondisi inilah yang banyak mewarnai kehidupan awal
daripada Hz.Mirza Ghulam Ahmad as.. Beliau banyak menelaah literatur-literatur
yang berkaitan dengan agama-agama tersebut. Beliau secara personal banyak
terlibat dalam upaya-upaya untuk membela Islam dari serangan-serangan di kedua
arah tsb.. Disamping itu beliau sendiri mengalami perkembangan
rohaniah.
Sejak tahun 1872 Hz.Mirza Ghulam Ahmad as. sudah giat
membela Islam membalas serangan-serangan dari kelompok Kristen dan kelompok
Hindu khususnya Arya Samaj dan Brahmu Samaj. Beliau banyak menulis
artikel-artikel berkenaan dengan itu di berbagai media massa. Antara lain jurnal
Manshur Muhammadi yang terbit dari Bangalore, Maysore, India Selatan,
setiap 10 hari sekali. Kemudian pada beberapa surat-kabar yang terbit dari
Amritsar a.l: Wakil; Safir Hind; Widya Prakash; dan Riaz Hind.
Demikian pula pada Brother Hind (Lahore), Aftab Punjab (Lahore),
Wazir Hind (Sialkot), Nur Afshan (Ludhiana) dan
Isyaatus-Sunnah (Batala). Begitu juga pada Akhbar-e-Aam (Lahore).
(Lihat: Ahmadiyyat, The Renaissance of Islam, Muhammad Zafrullah Khan,
Tabshir Publications, London,1978,h.16; Life of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir
Publication, 1948,vol.1,h.63)
Melihat serangan terhadap Islam semakin menjadi-jadi,
dan tidak ada upaya berarti yang dilakukan oleh pemuka-pemuka Islam, maka
berdasarkan bimbingan dari Allah Ta'ala, Hz.Mirza Ghulam Ahmad as. mulai menulis
buku Barahiin Ahmadiyya. Jilid 1 dan 2 diterbitkan pada tahun 1880; jilid
3 terbit pada tahun 1882; dan jilid 4 pada tahun 1884. Intinya beliau memaparkan
bukti-bukti keunggulan dan hidupnya agama Islam serta ketinggian/kemuliaan Kitab
Suci Al-Quran dan Rasulullah saw. sebagai perbandingan dengan agama Hindu,
Kristen dan agama-agama lainnya.
Pada jilid pertama beliau lebih memfokuskan pada
balasan serangan terhadap ajaran Arya Samaj yang menghina Rasulullah saw., Nabi
Isa as., dan Nabi Musa as. serta yang menuduh kitab-kitab suci para nabi tsb.
adalah palsu. Disamping itu beliau menyerang akidah Arya Samaj yang menyatakan
bahwa ruh tidak diciptakan oleh Tuhan, melainkan telah ada dengan sendirinya
sejak awal-permulaan. (Barahiin Ahmadiyyah, Rohani Khazain vol.1,h.72;
Life of Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication, 1948,vol.1,h.70)
Jilid kedua masih berkenaan dengan akidah-akidah Arya
Samaj. Kemudian mengenai kedudukan dan perlunya wahyu. Mengenai keunggulan Kitab
Suci Al-Quran atas kitab-kitab agama lainnya. Dan juga beliau menekankan kaidah
dasar pembuktian kebenaran suatu agama yang harus berdasarkan pada kitab suci
yang diakui oleh agama itu sendiri. Pada jilid ketiga beliau merinci
keindahan dan kemuliaan Al-Quran. Beliau menjawab serangan-serangan yang
ditujukan kepada Al-Quran. Dan beliau menyatakan bahwa beliau menerima
wahyu-wahyu dari Allah Ta'ala dan beliau bersedia untuk membuktikan
kebenarannya. Pada jilid keempat beliau membahas tentang bentuk asli
bahasa umat manusia; tentang kedudukan mukjizat dan pentingnya
nubuatan-nubuatan/ khabar-ghaib seorang nabi berkenaan masa mendatang. Beliau
memaparkan konsep-konsep agama Budha, Kristen dan Hindu Arya Samaj tentang
Tuhan, dan membuktikan keunggulan ajaran Islam. Dan kitab-kitab Yahudi pun
beliau paparkan sebagai perbandingan dengan Al-Quran. (Life of Ahmad,
A.R.Dard, Tabshir Publication, 1948,vol.1,h.70-76)
Salah satu aspek yang sangat beliau tekankan dan beliau
tampilkan sebagai bukti tetap hidupnya agama Islam hingga hari Kiamat adalah
adanya hubungan komunikasi yang hidup antara Tuhan dengan hamba-hamba-Nya.
Beliau paparkan sendiri pengalaman-pengalaman rohaniah beliau dalam bentuk
wahyu, ilham, rukya-rukya, maupun kasyaf.
[Kembali ke Atas]
Reaksi & Dukungan Ummat Bagi Barahiin Ahmadiyyah
Sebelumnya, Hz.Mirza Ghulam Ahmad tidak begitu dikenal.
Dan beliau berjuang sendirian. Namun setelah penerbitan buku Barahiin
Ahmadiyyah, keadaan menjadi berubah dan beliau mulai dikenal dan tampil
secara terbuka. Barahiin Ahmadiyyah mendapat sambutan yang sangat besar
dari kalangan umat Islam. Buku ini telah menimbulkan suatu kejutan dan gejolak
revolusi besar bagi pihak-pihak non-Islam maupun bagi kalangan Islam sendiri.
Para pemuka Islam yang tadinya telah kehilangan nyali, seolah-olah mendapatkan
seorang pembela Islam yang ulung sehingga mereka serentak berdiri di belakang
beliau mendukung, dalam menghadapi serangan-serangan pihak non-Islam. Berikut
ini beberapa kutipan sambutan dan dukungan tokoh-tokoh Islam India pada masa
itu.
Mlv.Muhammad Hussein Batalvi, seorang tokoh terkemuka
dari kelompok Ahli Hadis di India, banyak memberikan sanjungan terhadap buku
Barahiin Ahmadiyyah maupun terhadap penulisnya. Beliau ini adalah seorang
tokoh yang sangat mendukung perjuangan Hz.Mirza Ghulam Ahmad a.s. pada mulanya,
namun pada akhirnya beliau berubah menjadi penentang keras beliau as.. Di dalam
salah satu risalahnya, Mlv.Muhammad Hussein Batalvi menuliskan kesaksian beliau
tentang buku Barahin Ahmadiyah:
"Menurut pendapat saya -- pada zaman sekarang dan sesuai kondisi yang berlaku -- buku ini adalah sedemikian rupa, yangmana sampai saat ini di dalam Islam tidak ada bandingannya yang telah ditulis, dan tidak pula ada khabar di masa mendatang.... Penulisnya pun -- dalam hal memberikan bantuan kepada Islam dari segi harta, jiwa, tulisan maupun lisan -- sangat teguh dan kukuh pada langkah-langkahnya. Sehingga sangat sedikit ditemukan contoh yang seperti beliau, walau dari kalangan umat Islam terdahulu sekali pun..." (Risalah Isyaatus-Sunnah jld.7, no.6-11; Swanah Fazl Umar, Jld.I, hal.20)
Kemudian berikut ini ulasan dari seorang tokoh sufi
terkenal di India yang berasal dari Ludhiana. Yaitu Hz.Sufi Ahmad Jaan
r.a.. Banyak murid maupun pengikut beliau yang menjadi tokoh-tokoh pemuka
agama Islam saat itu. Sang sufi ini menuliskan ulasan tentang buku Barahiin
Ahmadiyyah di dalam sebuah selebaran beliau yang berjudul Isytihar
Wajibul Izhar:
"Di zaman abad ke empatbelas telah berkecamuk sebuah tofan kebobrokan di dalam setiap agama. Seperti yang dikatakan orang: orang-orang kafir baru banyak bermunculan, dan orang-orang Islam baru pun banyak bermunculan. Tidak diragukan lagi, diperlukan sebuah buku dan seorang mujaddid seperti Barahiinn Ahmadiyah serta penulisnya Maulana Mirza Ghulam Ahmad Sahib. [Yaitu] yang dengan berbagai cara siap untuk membuktikan da'wah Islam atas para penentang. Beliau bukanlah berasal dari kalangan ulama maupun cendekiawan umum. Melainkan secara khusus [datang] untuk tugas ini sebagai utusan dari Allah; penerima ilham dan yang bercakap-cakap dengan Allah.... Sang penulis adalah mujaddid, mujtahid, muhaddats bagi abad-keempat belas ini, dan merupakan seorang yang kamil dari kalangan umat ini. Hadis Nabawi ini pun mendukung beliau: 'Ulama ummati kalanbiyaa Bani Israil'... Wahai para penelaah! Dengan niat yang benar serta dengan semangat kebenaran yang sempurna saya menyampaikan hal ini, bahwa tidak diragukan lagi bahwasanya Mirza Sahib adalah mujaddid era ini. [Beliau merupakan] 'pedoman' bagi para pencari jalan [kebenaran]; matahari bagi orang-orang yang berhati batu; penunjuk jalan bagi orang-orang yang sesat; pedang nyata bagi para pengingkar Islam; hujjah sempurna bagi para pendengki. Yakinilah bahwa tidak akan datang lagi masa yang seperti ini. Ketahuilah, bahwa masa ujian telah tiba. Dan Hujjah Ilahi telah tegak. Dan bagaikan matahari jagat raya, telah diutus seorang Haadi Kamil (pemberi petunjuk yang sempurna), supaya ia menganugerahkan nur kepada orang-orang yang benar dan mengeluarkan [mereka] dari kegelapan dan kesesatan. Serta akan menghujjat para pendusta". (Swanah Fazl Umar, jld.I, hal.21-22)
[Kembali ke Atas]
Reaksi Pendukung & Permintaan Untuk Menerima Baiat
Banyak dari kalangan umat Islam yang berkeinginan untuk
menjadi murid beliau dan meminta agar beliau mau menerima bai'at mereka.
Pada bulan Maret 1882 pertama kali Hz.Mirza Ghulam Ahmad
memperoleh perintah dari Allah Ta'ala bahwasanya beliau dijadikan Ma'mur
Minallah (Utusan Allah). Dari itu juga beliau menyatakan diri sebagai
Mujaddid. Wahyu ini beliau terbitkan di dalam Barahiin Ahmadiyyah
jilid I edisi pertama pada cat.kaki pd.cat.kaki hal.238. (Adapun bunyi wahyu
tsb. adalah: "Qul inny umirtu wa'anaa awwalul-mu'miniyn -- [Katakanlah,
aku telah diutus/diperintahkan, dan akulah yang pertama beriman]". (Lihat:
Tazkirah, Bhs.Urdu, Al-Syirkatul Islamiyah, Rabwah, 1969,h.44; Rohani
Khazain jld.1,h.265)
Semenjak awal tahun 1883 sudah banyak orang yang
mengutarakan keinginan mereka untuk bai'at di tangan beliau. Namun beliau belum
dapat menerimanya sebab belum ada petunjuk dari Allah Ta'ala.
Akhirnya setelah ada petunjuk dari Allah Ta'ala pada
bulan Februari atau Maret 1888, maka pada akhir tahun 1888 beliau menyebarkan
selebaran undangan untuk bai'at, yang beliau tujukan kepada para pencahari
kebenaran.
Dan pengambilan bai'at yang pertama berlangsung di
Ludhiana pada tanggal 23 Maret 1889. Pada bai'at pertama ini sebanyak 40 orang
menyatakan ikrar bai'at mereka di tangan Hz.Mirza Ghulam Ahmad. Inilah yang
dinyatakan sebagai peletakan fondasi pertama dari Jemaat Ahmadiyah (Life of
Ahmad, A.R.Dard, Tabshir Publication, 1948,vol.1,h.139-140, 151-159)
[Kembali ke Atas]
Reaksi & Penentangan Dari Pihak Non-Islam
Sebaliknya, Barahiin Ahmadiyyah telah
membangkitkan reaksi keras dari kalangan non-Islam, terutama Hindu Arya Samaj,
yang kemudian diikuti oleh kelompok Kristen. Hz.Mirza Ghulam Ahmad mulai
menghadapi mereka langsung dengan mengadakan perdebatan-perdebatan.
Yang pertama berlangsung adalah perdebatan beliau dengan
seorang guru dan anggota Arya Samaj, Lala Murli Dhar, pada bulan Maret 1886 di
Hosyiarpur. Dhar menyerang pendapat Islam berkenaan dengan mukjizat
Syaqqul-Qamar, sedangkan Hz.Mirza Ghulam Ahmad mengecam akidah Arya Samaj
yang menyatakan bahwa ruh tidak diciptakan oleh Tuhan melainkan telah ada dari
sejak awal. (Lihat: Surmah Chasm Arya & Rohani Khazain
jld.2,h.49-308; Arya Dharm: Hindu consciousness in 19th century Punjab,
Kenneth W.Jones, Univercity of California Press, Berkeley and Los Angeles, 1976;
Prophecy Continuous, Yohanan Friedmann, University of California Press,
1989,p.4-5)
Kemudian pada tahun 1886 itu juga Pandit Lekh Ram dari
Arya Samaj menyerang Hz.Mirza Ghulam Ahmad. Ia menerbitkan buku dan
selebaran-selebaran yang mencaci maki Rasulullah saw. dan Islam serta menghina
diri Hz.Mirza Ghulam Ahmad as.. Terjadi polemik keras antara keduanya. Pandit
Lekh Ram mengalami kematian yang tragis dan misterius pada tahun 1897 setelah
adanya nubuatan-nubuatan dari Hz.Mirza Ghulam Ahmad.
[Kembali ke Atas]
Penda'waan Hz.Mirza Ghulam Ahmad & Gelombang Penentangan
Pada akhir tahun 1890 Hz.Mirza Ghulam Ahmad menerima
wahyu yang menyatakan bahwa Nabi Isa as. telah wafat dan Almasih yang dijanjikan
kedatangannya di akhir zaman itu beliau lah orangnya. (Yakni: "Masih Ibnu
Maryam Rasulullah faot hocuka he, aor uske rangg me ho kar wa'dah ke muwafiq tu
aya he -- [Masih ibnu Maryam rasul Allah, telah wafat. Sesuai dengan janji,
engkau datang dengan menyandang warnanya." (Lihat: Tazkirah, Bhs.Urdu,
Al-Syirkatul Islamiyah, Rabwah, 1969,h,183; Izalah Auham, Mirza Ghulam
Ahmad,jld.2,h.561-562; Rohani Khazain, Add.Nazir Ishaat, London,
jld.3,h.402)
Dan pada awal tahun 1891 beliau menda'wakan diri beliau
sebagai Almasih yang dijanjikan atau Masih Mau'ud, dan juga sebagai Imam Mahdi.
(Da'watul Amir, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, terj.Bhs.Indonesia,
Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1989, hal.xii)
Semenjak itu gelombang penentengan semakin marak. Yakni
dari kalangan umat Islam sendiri dan juga dari kalangan Kristen. Semenjak itu
banyak terjadi perdebatan-perdebatan seputar hidup matinya Nabi Isa. Beberapa
perdebatan penting antaranya adalah sbb..
Dari kalangan umat Islam yang menentang justru bekas
sahabat beliau yang memberikan dukungan sepenuhnya terhadap karya beliau
Barahiin Ahmadiyyah, yaitu Muhammad Hussein Batalwi, seorang tokoh Ahli
Hadis terkemuka di India pada masa itu. Sebab Muhammad Hussein Batalwi berakidah
bahwasanya Nabi Isa as. masih hidup di langit dan akan turun ke bumi. Perdebatan
ini berlangsung di Ludhiana pada bulan Juli 1891.
Kemudian masih mengenai Nabi Isa, berlangsung perdebatan
di Delhi pada bulan Oktober 1891 antara Hz.Mirza Ghulam Ahmad as. dengan
Muhammad Nazir Hussein dan Abu Muhammad Abdul Haq.
Dari kalangan Kristen yang tampil adalah Henry Martin
Clark, seorang tokoh Kristen yang mendirikan missi kesehatan dari Church
Missionary Society di Amritsar pada tahun 1892. Pada bulan April 1893 Hz.Mirza
Ghulam Ahmad as. menerima tantangannya untuk mengadakan perdebatan. Perdebatan
itu sendiri berlangsung selama 15 hari pada bulan Mei 1893. Dalam perdebatan
tsb. Clark dibantu oleh Abdullah Atham, seorang tokoh Kristen yang berasal dari
Islam. Inti perdebatan adalah tentang ketuhanan Jesus.
Pada tahun 1891 Hz.Mirza Ghulam Ahmad menulis buku
Izalah Auham dimana beliau memaparkan sebanyak 30 dalil Al-Quran
berkenaan dengan telah wafatnya Nabi Isa as..
Pada tahun 1898 diperoleh informasi bahwasanya kuburuan
Nabi Isa ada di Srinagar, Kashmir, India. Hz.Mirza Ghulam Ahmad mengirimkan
expedisi untuk menyelidiki hal itu. Dan pada tahun 1899 beliau menulis buku
Masih Hindustan Me (Almasih di India). Di dalam buku ini beliau
memaparkan kesaksian-kesaksian Bible bahwa Nabi Isa itu tidak mati di tiang
salib, melainkan selamat dari kematian di tiang salib yang terkutuk itu. Dan
dari bukti-bukti sejarah Hz.Mirza Ghulam Ahmad memaparkan bahwasanya setelah
peristiwa penyaliban itu Nabi Isa pergi mencari domba-domba Bani Israil yang
hilang ke kawasan Asia tengah. Mulai dari Syiria, Iraq, Iran, Afghanistan,
sampai ke India. Dan akhirnya wafat dan dikebumikan di Srinagar, Kashmir, India.
Pada tahun 1901 Hz.Mirza Ghulam Ahmad memperjelas
penda'waan beliau sebagai nabi zilli (bayangan) dan ummati (selaku
umat Nabi Muahammad saw.) yang merupakan berkat mengikuti dan mematuhi
sepenuhnya Syariat dan Sunnah Rasulullah saw.. (Lihat: Da'watul Amir,
Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, terj.Bhs.Indonesia, Jemaat Ahmadiyah Indonesia,
1989, hal.xiii)
[Kembali ke Atas]
Karya-karya Tulis Hz.Mirza Ghulam Ahmad
Disamping beliau menghadapi polemik-polemik tsb. dengan
berbagai kalangan tokoh agama, Hz.Mirza Ghulam Ahmad as. sangat giat menulis
buku-buku. Tercatat sebanyak 88 judul buku yang beliau tulis di dalam beberapa
bahasa, antara lain Bhs.Urdu, Arab, dan Farsi. Kumpulan karya tulis beliau ini
kini diterbitkan dalam satu set dengan nama Rohani Khazain yang terdiri
dari 23 volume.
[Kembali ke Atas]
Media-media Massa Yg Diterbitkan Oleh Hz.Mirza Ghulam Ahmad
Selain itu Hz.Mirza Ghulam Ahmad as. di masa hidup
beliau juga menerbitkan media-media massa untuk menyebar-luaskan misi
pertablighan Islam. Mingguan Al-Hakam (Urdu) mulai terbit sejak tahun
1897. Kemudian Al-Badr mulai terbit sejak tahun 1902, juga dalam
Bhs.Urdu. Sedangkan The Review of Religions dalam Bhs.Inggris mulai
terbit pada tahun 1902.
[Kembali ke Atas]
Gerakan Al-Wasiyyat & Kewafatan
Pada tahun 1905, berdasarkan petunjuk Allah Ta'ala,
Hz.Mirza Ghulam Ahmad mencanangkan suatu gerakan yang dinamakan Al-Wasiyyat.
Yakni suatu gerakan pengorbanan harta dalam bentuk wasiyat, untuk memajukan dan
menyebar-luaskan Islam ke seluruh dunia. Beliau membentuk sebuah badan utama
yang dinamakan Sadr Anjuman. Yaitu yang akan mengelola segala
permasalahan sekular missi tsb.. Dan beliau mewasiatkan tentang akan adanya
silsilah khilafat yang akan menggantikan beliau dan akan memimpin missi
tsb..
Dan Hz.Mirza Ghulam Ahmad as. wafat di Lahore pada
tanggal 26 Mei 1908. Jenazah beliau dibawa ke Qadian dan dikebumikan
disana.
[Kembali ke Atas]
Silsilah Khilafat & Perkembangan Ahmadiyah Di Seluruh Dunia
Setelah Hz.Mirza Ghulam Ahmad as. wafat, beliau
digantikan oleh Khalifatul Masih I, yaitu Hz.Mlv.Hafiz Hakim Nuruddin ra..
Pertablighan Islam dan pengembangan missi Ahmadiyah ke Eropa sudah dimulai pada
masa beliau ini.
Khalifatul Masih I wafat pada tahun 1914 dan digantikan
oleh Khalifatul Masih II, yaitu Hz.Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra..
Pertablighan Islam dan pengembangan missi Ahmadiyah ke seluruh dunia lebih
terorganisir. Pengorganisiran itu beliau wujudkan pada tahun 1935 dalam bentuk
suatu gerakan yang dikenal dengan nama Tahrik Jadid (Gerakan Baru). Di
dalam gerakan ini beliau menghimpun dana sukarela dari para anggota dan
mengumpulkan tenaga-tenaga sukarela yang mewakafkan diri mereka untuk
pengembangan Islam ke seluruh dunia. Pada masa Khalifatul Masih II ini Jemaat
Ahmadiyah telah berkembang di Asia, Eropa, Afrika dan Amerika.
Setelah memimpin selama lebih-kurang 50 tahun,
Khalifatul Masih II wafat pada tahun 1965 dan digantikan oleh Khalifatul Masih
III, yaitu Hz.Mirza Nasir Ahmad. Beliau wafat pada tahun 1982 dan digantikan
oleh Hz.Mirza Tahir Ahmad sebagai Khalifatul Masih IV yang memimpin Jemaat
Ahmadiyah di seluruh dunia pada saat sekarang ini.
Kini Jemaat Ahmadiyah telah tersebar di lebih dari 140
negara di dunia. Program-program penyebaran Islam ke seluruh dunia dan
pengkhidmatan kepada umat manusia dalam bentuk penghimbauan kepada Allah Ta'ala
(Da'wah Ilallah), dijadikan sebagai prioritas utama. Misalnya pengiriman
muballigh-muballigh ke manca-negara; penerjemahan Al-Quran dan tafsirnya ke
dalam berbagai bahasa (target:100 bahasa dunia). Pembangunan mesjid-mesjid dan
sarana-sarana lainnya. Pengembangan literatur-literatur yang menyinggung
berbagai aspek. Pengembangan sarana dakwah Islam melalui satelit dalam program
MTA (Muslim Television Ahmadiyya) dsb..
[Kembali ke Atas]
Ahmadiyah Di Indonesia
Missi Jemaat Ahmadiyah pertama kali masuk ke Indonesia
pada tahun 1925. Latar-belakangnya adalah sikap keingin-tahuan beberapa pemuda
Indonesia yang berasal dari pesantren/madrasah Thawalib, Padang Panjang, Sumatra
Barat.
Thawalib yang beraliran modern, berbeda dengan
institusi-institusi Islam ortodox pada masa itu. Misalnya, para santrinya tidak
hanya mendalami Bhs.Arab maupun Arab Melayu tetapi juga sudah diperkenankan
membaca tulisan Latin.
Beberapa santrinya membaca di dalam sebuah surat-kabar
tentang orang Inggris yang masuk Islam di London melalui seorang da'i Islam
berasal dari India, Khwaja Kamaluddin. Hal ini sangat menarik perhatian mereka.
Dan inilah yang mendorong beberapa santri tsb. untuk mencari tokoh itu. Zaini
Dahlan, Abu Bakar Ayyub, dan Ahmad Nuruddin adalah tiga orang santri Thawalib
yang berangkat untuk tujuan tsb.. Mereka sampai di Lahore (masa itu masih India,
kini masuk wilayah Pakistan) pada tahun 1923.
Dari Lahore mereka lebih dalam masuk ke Qadian dan
berdialog dengan pimpinan Jemaat Ahmadiyah pada saat itu, Khalifatul Masih II
ra.. Dan akhirnya mereka bai'at dan belajar di Qadian mendalami
Ahmadiyah.
Atas permohonan mereka kepada Khalifatul Masih II, maka
dikirimlah utusan pertama Jemaat Ahmadiyah ke Indonesia pada tahun 1925. Yaitu
Hz.Mlv.Rahmat Ali ra..
Pertama-tama beliau masuk dari Aceh ke Tapaktuan. Tahun
1926 beliau menuju Padang. Dan tahun 1929 Jemaat Ahmadiyah sudah berdiri di
Padang. Pada tahun 1930 beliau menuju Batavia/Jakarta, dan tahun 1932 Jemaat
Ahmadiyah telah berdiri di Batavia/Jakarta. Mulai dari itu banyak
jemaat/cabang-cabangnya berdiri di Jawa Barat dan kawasan-kawasan lainnya. Saat
ini Jemaat Ahmadiyah Indonesia dengan 181 jemaat-lokalnya (cabang) telah berdiri
di seluruh provinsi di Indonesia.
Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia sejak tahun 1935 berada
di Jakarta. Dan pada tahun 1987 pindah ke Parung, Bogor.
[Kembali ke Atas]
Penyusun: MI & Ir.Syarif Ahmad Lubis
MSc
Revisi: 1994
[Kembali ke main homepage]
0 komentar:
Post a Comment