PRAKATA
Risalah ini aslinya berjudul Fateh Islam di tulis dalam bahasa Urdu oleh Masih Mau'ud dan Imam Mahdi, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad a.s, pendiri Jemaat Ahmadiyah, pada tahun 1890. Ini merupakan pengumuman dan himbauan pertama kalinya mengenai Rencana Ilahi untuk kemenangan Islam di zaman ini. Beliau mencanangkan pengakuan beliau sebagai Al-Masih dan Mahdi yang dijanjikan oleh Nabi Besar Muhammad saw guna mengembalikan pamor dan kejayaan Islam. Beliau berseru kepada kaum Muslimin - baik kaya maupun miskin - untuk mengamati keadaan Islam yang menyedihkan - betapa agama ini diserang dan dicerca, betapa Rasulullah saw digempur dan wajah suci beliau di coreng- moreng oleh musuh-musuh Islam. Di dalam tulisan ini beliau mengajak kaum Muslimin untuk bersatu padu dan menyingsingkan lengan baju untuk bersama-sama memikul kewajiban memulihkan kembali nama baik dan wajah asli agama Islam. Terjemahan ini diangkat dari versi Inggrisnya berjudul Victory of Islam. Pada prinsipnya, terjemahan ini seyogyanya diangkat dari karya aslinya. Namun, mengingat keperluan sudah mendesak , maka Rais-ut-Tabligh Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Bapak Chaudhry Mahmud Ahmad Cheema, menginstruksikan supaya naskah yang ada segera diterbitkan. Mudah-mudahan risalah ini mencapai sasarannya dan para pembaca dapat memahami tugas yang diemban oleh Hazrat Masih Mau'ud dan Jemaat beliau.
JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Jakarta, 20 Februari 1987
Bismillahirrahmanirrahiim Nahmaduhu wa nushalli ‘alaa rasuulihilkariim
PEMBERITAHUAN
Risalah Fateh Islam ini telah dicetak sebanyak 700 buah. Dari jumlah itu, 300 buah telah dicadangkan untuk dibagikan secara cuma-cuma di antara para mubaligh Muslim dan mereka merasa tertarik tapi tidak mampu membayar, dan juga untuk para cendekiawan Kristen dan Hindu. Selebihnya, yakni 400 buah, akan dijual kepada mereka yang dapat membayar sebesar 8 anna setiap bukunya, ditambah biaya pos. Mereka yang dapat memperoleh buku ini secara cuma-cuma -- para mubaligh, cendekiawan dan mereka yang tidak mampu membayar -- dapat memintanya dengan mengirimkan ½ anna biaya pos untuk setiap buku. Dengan diterimanya uang biaya pos tersebut, sebuah buku akan dikirimkan.
Wassalam
Hamba yang lemah
Mirza Ghulam Ahmad
ghafarollah lahu
dari Qadian.
Kemenangan ISLAM
bismillah.gif (2794 bytes)
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Kami memanjatkan puja dan puji kepada-Nya dan bershalawat atas Rasul-Nya yang mulia.
Khabar kemenangan Islam dan Penampakan Agung dari Tuhan Yang Maha Perkasa serta Himbauan ke Jalan Pengabdian kepada-Nya serta ke Jalan dan Sarana Memperoleh pertolongan-Nya.
"Tuhan, resapkanlah keberkahan Ruh-Mu ke dalam tulisan hamba-Mu ini dan jadikanlah hati sanubari manusia tertarik padanya dengan penuh gairah dan semangat".
Para pembaca sekalian! Semoga Tuhan melindungi anda sekalian di dunia dan akhirat!
Sudah sejak lama saya yang lemah ini mengundang perhatian anda sekalian pada tulisan yang penting ini mengenai suatu Proyek Ilahi yang untuk itu saya telah ditunjuk Tuhan untuk memajukan Agama Islam. Dalam tulisan ini - dengan bantuan daya komunikasi yang dikaruniakan Tuhan kepada saya -, saya bermaksud untuk menjelaskan kepada anda sekalian pentingnya Proyek ini serta perlunya memberi bantuan untuknya. Yang demikian itu tiada lain agar kewajiban saya untuk menjelaskan dan menghimbau tersebut, yang terpikul di pundak saya, dapat ditunaikan. Dalam menyampaikannya kepada anda, saya tidak mengkhawatirkan bagaimana kiranya tulisan saya ini akan berkesan pada pikiran saudara. Apa yang saya risaukan adalah mengenai kewajiban saya, kewajiban untuk menyampaikan amanat yang saya emban ini untuk anda bagaikan seseorang yang menanggung hutang kepada seseorang lainnya. Tidaklah menjadi persoalan apakah amanat ini akan hinggap di telinga yang penuh hasrat ataukah di telinga yang pekak, apakah itu akan mendapat sambutan dari mereka ataukah tidak, atau apakah para pembaca sekalian percaya akan maksud baik saya ataukah tidak.
"Saya serahkan urusan saya kepada Allah, sedangkan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya (40 :45) .
Sekarang saya akan memulai tulisan ini.
Hai orang orang yang mencari kebenaran dan hai orang orang yang dengan setia mencintai Islam ! Kalian memaklumi bahwa masa sekarang yang kita hidup di dalamnya ini sangat gelapnya. Kerusakan telah merasuk kedalam keyakinan maupun amal perbuatan manusia. Angin yang kencang dan jahat telah berhembus di segenap penjuru, menebarkan kebatilan dan pelanggaran. Apa yang disebut agama tidak lebih daripada ucapan yang diulang-ulang bagaikan mesin, dan apa yang disebut amal saleh tidak lebih daripada serangkaian upacara, amal yang mubazir ataupun tingkah laku yang munafik. Kesalehan dan kebajikan yang sejati telah terlupakan. Filsafat dan ilmu pengetahuan zaman ini berjalan berlawanan arah dengan cita-cita kerohanian. Pengaruh yang dibawanya teramat buruk serta mendorong kearah kebutaan rohani. Semuanya membangkitkan pikiran yang berbahaya serta di dorong syaitan. Mereka yang tenggelam dalam mempelajarinya mulai kehilangan keyakinan agamanya. Begitu rupa adanya keadaan itu sehingga mereka mulai memandang rendah kebenaran-kebenaran Ilahi serta memperolok-olokan amal-amal ibadah seperti shalat, shaum, dan sebagainya.
Wujud dan adanya Tuhan bagi mereka tidak lagi merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Banyak diantara mereka yang anti agama, tenggelam dalam cara berpikir naturalistis, dan walaupun terlahir dan dibesarkan sebagai Muslim, mereka berubah menjadi tidak bersahabat dengan agama. Para pemuda yang memasuki perguruan tinggi, bahkan sebelum mereka keluar dari kampusnya, sudah mengucapkan selamat tinggal kepada agama dan kewajibannya terhadap agama.
Dan ini semua hanyalah merupakan sebagian daripada adegan yang penuh dengan kebatilan dan kesesatan yang memuakkan. Masih ada lagi bagian-bagian lainnya daripada adegan tersebut – mencapai ratusan jumlahnya - semuanya sama-sama memuakkan. Sungguh benar bahwa ketulusan dan kejujuran telah sirna dari permukaan bumi, praktis hampir tak ada sisanya lagi. Tipu menipu dan dusta mendusta mencapai puncaknya, yang semua hanyalah untuk mengejar keuntungan duniawi. Orang-orang yang paling jahat dikatakan sebagai mereka yang paling mampu dan paling dapat diandalkan. Tipu daya, ketidakjujuran, dosa dan pelanggaran norma-norma dalam berbagai macamnya, dusta, mengada-ada, makar dan siasat yang seburuk-buruknya, sedang bertambah-tambah jumlahnya. Ditambah lagi dengan pertengkaran-pertengkaran dan perdebatan-perdebatan sengit yang membangkitkan nafsu dan keganasan hewani. Semuanya itu bagaikan badai yang dahsyat. Lebih banyak manusia memperoleh tambahan pengetahuan dalam hukum-hukum alam yang berlaku, lebih merosot lagi mereka dalam tingkah laku yang patut dan pantas dan dalam memperlihatkan kesederhanaan dan rasa malu serta dalam rasa takut kepada Tuhan dan kecintaan kepada perilaku yang jujur.
Ajaran Kristen menebarkan banyak ranjau untuk memusnahkan kebenaran dan keimanan. Orang Kristen habis-habisan hendak menghancurkan Islam dan siap membuat kedustaan dan rekaan-rekaan dengan cara-cara yang sangat halus dan pada setiap kesempatan, serta dengan memanfaatkan teknik yang selalu baru – semuanya ditujukan untuk memperdayakan serta menyesatkan manusia. Orang-orang Kristen mencemarkan dan mengejek Rasulullah, seorang manusia paripurna yang telah membuktikan dirinya sebagai kebanggaan orang-orang suci sepanjang masa dan penghulu semua nabi dan rasul di mayapada ini. Mereka tak segan-segannya memasang karikatur tentang beliau yang disajikan secara menyolok. Mereka mencoba menampilkan suatu gambaran yang sangat menimbulkan kebencian seberapa dapat mereka perbuat terhadap beliau. Celakanya ialah bahwa apa yang diciptakan oleh pikiran-pikiran jahat dan kotor itu diarahkan terhadap Islam dan Nabi Sucinya untuk merendahkan mereka di hadapan mata dunia.
Oleh karena itu wahai kaum Muslimin, dengarkanlah baik-baik bahwa perlawanan terhadap Islam dan pengaruh Islam yang suci itu tidak mungkin ditaklukkan dengan cara dan sarana yang biasa-biasa saja. Perlawanan ini ditunjang oleh taktik yang sangat rumit serta siasat yang direncanakan dengan cermat dari apa yang mungkin dapat direncanakan oleh orang-orang Kristen. Semua itu dilancarkan tanpa mengenal belas kasihan, tanpa lagi memperhitungkan biaya yang diperlukan. Dalam hal ini juga tidak tertinggal beberapa siasat yang amat memalukan yang tak patut untuk diceritakan secara terperinci. Itu semua adalah suatu perlawanan yang dikerahkan secara besar-besaran serta digalakkan dengan sihir busuk apapun yang mungkin dari umat Kristen, penganut ajaran Trinitas. Perlawanan seperti itu tidak mungkin dihadapi dengan metode-metode yang biasa. Tidak mungkin dilumpuhkan kecuali bila sihir dan kelihaian itu dihadang dengan kekuatan mukjizat Tangan Ilahi. Hanya kekuatan mukjizat itulah yang dapat dan mungkin memukul rebah perlawanan ini, dan tanpa cara begitu tidak mungkin kita dapat menyelamatkan jiwa-jiwa kita yang sederhana ini daripada daya magis Barat yang jahat ini. Kalau mencari-cari jalan yang lain lagi, maka itu berarti hanyalah suatu kebodohan semata-mata Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa Tuhan Yang Maha Perkasa telah memilih dari antara kaum Muslimin sejati pada zaman kita ini, semoga hamba yang lemah ini, dan memberkatinya dengan wahyu-wahyu-Nya beserta karunia-karunia Ilahi lainnya agar sihir jahat mungkin diluluhkan.
Dia telah mengajari saya jalan-jalan khusus yang dengan jalan itu kita dapat sampai kepada-Nya. Dia pun telah mengkaruniai saya dengan anugerah-anugerah Ilahi lainnya – kekuatan mukjizat dan pengetahuan tentang rahasia-rahasia kehidupan kerohanian. Dengan demikian, melalui mukjizat ini berhala lilin yang telah dimunculkan oleh kekutan sihir orang Barat dalam zaman kita ini dapat dihancurkan.
Singkatnya, wahai kaum Muslimin, kedatangan hamba yang lemah ini merupakan suatu mukjizat. Mukjizat itu adalah untuk membuyarkan kegelapan sihir orang Barat. Bukankah itu hal yang mendesak bahwa pesona sihir ini harus diluluhkan dengan suatu mukjizat ? Apakah anda mengira bahwa hal itu mengherankan serta sulit dipercaya bila untuk menghadang dan melumpuhkan siasat yang menakutkan itu – yang saya sebut sihir – mestilah ada suatu penzahiran yang menyilaukan dari Tuhan yang memiliki kekuatan mukjizat ?
Hai orang-orang arif bijaksana, janganlah merasa kaget bahwa tepat pada saat yang dibutuhkan untuk membuyarkan pekatnya kegelapan ini, Tuhan telah mengirimkan nur dari Langit serta menunjuk salah seorang hamba-Nya untuk keberuntungan segenap lapisan masyarakat, untuk mengumandangkan kembali bahana suara Islam : untuk menebarkan nur itu dan ilmu yang merupakan hutang kita kepada Rasulullah saw, untuk mendukung dan membantu kepentingan kaum Muslimin, dan bersamaan dengan itu juga untuk mewujudkan perbaikan di dalamnya. Kalian pasti akan lebih beralasan untuk merasa heran, bila Tuhan tetap saja berdiam diri dalam saat-saat seperti itu. Namun Dia telah berjanji untuk selalu menjaga dan mendukung Agama Islam, dan tidak akan pernah membiarkan kehilangan kekuatannya, kemashurannya dan pengaruhnya di seluruh dunia. Apakah mungkin Tuhan yang demikian itu tetap diam saja dan tidak melakukan apa-apa dalam saat-saat yang penuh kegelapan ini ? Ketika terdapat kebutuhan yang amat sangat untuk menanggulangi bahaya-bahaya dari luar dan dalam kaum Muslimin ? Saya katakan lagi, akan lebih mengherankan lagi bila dalam saat-saat seperti itu Tuhan belum lagi membuat sesuatu tindakan, atau bila Dia telah lupa akan janji-Nya untuk menolong sebagaimana termaktub dengan ungkapan yang sejelas mungkin dalam kalam suci-Nya itu. Akan sepantasnya untuk merasa heran bila janji yang terkandung di dalam sabda Rasulullah saw itu ternyata tidak menjadi kenyataan. Rasulullah saw. bersabda bahwa Tuhan akan membangkitkan pada setiap awal 100 tahun seorang hamba-Nya untuk memperbaharui Agama-Nya sendiri.***1***)
Dengan demikian, apa yang saya katakan itu bukanlah suatu alasan untuk merasa heran. Bahkan, ini adalah suatu kesempatan untuk mengucapkan syukur. Syukur yang berulang kepada Tuhan. Ini adalah suatu kesempatan untuk memperbaharui keimanan dan keyakinan bahwa Tuhan, semata-mata karena Rahmat dan Kasih Sayang-Nya, telah menggenapkan janji-Nya. Nubuatan yang disampaikan oleh Rasul-Nya telah menjadi kenyataan tanpa ditunda satu menit pun. Bukan saja nubuatan telah menjadi genap, melainkan juga pintu telah dibuka buat penggenapan beribu-ribu nubuatan lainnya – penampakan mukjizat-mukjizat lain. Oleh karena itu bila memang kamu mempunyai kepercayaan, maka kamu seharusnya memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan. Kamu harus bersujud berulangkali sebagai tanda terima kasih kepada-Nya. Ini adalah zaman yang ditunggu-tunggu oleh nenek-moyangmu namun tidak juga datang zaman itu. Banyak generasi yang telah berlalu dan zaman itu tidak juga datang. Zaman itu telah datang kepadamu. Kamu harus bersyukur karena-nya, dan kamu boleh mengambil faedah daripadanya. Saya mesti mengatakan dan saya tidak bisa dihentikan untuk mengulang-ulangnya bahwa saya adalah pribadi yang dijanjikan dan telah diutus untuk mengembalikan keimanan serta menanamkannya kembali dalam lubuk hati sanubari manusia. Saya telah diutus persis seperti telah diutusnya matsil saya yang diutus untuk mengikuti manusia Ilahi yang mereka sebut Kalimullah. Saya telah datang seperti dia yang rohnya menderita kesusahan di bawah pemerintahan Herodes dan yang akhirnya diangkat ke surga. Kedatangan saya menjadi mendesak setelah kedatangan Kalim yang kedua, yakni dia yang lebih besar daripada Kalim yang pertama disebabkan dia penghulu nabi-nabi. Kalim yang kedua ini telah datang untuk mengalahkan dan menghinakan Firaun pada zamannya. Mengenai dialah apa yang dikatakan dalam Kitab Suci :
"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepadamu sekalian seorang rasul sebagai saksi atas kamu sekalian, sebagaimana Kami telah mengutus kepada Firaun seorang rasul" (73 : 16 ).
Sesuai dengan ayat itu kepada Kalim yang kedua ini, yang sama dengan yang pertama, tetapi lebih unggul dalam derajat kerohanian, juga telah dijanjikan Masih seperti yang pertama. Al-Masih yang kedua ini telah datang dengan kekuatan dan sifat Al-Masih yang pertama – pada zaman yang sama dengan dan setelah lewat jangka waktu yang sama setelah zaman Kalimnya sendiri, yakni setelah kurang lebih 1400 tahun. Kedatangannya digambarkan dalam nubuatan sebagai "yang turun dari langit", akan tetapi turunnya itu bersifat rohaniah. Dalam muhawarah (bahasa) kerohanian, orang yang mencapai kesempurnaan itu naik ke langit. Bila mereka datang untuk memperbaiki umatnya, mereka bisa dikatakan sebagai turun dari langit. Al-Masih yang kedua telah turun pada saat-saat yang serupa dalam segi-segi utamanya dengan saat-saat Al-Masih yang pertama, Al-Masih putera Maryam, agar menjadi tanda bagi mereka yang empunya pengertian. ***2***)
Sekarang terserahlah kepada setiap orang agar tidak terburu-buru mengingkari. Berbuat hal seperti itu akan berarti menantang Tuhan. Memang benar, ada orang-orang yang tenggelam dalam kegelapan atau dalam pikiran-pikiran mereka sendiri. Namun, saatnya dekat sudah tatkala Tuhan akan menampakkan kepada mereka kesalahannya itu. Tuhan berfirman :
"Seorang pemberi ingat telah datang ke dunia, akan tetapi dunia tidak menerimanya. Namun, Tuhan akan segera menerimanya dan menampakkan kebenarannya dengan serangan-serangan yang perkasa."
Kata-kata ini bukan keluar dari mulut manusia. Kata-kata itu adalah perkataan Tuhan, kata-kata dari Rabb Yang Maha Perkasa Sendiri. Serbuan besar yang disebut-sebut dalam nubuatan ini sudah dekat. Akan tetapi, serbuan-serbuan ini bukannya dengan senjata lahiriah, bukan dengan pedang atau pun senapan. Senjata-senjata itu adalah senajata-senjata rohaniah yang akan muncul sebagai pertolongan dari Tuhan. Suatu pertempuran dengan orang-orang Yahudi di zaman kita ini akan berkecamuk. Dan siapakah gerangan Yahudi-Yahudi ini ? Mereka itu adalah pemuja bentuk-bentuk lahiriah yang mempunyai keserupaan secara utuh seperti orang-orang Yahudi zaman silam. Pedang Langit akan memenggal-menggal mereka, gaya hidup Yahudi akan dimusnahkan. Semua mereka yang menyerupai Dajjal, mereka yang mencintai dunia ini secara berlebih-lebihan dan yang hanya mempunyai satu mata, karena matanya untuk menyaksikan kebenaran rohaniah telah lenyap, mereka semua akan habis riwayatnya oleh pedang hujjah nan tangguh dan tak terpatahkan. Kebenaran akan unggul. Hari baru yang cerah akan terbit kembali buat Islam. Sama seperti halnya sebelum ini. Mentari Islam akan naik dengan sinar sepenuhnya, sama seperti halnya sebelum ini. Namun semua ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Sudah menjadi keharusan bahwa ini tidak akan terjadi sampai kita membuktikan kemampuan kita dengan kerja keras dan penuh pengabdian, dengan mempersembahkan darah kehidupan kita, dengan mengorbankan ketenangan dan ketenteraman kita, dengan menyambut kehinaan-kehinaan demi kemuliaan Islam. Kehidupan baru Islam meminta pengorbanan besar dari kita. Apakah pengorbanan ini ? Pengorbanan ini adalah hidup kita. Di atas pengorbanan inilah sekarang bergantung kehidupan Islam, kehidupan kaum Muslimin, penampakan Tuhan pada zaman kita. Pengorbanan itu merupakan intisari ajaran Islam. dan inilah Islam yang akan dipulihkan Tuhan. Untuk mewujudkan perbaikan besar ini diperlukan bahwa Tuhan Sendiri hendaknya menjalankan suatu Proyek yang memadai dan berdayaguna dalam segala segi.
Maka, Dia Yang Maha Bijaksana, Maha Kuasa, menjadikan Proyek ini terwujud dengan mengutus hamba yang lemah ini demi melaksanakan pekerjaan pembaharuan di khalayak umat manusia. Proyek ini telah dibagi-Nya menjadi beberapa cabang, yang semuanya dibaktikan demi penyebaran kebenaran, penyebaran agama Islam. Daripada cabang-cabang ini, salah satu cabangnya adalah mengusahakan pengadaan buku-buku, yakni salah satu tugas yang dibebankan kepada hamba yang lemah ini. Untuk melaksanakan tugas ini, saya telah dianugerahi pengetahuan khusus. Pengetahuan yang berada di luar kemampuan manusia, yang hanya akan dapat diperolah melalui pertolongan Tuhan, yang tidak datang dari usaha manusia melainkan melalui Rohulkudus. Bimbingan dari Rohulkudus telah melebur kesulitan-kesulitan kita.
Cabang kedua Proyek ini berhubungan dengan penerbitan selebaran-selebaran yang juga dibawah perintah Tuhan dan untuk kepuasan serta keyakinan semua yang berkepentingan telah dilaksanakan. Lebih dari 20.000 selebaran tentang kebenaran dan hujjah-hujjah mengenai Islam telah diterbitkan. Langkah-langkah pekerjaan terus berjalan sesuai dengan kebutuhan di masa yang akan datang.
Cabang ketiga Proyek Ilahi ini berhubungan dengan para pengunjung dan penanya, yakni mereka yang suka untuk bepergian dan datang kepada saya untuk mencari kebenaran atau untuk keperluan lain. Mereka telah mendengar tentang Proyek ini, maka kemudian datang kepada saya. Cabang pekerjaan ini pun terus berkembang. Banyaknya pengunjung juga tidak tetap. Pada hari-hari tertentu tidak banyak, tetapi pada hari lainnya sangat banyak. Selama tujuh tahun terakhir mungkin telah ada kurang lebih 60.000 pengunjung atau lebih. Hanya Tuhan saja yang mengetahui apa yang pernah saya mampu melakukannya : berbicara dengan orang-orang dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka kadang-kadang terbukti lebih bermanfaat daripada menjangkau mereka melalui buku-buku dan selebaran. Metode ini mendatangkan komunikasi yang cepat dan efektif. Itulah sebabnya para Nabi telah mengandalkan metode ini. Para Nabi telah menyuruh mencatatkan ajarannya yang diwahyukan serta menerbitkannya agar dapat sampai kepada berbagai lapisan masyarakat. Apa pun yang lain daripada itu yang harus mereka sampaikan, semuanya adalah dalam bentuk lisan yang disampaikan pada kesempatan yang berlainan-lainan serta disesuaikan dengan kesempatan-kesempatan itu. Apa yang mereka terima sebagai wahyu dari Tuhan tentu saja dituliskan dan diedarkan dengan perhatian yang khusus. Namun, kebiasaan umum para Nabi adalah selalu berbicara kepada mereka yang mau mendengarkan dan berbicara secara baik-baik. Mereka memperhatikan kebutuhan para penyimak mereka. Mereka tidak berbicara seperti halnya para pembicara zaman kini yang pembicaraannya untuk memperlihatkan betapa terpelajarnya mereka itu, atau yang berbicara guna memperdaya orang-orang yang sederhana pikirannya agar mau menerima semua logika mereka serta memutarbalikan mereka yang hanya memperlicin jalan mereka masuk neraka. Tidak, memang tidak begitu; melainkan, dengan cara yang sederhana dan tulus, para Nabi telah menyampaikan apa pun yang sempat menggerakan kalbu mereka sendiri. Ucapan-ucapan mereka bersih dan suci sesuai dengan suasana dan sepadan dengan kebutuhan-kebutuhan si pendengar. Juga mereka tidak berbicara hanya untuk memberikan penghiburan dan kesenangan semata-mata. Cara pendekatan mereka adalah pendekatan mereka yang menemukan orang-orang yang sakit rohaninya disekitar mereka, dan kemudian terus maju untuk menasihati orang-orang ini mengenai penyakit rohani mereka itu. Atau, mungkin pula mereka menemukan para pendengar mereka menderita beraneka ragam penipuan terhadap diri sendiri. Dalam hal seperti itu, mereka mencoba untuk menghilangkan khayalan-khayalan palsu itu dengan argumentasi yang kuat. Selalu memilih kata-kata dengan irit serta memberikan makna yang lebih banyak dengan kata-kata yang ringkas. Ini pulalah apa yang selalu dilakukan oleh hamba yang lemah ini. Para pengunjung dan penanya mempunyai kebutuhan-kebutuhan serta penyakit-penyakit rohani mereka sendiri. Ceramah-ceramah diselaraskan supaya sesuai juga dengan kemampuan-kemampuan mereka. ***3***)
Mencari penyakit-penyakit rohani sebagai sasaran, dan kemudian - dengan panah-panah petuah sebagai kiasannya – mencoba untuk menghilangkan penyakit-penyakit itu serta memperbaiki kelemahan-kelemahan akhlaknya – yang banyak persamaannya seperti suatu suku cadang yang lepas dikembalikan lagi pada kedudukannya yang benar – itu mengharuskan hadirnya si pasien dihadapan dokternya. Perawatan yang tepat hanya mungkin dengan ini dan tidak dengan cara lain. Oleh karena itulah makanya Tuhan telah mengutus beribu-ribu nabi dan rasul ke dunia dan meminta manusia untuk berkumpul dengan mereka serta mengambil faedah daripada kehidupan dan teladan mereka. Sebabnya, sebagai teladan mereka merupakan perwujudan hidup kalam Tuhan.
Mengikuti mereka sama dengan mengikuti kalam Tuhan. Bersahabat dengan orang-orang suci ini merupakan salah satu dari antara hal-hal yang penting dalam ajaran agama. Kalau hal itu tidak demikian, pastilah Tuhan telah menurunkan wahyu-Nya tanpa harus mengutus rasul atau nabi apa pun. Atau, pastilah Dia mengutus para nabi dan rasul pada permulaannya dan kemudian berhenti mengutus mereka untuk selama-lamanya. Hikmah Tuhan tidak membiarkan cara demikian. Sebaliknya, orang-orang suci yang dikaruniai wahyu Ilahi terus menerus berdatangan setiap saat dibutuhkan – untuk mengobati penyakit kehilangan percaya kepada Tuhan dan memulihkan cinta Tuhan serta kesucian hidup - dan untuk dijadikan contoh teladan kehidupan sehari-hari bagi yang lain. Kedua-duanya saling berkaitan. Bila Tuhan berkehendak memberikan petunjuk dan mengadakan perbaikan pada waktu dibutuhkan, maka menjadi keharusan bahwa orang pilihan Tuhan terus menerus muncul serta menerima ilmu kebijaksanaannya dari sisi Tuhan dan diajari untuk tetap selalu mengikuti kehendak Tuhan. Oleh karena itu, dengan sendirinya tugas maha berat untuk memperbaiki manusia seluruhnya tidak mungkin dilaksanakan melalui cara akademis. Hal itu hanya dapat dilaksanakan melalui metode-metode yang pernah dipergunakan oleh para nabi suci Tuhan. Contoh yang diberikan Islam membuktikan hal ini dengan cara unik dan tiada bandingannya. Para sahabat Rasulullah mencapai jumlah lebih dari 10.000, namun jumlah yang besar ini hidup dan bergerak dalam persahabatan yang akrab dengan Rasulullah, siap sedia dan bergairah dengan keyakinan dan kerendahan hati untuk memperoleh makrifat Ilahi dan mempelajari seni hidup Ilahiah yang benar. Memang benar, bahkan Musa juga mempunyai pengikut suatu jemaat. Akan tetapi, jemaat macam apakah itu ? Membangkang dan angkuh serta jauh dari memperoleh disiplin rohani dan gaya hidup yang baik. Para pembaca Injil dan pelajar-pelajar sejarah Yahudi menyadari benar hal ini. Bertolak belakang sekali, para sahabat Rasulullah memperlihatkan suatu mukjizat yang besar dengan peralihan kehidupan bathiniah yang terjadi berkat mereka mengikuti Rasulullah. Mereka memperlihatkan suatu gambaran yang luar biasa dalam kesatuan dan kebersamaan jiwa. Inilah cara bagaimana persaudaraan Islam menampakan wujudnya. Persaudaraan adalah satu keutuhan yang hidup. Nur dan pengaruh Rasulullah telah menembus jauh kedalam pikiran dan jiwa mereka, secara perorangan maupun keseluruhan telah menjadi cerminan yang sempurna akhlak Rasulullah. Ini merupakan hasil percontohan seorang nabi yang benar dan paripurna. Mereka yang tadinya jauh terbenam dalam pemujaan berhala, berubah menjadi pemuja Tuhan Yang Maha Esa. Mereka yang tenggelam dalam kelezatan dunia ini menjadi pengabdi setia kepada Sang Kekasih Sejati. Begitu rupa fananya sehingga mereka tidak sangsi untuk menyumbangkan darah mereka di jalan-Nya. Senada dengan ini, hamba yang lemah ini ditunjuk untuk membina sesuatu yang serupa dengan itu Sesungguhnyalah, Dia memperluas kalangan pengunjung yang akan datang dan tinggal bersama saya. Sehingga, mereka yang berhasrat meningkatkan keimanan mereka, kecintaan mereka kepada Tuhan, serta keteguhan keyakinan mereka, hendaknya mereka datang dan tinggal lalu setiap hari bergaul dengan saya, agar mereka juga bisa diberi taufik untuk mencintai agama yang dengannya hamba yang lemah ini telah dikarunia, dan juga agar mereka pun ikut menikmati pengalaman-pengalaman rohani yang dinikmati oleh yang lemah ini, juga agar mereka hendaknya memperoleh sifat pengabdian dan semangat untuk mengkhidmati agama yang telah diperoleh oleh hamba yang lemah ini, dan agar - oleh sebab itu serta sebagai konsekwensinya nur Islam biar tersebar luas dan merata didunia ini, dan agar gambaran hitam mengenai kaum Muslimin sekarang, sebagai suatu kaum yang hanya patut dibenci dan direndahkan, menjadi hilang lenyap. Saya telah mendapat khabar tentang revolusi yang akan tiba ini. Tuhan, ya Tuhan Sendiri telah berbicara kepada saya dan berkata :
" Bangkitlah! Saat engkau yang telah ditetapkan tiba sudah dan sekarang para pengikut Muhamad akan segera menaiki suatu menara yang sangat tinggi, serta kaki mereka akan tertanam lebih teguh dibandingkan dengan yang sebelumnya."
Cabang yang keempat adalah berhubungan dengan surat menyurat dengan para penanya, para pencari kebenaran dan lawan-lawan yang jumlah mereka semakin meningkat. Selama tahun-tahun yang baru lewat dapat dipastikan lebih daripada 90.000 pucuk surat telah diterima, semuanya diberi jawaban secara tertulis. Tentu saja kecuali beberapa daripadanya yang dianggap tidak ada kepentingannya atau tidak mempunyai makna. Pekerjaan ini berjalan terus. Setiap bulannya sejumlah besar surat dari 300 sampai 700 atau 1.000 pucuk harus dibalas.
Cabang yang kelima Proyek yang didirikan oleh Tuhan yang Maha Perkasa melalui wahyu-Nya yang khusus ini – sebagaimana pengharapan saya – adalah semakin meluasnya arus anggota baru, mereka yang memasuki baiat dan membuat pernyataan bergabung. Pada waktu permulaan baiat, Tuhan berkata kepada saya :
" Bumi telah diporak-porandakan oleh suatu badai kesesatan. Pada saat badai ini, dibuatlah perahu ini ; sehingga dia yang menumpang perahu ini akan diselamatkan daripada tenggelam dan dia yang terus menerus ingkar akan mengundang kematian."
Dan Dia pun berkata :
"Dia yang menjabatkan tangannya pada tanganmu, dia bukannya menjabat tanganmu melainkan menjabat tangan Tuhan."
Ya, demikianlah, dan Tuhan juga memberi khabar kepada saya :
"Aku akan mewafatkan engkau dan mengangkat engkau kepada-Ku sendiri. Namun, pengikut-pengikut engkau dan sahabat-sahabat engkau yang sejati akan tetap hiudp sampai Hari Kiamat, selalu mengungguli para penolak engkau."
Maka, inilah kelima cabang Proyek yang dengan Tangan-Nya Sendiri ini, begitulah adanya, Tuhan telah mendirikan mereka yang melihat segala sesuatu secara dangkal mungkin akan mengatakan bahwa mempersiapkan buku-buku adalah penting, tetapi bagian lainnya dari rencana dan program ini tidak seberapa penting. Namun, disisi Tuhan semua cabang itu penting dan perlu. Reformasi besar yang telah diprakarsai Tuhan tidak mungkin dilaksanakan kecuali dengan mengamalkan kelima bagian rencana itu. Juga benar bahwa rencana itu telah mendapat janji bantuan khusus. Itu semua bergantung sepenuhnya pada karunia dan pertolongan khusus dari Tuhan. Akan tetapi, lagi-lagi, ini adalah dengan perintah Tuhan dan atas isyarat yang diterima daripada-Nya bahwa seluruh kaum Muslimin dihimbau untuk membantu dan hal ini bersesuaian dengan sunnah nabi-nabi pada masa yang lampau. Untuk menghadapi kesulitan-kesulitan menghadang di perjalanan, mereka juga selalu menghimbau masyarakat untuk membantu program-program mereka. Dengan mengikuti cara mereka, saya kira jelas berapa besar kiranya bantuan dari kaum Muslimin pada umumnya yang akan dibutuhkan untuk memajukan pekerjaan pada kelima bagian rencana ini. Sebagai misal ambilah umpamanya penyusunan buku-buku dan sebagainya. Berapa besar biaya yang akan diperlukan untuk menerbitkan buku saja ? Bila kita menaruh perhatian kepada pengedaran buku-buku secara meluas, kita harus berupaya agar buku-buku itu dapat sampai kepada orang-orang yang benar-benar memerlukannya serta dalam waktu yang sesingkat mungkin dan dalam jumlah yang sebesar-besarnya. Buku-buku kita disusun setelah mengadakan riset seperlunya serta menganalisa fakta-fakta sepenuhnya. Buku-buku itu dirancang untuk menarik para pencari kebenaran ke jalan kebenaran. Buku-buku itu harus mencapai orang-orang yang kebetulan telah terkena infeksi tulisan-tulisan yang bermusuhan, diantara mereka bahkan ada yang berada pada pinggir kehancuran rohani. Negeri-negeri yang terutama harus menerima buku-buku kita dan harus segera menerimanya adalah negeri-negeri yang ternyata mendapat infeksi yang sangat berbahaya dari racun-racun kesesatan sehingga mereka semua yang menaruh perhatian dalam mencari kebenaran dapat memperoleh buku-buku itu secepatnya pada tangan mereka. Maksud ini tidak dapat terlaksana bila kita memutuskan untuk mendorong penerbitan dan pengedaran buku-buku itu hanya dengan dijual. Suatu pandangan bisnis dalam hal seperti itu, bagaimanapun juga nampak tidak pantas dan tidak disukai. Bila kita mengikat diri pada ketentuan ini, kita tidak mungkin menerbitkan buku-buku kita berapa pun banyaknya, juga tidak membuatnya sampai kepada pembaca yang cukup besar dalam waktu yang cukup singkat. Dengan pengedaran bebas pembayaran, seratus ribu eksemplar dapat dihabiskan dalam tempo 20 hari. Dan kita pun boleh yakin bahwa buku-buku kita bisa menjangkau seluas-luasnya dan hampir mencapai seluruh lapisan masyarakat, semua yang mendambakan untuk mengenal kebenaran. Hal ini tidak mungkin kita selesaikan dalam waktu 20 tahun bila kita memasang harga pada buku-buku kita. Dalam hal terakhir ini, kita harus menyimpan buku kita itu, kemudian menunggu dan mencari mereka yang mungkin mau membelinya dan tentu saja dapat ada atau tidak ada. Adalah mungkin bahwa dalam penantian itu kita pun meninggal dunia sambil menelantarkan buku-buku dibelakang kita. Oleh karena itu, dengan cara jual maksud kita itu tidak dapat berjalan. Hal itu akan amat sangat membatasi sirkulasi buku-buku itu, menghancurkan tujuan kita yang sebenarnya, dan membuat program kita tertunda berabad-abad lamanya.
Tidak ada seorang Muslim kaya pun tampil kemuka dan mau membiayai dan menolong edarkan buku secara gratis sebagai amal saleh. Kaum Muslimin pun tidak memiliki suatu perhimpunan seperti pola Perhimpunan Misionaris Kristen yang dapat merintis dan melaksanakan pekerjaan ini. ***4***) Hidup ini singkat – dan kita tidak dapat terus
menunggu tanpa batas untuk merampungkan pekerjaan ini. Oleh karena itu, sejak semula saya telah membuat ketentuan bahwa terbitan-terbitan saya tidak akan dijual dengan cara yang biasa; akan tetapi, sejauh yang dimungkinkan , sebagian jumlah yang cukup besar dari tiap-tiap edisi akan disisihkan untuk diedarkan secara gratis, agar buku-buku ini – yang sarat dengan nur kebenaran itu – dapat menjangkau setiap bagian dunia dalam tempo sesingkat mungkin. Namun, oleh karena harta pribadi saya tidak mencukupi maksud tersebut dan saya juga harus menanggung biaya untuk bagian lainnya rencana itu, penerbitan buku-buku dan lain harus dihentikan. Hal demikian tetap sama sampai dengan hari ini. Dalam pandangan Tuhan, kelima cabang rencana itu semua sama pentingnya, sama-sama patut mendapat perhatian serta diurus sebagai bagian-bagian rencana itu. Akan tetapi, pengeluaran yang dibutuhkan dalam kelima cabang itu adalah sebesar jumlah yang menghendaki hasrat dan perhatian istimewa dari para peminat, pelanggan-pelanggan yang setia. Sekiranya saya harus merinci keperluan-keperluan untuk pekerjaan agama ini. Maka saya akan menyita terlalu banyak tempat. Akan tetapi, saudara-saudaraku, tengoklah sejenak arus pengunjung dan para penanya yang harus dilayani. Selama kurang lebih tujuh tahun sampai sekarang, 60.000 orang atau lebih telah mengunjungi saya, anda dapat memperkirakan berapa banyak pengeluaran yang diperlukan guna melayani sejumlah tamu seperti itu yang harus di perhatikan, dan berapa banyak yang harus kita perbuat untuk kesejahteraan mereka dalam cuaca dingin dan panas. Mereka yang biasa berpikir pasti mulai meresa heran bagaimana dan dengan cara apa sejumlah pengunjung dilayani sepanjang tahun ini, dan bagaiman hal ini masih terus berlangsung ? Dari mana datangnya biaya untuk mencetak dan menerbitkan itu, yakni 20.000 selebaran bahasa Inggris dan Urdu ? Selain ini, juga biaya pos yang dibutuhkan untuk mengedarkan sejumlah literatur ini kepada kurang lebih 12.000 pemimpin dari kelompok-kelompok lawan. Setiap padri Kristen diseluruh negeri memperoleh bagian. Orang-orang di Eropa dan Amerika juga mempeoleh literatur ini dalam bungkusan tercatat. Bukankah suatu hal yang ajaib bahwa hanya dengan sarana yang sangat minim pekerjaan raksasa ini bisa berjalan terus ? Namun begitu saya baru menyebutkan yang besar-besar saja. Yang tampaknya kecil-kecil seperti surat-menyurat juga membutuhkan pengeluaran bulanan yang cukup besar. Bagaimana semua ini akan terus berjalan dimasa yang akan datang, saya tidak tahu. Tidak ada pertolongan dari pihak manapun yang saya lihat. Kemudian ada lagi mereka yang biasa datang dan tinggal bersama saya di sini untuk selama-lamanya, sebagaimana keadaan As’habu Suffa di masa Rasulullah – hanya untuk mendengar dan belajar masalah-masalah agama. Saya harus tengadah ke langit untuk pemeliharaan mereka. Saya juga memaklumi bahwa sarana untuk menjalankan kelima cabang pekerjaan itu pasti diperoleh. Semuanya itu akan diperoleh melalui Tuhan Yang Maha Kuasa Sendiri, yang takdir khas-Nya telah membawa Proyek ini menjadi kenyataan. Saya telah mendengar bahwa beberapa orang tidak mengetahui fakta-faktanya, menuduh bahwa saya telah menerima sekitar Rs. 3.000 sebagai harga jual untuk Barahin-i-Ahmadiyya, sebagian daripadanya dalam bentuk iuran; namun, semua jilid buku itu belum lagi diterbitkan. Sebagai jawabannya, saya ingin menjelaskan bahwa uang yang diterima itu bukan 3.000 tetapi sekitar 10.000 atau lebih. Uang ini bukanlah untuk pembelian buku atau pun untuk iuran. Uang ini datangnya sebagai hadiah uang tunai dari para pemohon doa atau dari kawan-kawan sebagai tanda simpati. Namun, semua uang ini
dimasukkan ke dalam biaya untuk Proyek ini. Pengadaan buku-buku – dengan ketetapan Tuhan – telah ditangguhkan untuk sementara ini. Uang pun tidak dapat diperoleh. Sebabnya, dana yang tersedia dipergunakan untuk menyelenggarakan cabang lainnya pekerjaan ini. Penangguhan penerbitan buku – suatu tindakan kebijaksanaan Tuhan – telah memberikan kepada saya waktu untuk dapat menangani sepenuhnya segi-segi yang menghambat. Juga para pengecam yang tidak bersahabat mempunyai waktu penuh untuk menyatakan apa yang ingin dikatakan mereka mengenai buku itu.
Akan tetapi, bila saya kembali kepada masalah pengadaan buku-buku, timbul dalam pikiran saya untuk menyusun himbauan berikut ini kepada segenap lapisan masyarakat agar maju ke muka dan memberikan bantuan. Oleh karena itu, saya menghimbau setiap orang serta menyatakan bahwa pengadaan buku itu harus terus berlangsung. Sebagian besar Barahin harus masuk percetakan. Begitu buku ini keluar dari percetakan akan dikirimkan kepada mereka yang telah membayarnya, dan kepada mereka yang telah dicatat dalam daftar cuma-cuma. Buku-buku lainnya juga sedang dipertimbangkan, misalnya Ash’atul Quran, Siraj-i-Munir, Tajdid-i-Din, Arba’in fi Alamatil Muqarrabin. Suatu tafsir Al-Quran Suci juga sedang dipikirkan. Juga ada niat untuk menerbitkan jurnal bulanan yang membahas kepercayaan-kepercayaan palsu seperti kepercayaan Kristen dan menjawab kembali kritik-kritik yang terus menerus terbit dalam surat kabar mereka dan sebagainya. Rencana ini dapat dilaksanakan serta diletakkan diatas landasan yang kokoh, asalkan ada modal dan bantuan keuangan yang terus menerus. Bila kita bisa mempunyai percetakan, alat cetak kepunyaan sendiri dan hal lainnya yang berhubungan – seperti kertas dan pegawai lainnya – kita mungkin bisa menyelenggarakannya lebih baik, paling tidak salah satu dari kelima cabang rencana pekerjaan kita.
Wahai negeri ini, India ! Tidak adakah di dalam perbatasan negerimu seseorang berharta yang cukup dermawan untuk sukarela menanggung biaya paling tidak satu cabang ini ? Bila lima orang mukmin yang baik dapat menanggungnya dan mereka maju ke muka untuk menolong, maka kelima cabang tersebut dapat diurus oleh mereka bersama-sama. Ya Tuhan, gerakkanlah tangan-Mu sendiri untuk membangunkan kalbu-kalbu yang tidur ini. Islam tidak terlalu miskin benar. Miskin dalam hati dan kemauan mungkin saja, tetapi tidak miskin dalam sumberdaya. Ada orang-orang yang tidak dapat memikul jumlah pengeluaran seluruhnya. Mereka juga bisa membantu. Mereka dapat menyetor setiap bulannya – secara teratur - sejumlah uang seberapa mereka mampu. Uang ini akan dimasukan ke dalam dana Proyek. Bermalas-malas, acuh tak acuh, syak wasangka tidak dapat membantu tujuan-tujuan agama. Syak wasangka dapat merusak ketentraman rumah tangga dan meretakkan hati sanubari. Ingatlah apa yang orang-orang sezaman dengan para nabi dahulu telah berbuat untuk agama mereka. Pengorbanan apa, serba kekurangan apa yang telah diterima dan dialami mereka ? Yang kaya maupun yang miskin sama-sama mengambil bagian. Bila seorang kaya berpisah dari miliknya, sama juga halnya dengan seorang pengemis berpisah dari wadah untuk menadah kemisannya. Semuanya demi agama. Mereka terus melakukan ini sampai tiba saat kemenangan. Untuk menjadi seorang Muslim sejati, seorang mukmin sejati, tidaklah mudah. Oleh karena itu, wahai manusia ! Bila kalian benar-benar mencintai kebenaran sebagaimana halnya seorang mukmin yang baik, maka janganlah himbauan saya ini diperlakukan dengan kurang perhatian. Perbuatlah sesuatu yang benar. Kalian sedang ditilik oleh Tuhan di Langit. Berhati-hatilah, apa gerangan jawaban yang akan kamu berikan atas perkara ini ? Waspadalah !
Wahai kaum Muslimin, penerus para mukmin besar dan putra-putra manusia-manusia yang saleh dan taqwa! Janganlah terburu-buru untuk ingkar atau curiga. Takutlah akan wabah pes yang menyebar di sekitarmu. Banyak sudah yang jatuh menjadi mangsanya. Lihatlah betapa kuatnya pasukan-pasukan yang berusaha menghancurkan Islam. Tidakkah wajib atas dirimu agar kalian turut mengambil bagian ? Islam bukanlah agama bikinan manusia sehingga manusia bisa menghancurkannya. Akan tetapi, malanglah bagi mereka yang masih bersikeras untuk menghancurkannya. Juga kepada mereka yang bisa mengeluarkan uang dan sarana untuk kesenangan keluarganya – istri dan anak-anaknya – termasuk kesenangannya sendiri, tetapi tidak mempunyai apa-apa untuk disisihkan bagi keperluan Islam, saya berkata wahai pemalas, kamu hanya akan patut mendapat sesal dan duka! Kamu sendiri tidak sanggup menyebarkan dan menerangkan amanat Islam, untuk menampakkan keberkatan rohaninya. Namun, Tuhan telah mendirikan suatu Proyek, suatu markas guna menampakkan kebenaran Islam yang menyilaukan. Terserahlah kepada kalian untuk memperlihatkan rasa syukur untuk ikut serta menyambut himbauan ini.
Islam sekarang ini merupakan cahaya yang tersembunyi di dalam kotak. Atau, ia merupakan sumber mata air yang manis yang tertutup oleh daun-daunan, ranting-ranting, serta jerami. Wajah Islam yang elok tidak bisa nampak. Kecantikannya tidak dapat dipandang. Menjadi kewajiban kaum Musliminlah untuk berbuat sekuat mungkin untuk memperlihatkan kepada dunia betapa indahnya Islam itu. Padahal mereka mampu mengorbankan harta dan nyawa mereka untuk tujuan ini. Namun mereka belum lagi berbuat. Mereka menderita kejahilan, kebodohan yang amat sangat. Mereka bertanya, bukankah buku-buku yang lama sudah cukup ? Mereka tidak mengetahui apa-apa tentang bahaya-bahaya yang baru, dengan tantangannya yang selalu baru pula dan tidak dapat dihadapi kecuali dengan metode-metode baru. Para nabi dan rasul telah datang dari waktu ke waktu. Pada masing-masing zamannya, tidak adakah buku-buku tua yang masih dipergunakan ? Oleh karena itu, yakinlah bahwa bilamana terdapat kegelapan di dunia ini, langit mestilah sudah mengirimkan cahayanya dari atas. Dalam buku kecil ini pun saya telah menyebut-nyebut Al-Quran. Surah Al-Qadar (Surah 97). Dalam Surah ini Tuhan yang Maha Perkasa memberikan khabar gembira kepada para mukminin bahwa wahyu-Nya, Nabi-Nya, telah diutus selama waktu semalam – suatu malam Taqdir (Kekuasaan). Setiap mujaddid, setiap yang mengembalikan keimanan, yang datang dari Tuhan seolah-olah turun dari atas pada malam taqdir seperti itu. Adakah kalian mengetahui apakah itu satu malam taqdir ? Malam Taqdir adalah suatu masa ketika kegelapan melanda dunia. Masa itu – begitu gelapnya – membutuhkan cahaya, cahaya untuk mengusir kegelapan. Ini adalah suatu ungkapan kiasan. Ini adalah suatu masa kegelapan yang diberi nama malam gelap. Malam itu bukanlah malam dalam arti harfiah. Malam itu adalah suatu masa yang karena gelapnya digambarkan sebagai suatu malam. Malam itu mulai sirna 1.000 bulan setelah seorang nabi atau penerus kerohaniannya datang dan pergi. Seribu bulan itu sama dengan panjang usia seseorang. Pada akhir masa ini indera-indera manusia juga mulai berakhir. Bilamana masa seperti itu telah lewat, langit menebarkan benih untuk kelahiran satu atau lebih mujaddid agar muncul pada awal abad yang baru.
Kita memperoleh isyarat selanjutnya dalam kata-kata Tuhan.
"Malam Taqdir itu lebih baik daripada seribu bulan" (97 : 4), yang berarti bahwa mereka yang mempunyai kemampuan untuk melihat cahaya surgawi turun selama malam Taqdir itu adalah lebih baik daripada orang yang berusia 80 tahun yang tidak hadir pada saat turunnya cahaya tersebut. Cahaya sesaat yang diterima dalam malam ini lebih baik daripada seribu bulan sebelum malam itu. Mengapa begitu ? Sebabnya, pada malam ini para malaikat Tuhan beserta Rohulkudus sama-sama turun dengan izin Tuhan Yang Maha Agung bersama-sama dengan mujaddid untuk masa itu. Bukan tanpa maksud, melainkan agar mereka dapat menggerakkan kalbu-kalbu yang mustaid dan memperlihatkan kepada mereka jalan-jalan ketentraman jiwa yang banyak itu. Mereka – para malaikat beserta Rohulkudus – membukakan jalan-jalan baru serta menyingkap tirai-tirainya. Maka, kemudian kegelapan-kegelapan ketidakpedulian dan kejahilan hilang lenyap. Dan sebagai gantinya munculah fajar kehidupan dan nur kerohanian.
Sekarang, wahai kaum Muslimin sekalian, bacalah dan renungkanlah ayat-ayat ini. Betapa berharganya di mata Tuhan waktu yang – untuk memenuhi keperluan – Tuhan mengirimkan seorang mujaddid ke dunia ini. Tidakkah kalian mau bersyukur karena menemukan diri kalian berada dalam waktu seperti itu ? Akankah kalian memperolok-olokan janji Tuhan ?
Dan, wahai orang-orang yang kaya di antara kaum Muslimin, hendaklah kalian yakin akan amanat yang saya sampaikan kepada kalian. Yakni, bahwa Tuhan telah mendirikan suatu Proyek untuk memperbaiki umat manusia. Proyek ini terserahlah pada kalian bila kalian mau membantu dengan sepenuh hati, segenap jiwa dan cinta. Proyek ini beserta cabang-cabangnya membutuhkan pertolongan kalian. Dan, memerlukan sekarang juga.
Mereka yang mau memberikan sesuatu setiap bulan, maka terserah kepadanya untuk melakukannya secara teratur tanpa diingatkan. Biarlah mereka menganggapnya sebagai suatu kewajiban terhadap Tuhan yang harus mereka pikul, jangan sampai membiarkan diri mereka mengabaikannya. Mereka yang akan memberikan sekaligus juga akan diterima. Akan tetapi, hendaklah diingat bahwa niat sebenarnya adalah bahwa hal ini akan terus-menerus dilakukan tanpa ada hentinya. Para pencinta kebenaran, oleh karena itu, hendaklah berjanji serta mengirimkan sumbangan bulanannya seberapa mereka kuasa. Dan mereka harus melakukannya secara teratur setiap bulan, kecuali bila mereka terhalang oleh sesuatu yang tidak terduga. Mereka yang mempunyai milik dan merasa tergugah dapat mengirimkan sumbangan sampingan sebagai tambahan kepada sumbangan bulanannya.
Dan, saudara-saudara sekalian, sahabat-sahabatku yang tercinta, cabang-cabang hijau pohon yakni saya sendiri, yang karena kasih sayang Tuhan telah menggabungkan diri dengan saya dalam baiat serta siap sedia untuk menyerahkan hidupmu, waktu senggangmu, kekayaanmu, untuk tujuan ini! Saya memaklumi bahwa saudara-saudara akan dengan senang hati setuju dengan setiap permintaan kurban yang saya ajukan kepada saudara sekalian. Namun saya tidak berkeinginan untuk menentukan sesuatu atas kemauan saya sendiri. Hal ini karena saya ingin bahwa pengorbananmu itu hendaknya pengorbanan yang ikhlas – tidak dilakukan karena mengikuti perintah saya. Siapakah itu sahabat saya ? Dan siapakah yang tercinta bagi saya ? Dia itu hanyalah orang yang mengetahui saya dan kedudukan saya. Dan siapakah yang mengetahui kedudukan saya ? Hanya dia yang percaya dengan penuh keyakinan bahwa saya telah diutus oleh Tuhan, serta percayanya itu sama seperti percayanya mereka kepada yang telah diutus Tuhan terdahulu. Dunia ini tidak akan menerima saya. Sebabnya, saya ini bukan dari dunia ini. Akan tetapi, mereka yang rohnya akrab dengan dunia yang akan datang, mereka memang menerima dan akan menerima saya. Ia yang menarik diri dari saya menarik diri dari Dia yang telah mengutus saya. Ia yang menggabungkan diri dengan saya adalah menggabungkan diri dengan Dia yang daripada-Nya saya datang. Saya menggenggam nur pada tangan saya. Mereka yang datang kepada saya pasti akan menerima bagian mereka dari nur ini. Akan tetapi, mereka yang terperosok ke dalam khayalan-khayalan dan curiga serta melarikan diri dari saya, akan memasuki kegelapan. Saya adalah benteng tahan tembus yang ditegakkan untuk zaman ini. Siapa yang memasuki saya akan menyelamatkan dirinya dari pencuri-pencuri dan perampok-perampok serta binatang-binatang buas. Akan tetapi, siapa yang tinggal jauh dari pekarangan saya, membahayakan hidupnya dimana pun ia berada. Bahkan tubuhnya yang telah mati pun tidak akan lepas dari resiko. Dan siapakah yang memasuki lingkungan saya ? Hanyalah dia yang mencampakkan cara hidup yang busuk dan menempuh cara hidup penuh kebajikan, yang meninggalkan langkah-langkah bengkok dan mengambil langkah lurus yang memutuskan dirinya jauh dari syaitan dan menggabungkan dengan Tuhan Yang Maha Perkasa, sebagai salah seorang dari hamba-hamba-Nya yang taat. Setiap orang yang melakukan hal ini adalah dari saya dan saya dari dia. Dan siapakah yang akan berhasil melakukan hal ini ? Hanyalah dia yang dibantu oleh Tuhan untuk berjalan dibawah bayangan dirinya sendiri yang tersucikan. Selanjutnya, api di dalam dirinya menjadi dingin dan ia mulai maju dan terus maju menaiki tangga kerohanian. Roh Tuhan bersemayam di dalam dirinya. Melalui tajalli (penampakkan) Ilahi yang khusus, ia mencapai kesamaan tujuan bersama Rabb Semesta Alam. Sifat dirinya yang lama hilang lenyap dan ia muncul dengan kepribadian baru. Satu Tuhan yang baru – karena cara Dia memperlakukan orang itu juga baru – sekarang mendekat kepadanya; ia berada di surga sudah, satu surga di muka bumi.
Dalam kesempatan ini saya tidak dapat dihalang-halangi untuk menyebut-nyebut dan untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Perkasa bahwa, karena karunia dan kasih sayang-Nya, saya tidak ditinggalkan seorang diri. Mereka yang telah mengikat hubungan seperti anak kepada bapak dengan saya serta memasuki jemaat yang di bangun oleh Tuhan Yang Maha Perkasa dengan Tangan-Nya Sendiri ini diresapi dengan semacam rasa cinta pengabdian yang ajaib terhadap saya. Tak ada sesuatu pun yang telah saya perbuat agar patut memperoleh ini. Tuhan Yang Maha Perkasa karena kemurahan-Nya Sendiri yang khusus telah mengkaruniai saya dengan roh-roh yang demikian tulus ikhlas. Pertama-tama saya merasa benar-benar tergerak sekali untuk menyebutkan seorang saudara rohani saya yang namanya – bagaikan Nur (cahaya) ketulusannya sendiri - adalah Nur Din (Cahaya Agama). Pengabdian yang diberikan beliau demi tujuan penyebaran agama Islam dengan uangnya yang diperoleh secara bersih – membuat saya menjadi iri. Aduhai, kiranya saya juga dapat memberikan bakti seperti itu. Betapa besarnya gairah beliau akan kesempatan-kesempatan untuk mengabdi dan menyokong agama, mengingatkan saya akan kekuasaan Tuhan bagaimana datang mendekatnya Dia kepada hamba-hambanya yang sejati.! Nur Din selalu siap-sedia untuk memperbuat apapun demi ketaatan kepada Tuhan dan Nabi-Nya, kapan saja, dengan segenap simpanannya, tenaganya, dan sumber dayanya. Dari pengalaman saya mengenai beliau dan tidak hanya dari kebiasaan saya mempercayai orang, saya mengetahui hal ini tentang beliau bahwa – pengorbanan kekayaan tak usah disebut lagi -, beliau tidak merasa sangsi untuk mengorbankan hidup dan kehormatannya demi saya. Kalau saja saya menyetujui, pastilah ia akan meninggalkan segala sesuatu dan datang untuk tinggal bersama saya di sini (Qadian, red.) – yakni, dekat dengan saya secara jasmani sebagaimana secara rohani beliau dekat sudah dengan saya. Dari antara surat-suratnya, saya sajikan kembali dibawah ini beberapa baris untuk para pembaca yang budiman. Mereka dapat menanggapi seberapa jauhnya saudaraku yang tercinta ini, Maulvi Hakim Nur-ud-Din dari Bhera, dokter negara bagian Jammu, telah maju di atas jalan kecintaan dan ketaatan. Beginilah bunyi surat itu :
Kepada Pelindung, Pembimbing serta Penghulu kami, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
Huzur, doa saya ini ialah kiranya saya selalu hadir bersama Huzur serta mempelajari segala sesuatu yang dipercayakan kepada Mujaddid Zaman ini untuk mengajarkannya. Seandainya saya diizinkan, saya siap sedia untuk melepaskan kedudukan saya, dan kemudian tetap berada dalam perintah Tuan siang dan malam, atau bila diperintahkan, saya siap pergi mengelilingi dunia dan memanggil manusia kepada agama yang benar, dan terus-menerus mengerjakannya sampai akhir hayat.. Kiranya saya bisa berkurban dijalan Huzur. Apa yang saya miliki bukanlah milik pribadi saya, semuanya adalah milik Huzur, wahai Pemimpin serta Pembimbing yang mulia! Saya mengatakan ini dengan sesungguhnya bahwa bila seluruh penghasilan saya dihabiskan dalam penyebaran agama, pastilah saya menganggap bahwa tujuan hidup saya telah tercapai. Bila para pemberi iuran untuk BARAHIN tidak sabar lagi atas keterlambatan dalam pencetakkannya, izinkan saaya untuk melakukan bakti yang tidak seberapa ini: Biarlah saya melunasi iuran-iuran mereka dari kantong saya sendiri.
Penasihat serta Pembimbing yang mulia, hamba yang lemah dan tak ada artinya ini mempunyai suatu permintaan lain: Bila disetujui, akan merupakan suatu keberuntungan bagi saya. Saya meminta agar pengeluaran-pengeluaran unutk pencetakan BARAHIN dapat kiranya dibebankan kepada saya. Setelah itu, hasil yang diterima dari penjualannya biarlah dibelanjakan untuk keperluan Huzur. Perhatian dan hormat saya kepada Huzur adalah serupa dengan apa yang diberikan oleh Al-Faruq. Saya siap sedia untuk memberikan apa pun juga yang ada pada saya untuk tujuan ini. Do’akanlah kiranya akhir hayat saya ini adalah akhir hayat seorang mukmin sejati yang ithaat.
Ketulusan dan keteguhan Tuan Maulvi – rasa simpati dan tanpa pamrihnya - yang begitu jelas nyata dalam kata-katanya, adalah sama-sama bahkan lebih nyata lagi dalam perbuatan-perbuatannya. Ini terbukti dari pengabdian tulus yang diberikan beliau untuk tujuan ini. Beliau mau melepaskan segala sesuatu yang dimilikinya, bahkan juga rumah tangganya sendiri untuk keperluan ini. Kecintaaannya yang tak terbatas itu cenderung untuk melebihi kemampuannya sendiri. Setiap saat miliknya diberikan untuk berkhidmat. ***5***)
Akan tetapi, sungguh kejam bila memikulkan keseluruhan beban pengorbanan ke atas pundak seorang penganut setia yang tanpa pamrih. Beban ini harus dipikul oleh satu jemaat besar, bukan perseorangan. Adapun Tuan Maulvi memang benar, beliau ini siap sedia untuk berpisah dari seluruh miliknya. Seperti halnya Nabi Ayyub, beliau siap menyatakan," Sendirian aku datang dan sendirian aku akan pergi". Namun, kewajiban untuk mengabdi kepada tujuan ini terletak pada seluruh jemaat. Zaman demikian berbahaya, dan tanda-tanda begitu mengancam. Dasar-dasar agama sedang goyah-goyahnya. Hubungan antara Tuhan dengan manusia sedang mengalami tekanan dan ketegangan. Sudah sepantasnya orang-orang mukmin yang saleh memikirkan akhir tujuannya. Terserahlah kepada mereka untuk menemukan kewajiban-kewajibannya. Keselamatan (najat) menghendaki amal-amal yang benar dan tepat. Amal yang benar dan tepat untuk masa ini adalah perbuatan-perbuatan pengorbanan. Pengorbanan milik dan waktu seseorang. Setiap mukmin yang saleh hendaknya memperhatikan peringatan yang terkandung dalam Al-Qur’an :
" Sekali-kali tidak akan kamu meraih kebajikan yang sempurna – kebajikan yang membawa kepada najat - sebelum kamu membelanjakansebagian dari apa yang kamu cintai – kekayaanmu, harta- milikmu" (3:93)
Disini saya pikir tepat kalau menyebutkan nama-nama beberapa kawan lainnya yang tulus ikhlas dan termasuk jemaat Ilahi ini dan yang telah bergabung dengan saya dengan kecintaan sejati. Salah seorang dari antara mereka adalah Syekh Muhammad Husain dari Muradabad yang telah datang dari Muradabad ke Qadian dan sedang mempersiapkan salinan dari tulisan saya ini untuk ke percetakan. Semuanya demi Tuhan semata. Saya dapat melihat hati Syekh yang bersih, bagaikan sebuah cermin. Beliau sangat taat kepada saya dan semuanya itu semata-mata demi Tuhan. Pikirannya terpusat kepada Tuhan, sifatnya yang baik berlainan dari orang kebanyakan. Saya menganggap beliau sebagai suatu obor yang cemerlang dari Muradabad. Cahaya kecintaan dan ketulussan yang bersinar-sinar padanya bisa menyebar kepada yang lainnya . Syekh kita ini terbatas harta
miliknya. Namun beliau tinggal bersama saya siap sedia selalu untuk memberikan jasa macam apa pun. Keyakinannya mendalam dan disimbahi dengan rasa cinta.
Kawan lainnya yang seperti itu ialah Hakim Fazl Din dari Bhera. Kecintaan, ketaatan, rasa hormat dan kehangatan yang ditampakkan Tuan Hakim kepada saya, mustahil bagi saya untuk menggambarkannya. Beliau menyambut saya dengan sebenar-benarnya, penuh simpati dan pengertian. Tatkala saya tergerak oleh Tuhan untuk menuliskan himbauan ini, serta memperoleh suatu wahyu yang memberi dorongan kepada saya untuk melaksanakan tugas itu, saya memberitahukan semua itu kepada beberapa orang. Tak seorangpun setuju. Akan tetapi, kawan yang tercinta ini – bahkan tanpa saya menyebutkan masalahnya - menggerakkan saya untuk menuliskan ini serta menyumbang seratus rupee guna pencetakannya dan sebagainya. Kedalaman pandangan rohaninya lain daripada yang lain. Kehendaknya selaras dengan kehendak Tuhan. Metode beliau adalah dengan cara berbakti diam-diam. Beratus-ratus rupee telah didermakan secara rahasia. Hanya demi memperoleh kesenangan dan keridhaan Allah. Semoga Tuhan membalasi beliau sebesar-besarnya!.
Diantara kawan-kawan seperti itu ada juga seorang lainnya, saudara yang tercinta Mirza A’azam Beg, penguasa Samana, negara bagian Patiala, yang kepergiannya dari antara kita telah menimbulkan kesedihan dan yang sekarang menikmati kasih sayang dan ampunan Tuhan di alam akhirat. Beliau meninggal pada tanggal 2 Rabiuts Tsani 1308 H. "Kita hidup untuk Allah dan kepada-Nya kita akan kembali". Air mata kita berlinang serta hati kita pun merasa sedih dan karena kepergiannya kita berduka-cita.
Betapa besar kasih Tuan Mirza kepada saya dan betapa keinginannya untuk mengorbankan dirinya untuk tujuan saya, sungguh saya kehilangan kata-kata untuk melukiskannya. Wafatnya yang begitu cepat menerpa saya dengan rasa sedih. Di masa lampau jarang saya melihat contoh seperti beliau. Beliau telah mendahului kita karena itu beliau adalah penyuluh dan pemandu kita. Kita tidak mengetahui dan tidak sedikit pun mengharapkannya, namun beliau pergi juga dari kita tanpa peringatan. Selama kita hidup, rasa duka karena kepergiannya tidak akan kita lupakan.
Demikian itulah kepedihan hatiku,
dan demikian pulalah air mataku –
hingga bila tidak aku hentikan –
dengan lengan bajuku –
akan mengalir membasahi bajuku.
Kenangan kepadanya menyebabkan kesedihan dan kesedihan itu menyesakkan, menyakitkan. Hati merasa sedih dan air mata pun terus menerus menetes. Beliau ini penuh dengan kecintaan dan berani dalam penampilannya. Saya tidak mengetahui apakah beliau pernah memimpikan sesuatu yang lainnya. Tuan Mirza adalah orang yang berada. Akan tetapi, bila dihadapkan kepada urusan agama, bagi beliau kekayaan itu tak lebih berharga daripada debu. Pikirannya yang cerdas, cepat melihat kebenaran-kebenaran agama yang sehalus-halusnya. Keyakinan – diisi dengan cinta – yang ditampakkan oleh beliau terhadap hamba yang lemah ini boleh digambarkan sebagai suatu mukjizat. Karunia dan anugerah Tuhan yang khusus. Saya selalu merasa senang melihatnya. Bagaikan melihat sebuah taman yang penuh dengan buah-buahan. Beliau meninggalkan beberapa tanggungan, diantaranya seorang anak laki-laki yang masih kecil – tidak jelas ada yang menanggung. Tuhan Yang Maha Perkasa! Kiranya Engkau menjadi penanggungnya dan penolongnya, dan ilhamilah kawan-kawanku yang lain untuk datang dan memperlihatkan simpati yang nyata kepada yang ditinggalkan.
Oh Tuhan! Yang memberikan kelegaan kepada kalbu-kalbu yang bersedih!
yang lemah mendapatkan lindungan
dalam Dikau,
dan kepada mereka yang berdosa – ampunan Disebabkan Karunia-Mu – maka,
ampunilah dia, hamba-Mu
Dan jangkaukan Kasih-sayang-Mu
kepada yang berkabung
ditinggal di belakang.
Saya telah menyebutkan beberapa nama. Ada lagi kawan-kawan lainnya yang telah bergabung dengan saya dan juga memberikan pengabdian yang sama tulusnya. Saya mengharapkan Insya Allah untuk menuliskan mereka secara terpisah pada kesempatan lain. Untuk sekarang ini, saya cukupkan sekian.
Nampaknya tepat bila saya seharusnya menjelaskan bahwa mereka semua yang telah bergabung dengan saya dalam bai’at belum patut memperoleh pujian. Belum lagi, beberapa diantara mereka nampaknya bagaikan ranting kering sebatang pohon. Tuhan-ku, Majikan-ku akan memangkas mereka dari saya dan mencampakkan mereka sebagai kayu bakar. Ada pula mereka yang memperlihatkan ketaatan dan ketulusan pada awalnya, akan tetapi sekarang mereka nampaknya acuh tak acuh. Mereka telah kehilangan kehangatan dan gairah selayak para pengikut yang sejati. Seperti halnya Bal’am – ahli dalam kasak-kusuk dan pamer kepalsuan. Atau, bagaikan gigi lapuk, yang menunggu untuk dicabut dan diinjak-injak dibawah telapak kaki. Mereka telah mulai bosan dan menjadi rusak disebabkan dunia fana ini. Saya dapat mengatakan kepada anda sekalian – mereka akan segera diceraikan dari saya, kecuali diantara mereka yang Tuhan berkehendak menyelamatkan mereka dengan Tangan-Nya. Demikian pula banyak orang yang Tuhan telah menyerahkan kepada saya untuk selama-lamanya. Mereka itu adalah ranting-ranting hijau pohonnya, sedangkan pohon itu ialah saya sendiri. Saya akan menulis tentang mereka itu Insya Allah pada kesempatan lain.
Saya ingin juga – sementara saya masih bicara tentang masalah ini – menghilangkan salah pandangan beberapa orang kaya yang bangga akan kedermawanan dan ketaatan mereka kepada agama, namun tidak menafkahkan pada saat yang tepat, untuk tujuan yang tepat. Mereka mengatakan bahwa mereka menunggu seorang orang suci yang benar datang dari Tuhan untuk memajukan Agama. Seandainya orang seperti itu muncul, mereka mau tampil ke muka memberikan bantuan dan berkorban untuknya. Namun sayangnya (kata mereka) tidak seorang pun yang semacam itu muncul. Yang ada semata-mata hanya tukang tipu dan tukang kicuh, kemanapun anda melihat. Kepada orang seperti itu saya berkata, hendaklah diketahui dengan seyakin-yakinnya bahwa seseorang telah datang untuk memajukan tujuan agama, tapi anda tidak mengenalnya. Ia adalah orang yang ada disini, dihadapan anda, yang sekarang sedang berbicara kepada anda. Mata anda dialingi tutupan yang berat. Bila anda mempunyai perhatian terhadap kebenaran, tidaklah sulit untuk menguji seseorang yang telah mengaku bahwa Tuhan telah berbicara kepadanya. Mari datang dan tinggal bersamanya selama 2-3 minggu. Bila Tuhan menghendaki, anda akan melihat dengan mata kepala anda sendiri sesuatu yang merupakan karunia Tuhan – wahyu Ilahi – yang terus menerus menghujaninya. Mari datang dan lihatlah sendiri. Barang siapa yang mencari pasti akan menemukan, barangsiapa yang mengetuk pasti pintu akan dibukakan baginya. Bila anda duduk menjauh dengan mata tertutup dalam sebuah kamar yang gelap tertutup rapat dan masih mengeluh bahwa anda tidak dapat melihat matahari, itu adalah sia-sia – sia-sia belaka – , bagi anda. Hai engkau yang dungu, bukalah pintu kamarmu, angkatlah tutupan dari matamu, agar engkau tidak hanya dapat melihat matahari, melainkan juga dicahayai olehnya.
Ada sebagian yang beranggapan bahwa mendirikan perhimpunan-perhimpunan dan membuka sekolah-sekolah adalah cukup untuk memajukan kepentingan agama. Akan tetapi mereka tidak mengetahui; apa agama itu sebenarnya, untuk apa manusia telah dijadikan dan bagaimana serta dengan sarana apa mereka dapat mencapai tujuan-tujuan kedatangan mereka ke dunia ini. Hendaklah mereka mengetahui bahwa tujuan asal kehidupan kita di dunia ini adalah untuk membina hubungan yang benar dan nyata dengan Tuhan. Hubungan itu demikian rupa keadaannya sehingga akan membebaskan kita dari semua hubungan yang mementingkan diri sendiri dan membawa kita ke sumber mata air keselamatan (najat). Hubungan dengan Tuhan yang demikian dan keteguhan keyakinan yang seperti itu tidak dapat datang dari lembaga-lembaga bikinan manusia. Upaya-upaya dan filsafat-filsafat manusia adalah tidak berguna. Nur yang kalian perlukan itu turun dari langit ke bumi ini pada saat-saat kegelapan melalui hamba-hamba-Nya yang terpilih. Ia yang datang dari langit, hanya dialah yang bakal membimbing kalian ke langit. Oleh karena itu, wahai manusia-manusia yang hidup dalam lubang-lubang kegelapan dan terbenam dalam keragu-raguan dan khayalan-khayalan palsu serta menjadi budak hasrat-hasrat pribadimu sendiri! Janganlah kalian menganggap pengakuan-pengakuan dan amal-amal lahiriah sudah mencukupi. Juga sama halnya tidak mencukupi usaha-usahamu sendiri, sekolah-sekolahmu, lembaga-lembagamu untuk memperoleh kebahagian, keselamatan, dan keberhasilan. Hal-hal begini memang bermanfaat dan dapat berguna untuk langkah-langkah pendahuluan, namun semua hal itu masih jauh, sangat jauh dari tujuan kita yang sebenarnya. Usaha-usaha seperti ini dapat sekedar mneyabarkan ilmu, kebudayaan, ketajaman pikir, pengetahuan tentang seni berdebat, seni dialektika atau beberapa gelintir lulusan pendidikan modern. Setelah waktu yang lama sekali mungkin hasil pencapaian-pencapaian seperti itu dapat memberi manfaat untuk tujuan-tujuan asal. Akan tetapi, kita tidak dapat menyediakan waktu untuk menunggu. Sebelum obat penawar sampai dari Irak, gigitan ular mungkin telah menamatkan riwayat si korban! Oleh karena itu, bangkitlah dan waspadalah, jangan-jangan kalian tergelincir. Jangan-jangan tatkala kalian berangkat dari dunia ini, kalian tidak mempunyai iman, tanpa kesadaran akan Tuhan. Ketahuilah dengan seyakin-yakinnya bahwa kebahagian di alam akhirat tidaklah bergantung pada perolehan ilmu-ilmu dan kebudayaan yang biasa. Disamping itu kita memerlukan Nur dari Langit untuk menghilangkan noda keragu-raguan, noda kekurang-yakinan. Nur inilah yang mendinginkan nafsu-nafsu ketamakan, Nur ini pula menarik manusia kepada cinta yang sejati kepada Tuhan dan menciptakan ketaatan dan penyerahan diri yang sebenarnya kepada-Nya. Mintalah musyawarah hati nuranimu. Anda akan diberi tahu bahwa kepuasan dan kedamaian yang mendatangkan perubahan rohani, tidak dipunyai anda. Belum, belum lagi. Oleh karena itu, sayang benar anda sangat tergila-gila oleh upaya-upaya konvensional, atau oleh pendidikan seni dan ilmu pengetahuan. Tidak sekelumit pun kegairahan ini diperuntukan bagi amanat dari Langit, Rencana Samawi! Kehidupan seutuhnya diabdikan kepada benda-benda yang sedikit saja hubungannya dengan masalah-masalah kerohanian. Kalau pun ada hubungan seperti itu, yang ada itu tidak berarti apa-apa, jauh daripada memadai untuk tujuan asal yang sebenarnya. Bila anda mempunyai pengetahuan dan wawasan yang diperlukan untuk memperoleh pandangan yang jelas mengenai tujuan asal itu, anda tidak akan berhenti hingga anda meraih tujuan itu.
Wahai manusia! Ketahuilah bahwa kalian telah diciptakan agar kalian hendaknya mengenal Pencipta-mu, Tuhan-mu yang harus kalian sembah, kenali, cintai dan taati. Kalian harus – dengan ucapan dan perbuatan – memperlihatkan bahwa kalian menyadari hal ini, tujuan asal dan akhir penciptaanmu. Sebelum kalian berbuat demikian, kalian akan tetap jauh – teramat jauh – dari najat (keselamatan) yang hakiki. Bila kalian memalingkan pikiran kalian kedalam diri dan melihatnya secara adil, kalian dapat menjadi saksi atas diri kalian sendiri. Bukankah itu benar bahwa apa yang kalian sembah itu dunia, bukan Tuhan ? Satu berhala besar – yang terbuat dari dunia ini – selalu di hadapan mata hati kalian selalu pada setiap detik kehidupan kalian. Dan berhala inilah yang kalian sembah. Seribu sujud atau lebih kalian lakukan setiap detik. Seluruh tempomu yang teramat berharga kalian persembahkan untuk urusan-urusan dunia ini. Untuk yang lainnya, hampir-hampir tak sesaat pun. Apakah pernah muncul dalam kesadaranmu, apakah gerangan ujung-ujungnya dari semua ini ? Adilkah kalian ? Lurus atau tuluskah kalian, bertakwa kepada Tuhan ? Benar jujur ? Benar merasa hina dina sebagaimana Al-Quran mau kalian demikian ? Tahun berganti tahun kalian tidak pernah berpikir apa-apa tentang Tuhan, tentang apa-apa yang kalian berhutang budi kepada-Nya. Sungguh benar bahwa kalian sedikit saja mempunyai perhatian kepada Dia. Sang Pemelihara Asli segala kehidupan. Berapa sering mengingat-Nya ? atau menyebut-Nya ?
Nah, sekarang kalian hendak bertengkar dan berdebat dengan cerdik serta mengatakan bahwa itu tidak demikian. Akan tetapi, hukum alam – hukum Tuhan – mendustakan kalian. Hukum itu menyatakan kepada kalian bahwa yang setia itu dibedakan oleh ciri-ciri tertentu yang tidak kalian punyai. Dalam urusan duniawi kalian memperlihatkan kepintaran dan kebijakan kalian. Namun, segenap kemampuan kalian, pikiran kalian yang tajam itu habis riwayatnya, tatkala masalah-masalah dunia ini berakhir. Kebijakan kalian itu tidak pernah kalian terapkan pada masalah-masalah ukhrawi, tempat tinggal terakhir yang telah ditentukan untuk segenap roh. Kalian merasa bahagia dan puas dengan kehidupan ini. Seolah-olah kehidupan ini adalah untuk selama-lamanya. Kalian tidak sekalipun juga berpikir tentang kehidupan yang akan datang, yang kesenangannya adalah kesenangan yang sebenarnya – kesenangan yang abadi. Betapa malangnya nasib ini! Kalian berpikir pun tidak – bahkan sebenarnya sama sekali buta – akan urusan hidup yang paling penting. Kalian sibuk siang dan malam dalam urusan-urusan yang nilai maknanya hanya sekilas. Kalian juga lebih daripada mengetahui bahwa saat akan tiba pada kalian sebagaimana halnya pada yang lain, saat yang akan mengakhiri riwayat kehidupan ini. Namun, betapa kurang tanggapnya kalian ini!
Sementara memaklumi semua ini, kalian membaktikan waktu dan tenaga kalian hanya buat barang-barang dunia ini! Dan rencana-rencana kalian pun tidak selalu ditempuh dengan cara-cara yang bersih pula, termasuk dusta serta tipu-menipu, kekerasan dan pembunuhan dan lain sebagainya. Dengan kejahatan-kejahatan kalian yang memalukan itu, kalian kira kalian tidak membutuhkan suatu cahaya dari langit. Bahkan, kalian membenci gagasan seperti itu. Kalian memperlakukan amanat dari langit ini dengan penghinaan. Kalau pun kebetulan kalian menyebut hal itu, kalian menyebutnya dengan kebanggaan yang tergores nyata di wajah kalian. Masih juga kalian meminta bukti bahwa gerakan ini datang dari Tuhan. Saya sudah menjawab pertanyaan ini. Jawaban saya ialah, "Timbanglah pohon dengan buahnya, matahari dengan cahayanya."
Saya telah menyampaikan seruan ini kepada anda sekalian. Maka terserahlah kepada anda sekalian untuk menerima atau menolak, untuk menaruh perhatian pada apa yang saya katakan atau tidak.
Mereka hidup dan bergerak di tengah-tengahmu
Namun, kamu mengenal mereka pun tidak, oh malang nian!
Petuah-petuahku juga, kamu akan ingat,
Namun, hanya setelah aku pergi.
KATA PENUTUP :
SATU UNGKAPAN SEDIH MENGENAI PERI KEADAAN
KAUM MUSLIMIN
Patut nian kalau pun sang mukmin
Bersimbah airmata darah –
Atas nasib malang Islam
Dan atas langkanya – Muslim sejati
***
Kemalangan – parah dan hebat
t’lah menimpa agama Tuhan
Kekafiran dan pembangkangan
tumbuh subur di muka bumi
***
Kosong dirinya
dari segala kebaikan, segala kebajikan
ia masih lagi mencari-cari salah
Pada yang Terunggul daripada Rasul-rasul Tuhan
***
Diperbudak dan dipenjara
dalam wujud kejahatan –
ia masih lagi mencerca
atas Penghulu para Muttaqi
***
Rusak tak terpulihkan
ia lepaskan panah-panah atas dia, -
Yang Maha Lugu
Kiranya kalaulah Langit
sekarang juga hujankan batu atas bumi
***
Islam lagi digilas menjadi debu
dimuka matamu sendiri!
Dalih apa – kalian si kaya –
Akan kalian sekarang ajukan kepada Tuhan ?
***
Kekafiran di mana-mana
Menderu bak balatentara Yazid
Agama Tuhan – lumpuh dan terasing
Seperti Zainal Abidin
***
Si kaya – lupa daratan
dalam buruannya
kesukaan-kesukaan
senang dan suka ria
berteman wanita jelita
***
Cendekiawan agama – siang dan malam
bergelimang dalam nafsu pribadi
yang saleh – dalm kobongnya
tak mau tahu tak mau peduli
apa itu pinta agama
***
Orang masing-masing buat dirinya
menjaga seginya saja
Segi agama – tidak dijaga
dihantam-hantam oleh musuhnya
dari tempat sembunyinya
***
Kalian Muslim-Muslim – itukah nian ?
Muslim sejati, Muslim muttaqi, bertingkah laku ?
Agama tinggal merana
Namun kalian – masih saja sibuki
Bangkai ini, dunia ini ?
***
Kalian benarkah anggap dunia ini, gedung ini
begitu kuat dan lestari ?
Ataukah kalian t’lah lupa…
nasibnya mereka nan ditelan masa
***
Ingatlah kalian yang tak peduli!
saat maut dekat sudah, dekat sekali!
Berapa lama kalian ‘kan bersibuk-sibuk
Dengan perempuan dan minuman
***
Jangan kamu tambatkan diri
cuma pada dunia ini --
bila kamu bujaksana;
Atau pahit menantimu
saat kamu hembuskan nafas
***
Jangan kamu berikan hati
Tapi pada dia nan Hubbi
Keelokan abadi
Abadi nan jaya-bahagia
Datang dari Yang Maha Pemurah
***
Bijaksana ia yang gila –
tapi mencari Dia
Tak mabuk dia yang mabuk
Karena cantik Wajah-Nya dan Jelita
***
Piala cinta-Nya
serbat kehidupan abadi
siapa pun yang minum
mencapai hidup lestari
***
Jangan condong Saudaraku !
pada harta dunia fana ini –
Racun maut tiap titik
nampak bak madu di matamu
***
Maukah kamu peras tenaga
demi untuk Agama ?
dengan dirimu dan hartamu ?
Maka dari Tuhannya Arasy
Kalian ‘kan terima
Jubah keridhoan-Nya
***
Dengan padatnya amalmu, tampakkanlah
Nur yang ada
dalam keyakinanmu,
Sudahkah kamu berikan hatimu pada Yusuf ?
Maka ke Kanaan menghadaplah dan berangkatlah
***
Ingatlah akan hari-hari
bila agama mengisi barisannya
dengan orang-orang dari agama lain,
dan bebaskan segenap dunia
dari jalan-jalan syaithan terkutuk
***
Diatas muka bumi,
sudahlah ia beberkan –
payung cahayanya dan pengajarannya
Dan tegakkan setinggi langit
kehormatannya, ia punya nama
***
Namun sekarang – begitulah adanya zaman, –
bahwa setiap yang dungu dan jahil
siap sedia sudah –
‘Tuk teriak dusta sekeras-kerasnya
pada Agama yang berjaya
***
Bermilyun-milyun yang dungu
telah tinggalkan Agama itu
Dan banyak beribu-ribu sudah jatuh jadi korbannya
tipu daya yang memakzulkan
***
Kekalahan ini – kehinaan ini,
Hanya pada satu, kaum Muslimin berhutang
dan cuma satu-satunya –
Cinta mereka akan agama, aduhai,
tak ditopang usaha dan kehendak
***
Seluruh dunia boleh tinggalkan
Agamanya Mustafa –
Mereka tak ‘kan bergerak
sekecilnya-kecilnya
satu janin dalm rahim
***
Tenggelam siang dan malam
dalam bisnis duniawi
Dan harta mereka –
seutuhnya dibaktikan
buat kerabatnya, buat perempuan-perempuannya
***
Dimana orang berkerumun ‘tuk bersuka-ria
Mereka tampak di tengah-tengah
Dan dalam kumpulan-kumpulan jahat –
Mereka duduk-duduk –
Bak permata berjajar-jajar
***
Jalan ke lepau tuak
mereka kenal benar
jalan ke hidayat, tidak ;
Mereka mual ‘kan orang beragama
pencinta tuak mereka dekap
***
Yang Tercinta berpaling
Berpaling Wajah dari mereka
Dia cintai benar, sebelum ini ;
Dia jumpa tidak dalam hatinya
Cintanya mukmin sejati
***
Berlalu sudah masa nan lampau
dan bersamanya,
kebesaran dan keagungan
Ulah busuk jadi sebab mereka,
hari-hari busuk zaman ini
***
Ketika mereka pertama menanjak kebesaran
Itu karena menngabdi Agama
Mereka pun ‘kan bangkit kembali, sungguh,
tapi dari mengabdi kembali –
pada Agama
***
Ya Tuhan, kapankah ? kapankah gerangan ?
Pertolongan-Mu kan tiba ?
Manakala kita lihat kembali –
hari-hari penuh berkat itu,
tahun-tahun penuh berkah itu ?
***
Dan gundah pada diriku,
Keduanya buat agama Ahmad –
telah oroti
zat penumpu wujudku;
seteru berlimpah-limpah
dan kawan amatlah langka
***
Mari Tuhan, datanglah segera,
hujanilah atas kami
Pertolongan-Mu kembali –
Atau, lainnya Tuhanku!
Ambilah daku
dari neraka yang mendidih ini!
***
Dari Ufuk Kasih Sayang
biarlah cahaya petunjuk terbit –
biarlah yang tersesat melihat
dengan matanya sendiri,
tanda-tanda Kehadiran-Mu
***
Sifat besar Kau telah karuniakan
pada gairahku dan
pada gelisahku –
‘ku takut tidak, karenanya –
bahwa Kau ‘kan biarkan daku
- kecewa – mati
***
Pendukung kebenaran tak pernah gagal –
dalam cita nan mereka bela;
Tangan Tuhan sendiri ada mereka punya –
sembunyi di balik lengan bajunya
KEPADA PARA PENGECAM
Kami telah memutuskan, bahwa semua keberatan-keberatan, kritikan-kritikan, keragu-raguan dan kesulitan-kesulitan yang diajukan oleh orang-orang dari berbagai jalan pikiran – yang mungkin mereka tujukan kepada Islam, Al-Quran Suci ataupun kepada penghulu dan pelindung kita, Nabi Mulia saw, atau kepada wahyu-wahyu dan pengakuan wahyu-wahyu-ku – hendaknya dihimpunkan, disusun dan diberi nomor serta dicetak dalam bentuk buku. Kemudian secara berurutan kami akan segera menulis jawaban-jawaban kami kepada mereka. Oleh karena itu, semua yang menaruh perhatian daripada orang-orang Kristen, Hindu, Arya, Yahudi, Magian, Atheist, Brahma, Ilmuwan, Filosof, para Muslim yang memusuhi, ataupun yang lainnya, dipersilahkan untuk mengajukan keberatan-keberatannya kepada kami, secara jelas dan mudah dibaca. Keberatan-keberatan itu hendaknya bermaksud baik, yang diungkapkan demi untuk mencari kebenaran. Keberatan-keberatan itu bisa sehubungan dengan Islam, Al-Quran Suci, ataupun mengenai Penghulu dan Pemimpin kita, yang terunggul daripada para Rasul a.m.s atau juga, keberatan-keberatan itu dapat sehubungan dengan diriku sendiri, kedudukanku yang ditunjuk oleh Tuhan, atau wahyu-wahyu-ku. Dengan demikian agar keberatan-keberatan yang dihimpunnya ini seluruhnya dan diberi nomor dapat dicetak dalam bentuk buku dan agar semuanya dapat dijawab secara terperinci satu per satu.
Maka kiranya kesejahteraan terlimpah kepada mereka yang mengikuti petunjuk Ilahi.
Oleh hamba yang lemah,
Mirza Ghulam Ahmad,
dari Qadian, Distrik Gurdaspur
Punjab, 10 Jumadil Akhir 1308 H
PEMBERITAHUAN
Risalah Fateh Islam ini telah dicetak sebanyak 700 buah. Dari jumlah itu, 300 buah telah dicadangkan untuk dibagikan secara cuma-cuma di antara para mubaligh Muslim dan mereka merasa tertarik tapi tidak mampu membayar, dan juga untuk para cendekiawan Kristen dan Hindu. Selebihnya, yakni 400 buah, akan dijual kepada mereka yang dapat membayar sebesar 8 anna setiap bukunya, ditambah biaya pos. Mereka yang dapat memperoleh buku ini secara cuma-cuma -- para mubaligh, cendekiawan dan mereka yang tidak mampu membayar -- dapat memintanya dengan mengirimkan ½ anna biaya pos untuk setiap buku. Dengan diterimanya uang biaya pos tersebut, sebuah buku akan dikirimkan.
Buku ini diikuti oleh dua buku lainnya yang bersama buku ini menjadi satu buku. Buku ini dinamakan Fath-i-Islam (Kemenangan Islam), yang kedua dinamakan Tauzih-i-Maram (Menjelaskan Tujuan), dan yang ketiga Izala-i-Auham (Menghilangkan Keragu-raguan).
Oleh
Mirza Ghulam Ahmad
dari Qadian
Risalah ini aslinya berjudul Fateh Islam di tulis dalam bahasa Urdu oleh Masih Mau'ud dan Imam Mahdi, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad a.s, pendiri Jemaat Ahmadiyah, pada tahun 1890. Ini merupakan pengumuman dan himbauan pertama kalinya mengenai Rencana Ilahi untuk kemenangan Islam di zaman ini. Beliau mencanangkan pengakuan beliau sebagai Al-Masih dan Mahdi yang dijanjikan oleh Nabi Besar Muhammad saw guna mengembalikan pamor dan kejayaan Islam. Beliau berseru kepada kaum Muslimin - baik kaya maupun miskin - untuk mengamati keadaan Islam yang menyedihkan - betapa agama ini diserang dan dicerca, betapa Rasulullah saw digempur dan wajah suci beliau di coreng- moreng oleh musuh-musuh Islam. Di dalam tulisan ini beliau mengajak kaum Muslimin untuk bersatu padu dan menyingsingkan lengan baju untuk bersama-sama memikul kewajiban memulihkan kembali nama baik dan wajah asli agama Islam. Terjemahan ini diangkat dari versi Inggrisnya berjudul Victory of Islam. Pada prinsipnya, terjemahan ini seyogyanya diangkat dari karya aslinya. Namun, mengingat keperluan sudah mendesak , maka Rais-ut-Tabligh Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Bapak Chaudhry Mahmud Ahmad Cheema, menginstruksikan supaya naskah yang ada segera diterbitkan. Mudah-mudahan risalah ini mencapai sasarannya dan para pembaca dapat memahami tugas yang diemban oleh Hazrat Masih Mau'ud dan Jemaat beliau.
JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Jakarta, 20 Februari 1987
Bismillahirrahmanirrahiim Nahmaduhu wa nushalli ‘alaa rasuulihilkariim
PEMBERITAHUAN
Risalah Fateh Islam ini telah dicetak sebanyak 700 buah. Dari jumlah itu, 300 buah telah dicadangkan untuk dibagikan secara cuma-cuma di antara para mubaligh Muslim dan mereka merasa tertarik tapi tidak mampu membayar, dan juga untuk para cendekiawan Kristen dan Hindu. Selebihnya, yakni 400 buah, akan dijual kepada mereka yang dapat membayar sebesar 8 anna setiap bukunya, ditambah biaya pos. Mereka yang dapat memperoleh buku ini secara cuma-cuma -- para mubaligh, cendekiawan dan mereka yang tidak mampu membayar -- dapat memintanya dengan mengirimkan ½ anna biaya pos untuk setiap buku. Dengan diterimanya uang biaya pos tersebut, sebuah buku akan dikirimkan.
Wassalam
Hamba yang lemah
Mirza Ghulam Ahmad
ghafarollah lahu
dari Qadian.
Kemenangan ISLAM
bismillah.gif (2794 bytes)
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Kami memanjatkan puja dan puji kepada-Nya dan bershalawat atas Rasul-Nya yang mulia.
Khabar kemenangan Islam dan Penampakan Agung dari Tuhan Yang Maha Perkasa serta Himbauan ke Jalan Pengabdian kepada-Nya serta ke Jalan dan Sarana Memperoleh pertolongan-Nya.
"Tuhan, resapkanlah keberkahan Ruh-Mu ke dalam tulisan hamba-Mu ini dan jadikanlah hati sanubari manusia tertarik padanya dengan penuh gairah dan semangat".
Para pembaca sekalian! Semoga Tuhan melindungi anda sekalian di dunia dan akhirat!
Sudah sejak lama saya yang lemah ini mengundang perhatian anda sekalian pada tulisan yang penting ini mengenai suatu Proyek Ilahi yang untuk itu saya telah ditunjuk Tuhan untuk memajukan Agama Islam. Dalam tulisan ini - dengan bantuan daya komunikasi yang dikaruniakan Tuhan kepada saya -, saya bermaksud untuk menjelaskan kepada anda sekalian pentingnya Proyek ini serta perlunya memberi bantuan untuknya. Yang demikian itu tiada lain agar kewajiban saya untuk menjelaskan dan menghimbau tersebut, yang terpikul di pundak saya, dapat ditunaikan. Dalam menyampaikannya kepada anda, saya tidak mengkhawatirkan bagaimana kiranya tulisan saya ini akan berkesan pada pikiran saudara. Apa yang saya risaukan adalah mengenai kewajiban saya, kewajiban untuk menyampaikan amanat yang saya emban ini untuk anda bagaikan seseorang yang menanggung hutang kepada seseorang lainnya. Tidaklah menjadi persoalan apakah amanat ini akan hinggap di telinga yang penuh hasrat ataukah di telinga yang pekak, apakah itu akan mendapat sambutan dari mereka ataukah tidak, atau apakah para pembaca sekalian percaya akan maksud baik saya ataukah tidak.
"Saya serahkan urusan saya kepada Allah, sedangkan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya (40 :45) .
Sekarang saya akan memulai tulisan ini.
Hai orang orang yang mencari kebenaran dan hai orang orang yang dengan setia mencintai Islam ! Kalian memaklumi bahwa masa sekarang yang kita hidup di dalamnya ini sangat gelapnya. Kerusakan telah merasuk kedalam keyakinan maupun amal perbuatan manusia. Angin yang kencang dan jahat telah berhembus di segenap penjuru, menebarkan kebatilan dan pelanggaran. Apa yang disebut agama tidak lebih daripada ucapan yang diulang-ulang bagaikan mesin, dan apa yang disebut amal saleh tidak lebih daripada serangkaian upacara, amal yang mubazir ataupun tingkah laku yang munafik. Kesalehan dan kebajikan yang sejati telah terlupakan. Filsafat dan ilmu pengetahuan zaman ini berjalan berlawanan arah dengan cita-cita kerohanian. Pengaruh yang dibawanya teramat buruk serta mendorong kearah kebutaan rohani. Semuanya membangkitkan pikiran yang berbahaya serta di dorong syaitan. Mereka yang tenggelam dalam mempelajarinya mulai kehilangan keyakinan agamanya. Begitu rupa adanya keadaan itu sehingga mereka mulai memandang rendah kebenaran-kebenaran Ilahi serta memperolok-olokan amal-amal ibadah seperti shalat, shaum, dan sebagainya.
Wujud dan adanya Tuhan bagi mereka tidak lagi merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Banyak diantara mereka yang anti agama, tenggelam dalam cara berpikir naturalistis, dan walaupun terlahir dan dibesarkan sebagai Muslim, mereka berubah menjadi tidak bersahabat dengan agama. Para pemuda yang memasuki perguruan tinggi, bahkan sebelum mereka keluar dari kampusnya, sudah mengucapkan selamat tinggal kepada agama dan kewajibannya terhadap agama.
Dan ini semua hanyalah merupakan sebagian daripada adegan yang penuh dengan kebatilan dan kesesatan yang memuakkan. Masih ada lagi bagian-bagian lainnya daripada adegan tersebut – mencapai ratusan jumlahnya - semuanya sama-sama memuakkan. Sungguh benar bahwa ketulusan dan kejujuran telah sirna dari permukaan bumi, praktis hampir tak ada sisanya lagi. Tipu menipu dan dusta mendusta mencapai puncaknya, yang semua hanyalah untuk mengejar keuntungan duniawi. Orang-orang yang paling jahat dikatakan sebagai mereka yang paling mampu dan paling dapat diandalkan. Tipu daya, ketidakjujuran, dosa dan pelanggaran norma-norma dalam berbagai macamnya, dusta, mengada-ada, makar dan siasat yang seburuk-buruknya, sedang bertambah-tambah jumlahnya. Ditambah lagi dengan pertengkaran-pertengkaran dan perdebatan-perdebatan sengit yang membangkitkan nafsu dan keganasan hewani. Semuanya itu bagaikan badai yang dahsyat. Lebih banyak manusia memperoleh tambahan pengetahuan dalam hukum-hukum alam yang berlaku, lebih merosot lagi mereka dalam tingkah laku yang patut dan pantas dan dalam memperlihatkan kesederhanaan dan rasa malu serta dalam rasa takut kepada Tuhan dan kecintaan kepada perilaku yang jujur.
Ajaran Kristen menebarkan banyak ranjau untuk memusnahkan kebenaran dan keimanan. Orang Kristen habis-habisan hendak menghancurkan Islam dan siap membuat kedustaan dan rekaan-rekaan dengan cara-cara yang sangat halus dan pada setiap kesempatan, serta dengan memanfaatkan teknik yang selalu baru – semuanya ditujukan untuk memperdayakan serta menyesatkan manusia. Orang-orang Kristen mencemarkan dan mengejek Rasulullah, seorang manusia paripurna yang telah membuktikan dirinya sebagai kebanggaan orang-orang suci sepanjang masa dan penghulu semua nabi dan rasul di mayapada ini. Mereka tak segan-segannya memasang karikatur tentang beliau yang disajikan secara menyolok. Mereka mencoba menampilkan suatu gambaran yang sangat menimbulkan kebencian seberapa dapat mereka perbuat terhadap beliau. Celakanya ialah bahwa apa yang diciptakan oleh pikiran-pikiran jahat dan kotor itu diarahkan terhadap Islam dan Nabi Sucinya untuk merendahkan mereka di hadapan mata dunia.
Oleh karena itu wahai kaum Muslimin, dengarkanlah baik-baik bahwa perlawanan terhadap Islam dan pengaruh Islam yang suci itu tidak mungkin ditaklukkan dengan cara dan sarana yang biasa-biasa saja. Perlawanan ini ditunjang oleh taktik yang sangat rumit serta siasat yang direncanakan dengan cermat dari apa yang mungkin dapat direncanakan oleh orang-orang Kristen. Semua itu dilancarkan tanpa mengenal belas kasihan, tanpa lagi memperhitungkan biaya yang diperlukan. Dalam hal ini juga tidak tertinggal beberapa siasat yang amat memalukan yang tak patut untuk diceritakan secara terperinci. Itu semua adalah suatu perlawanan yang dikerahkan secara besar-besaran serta digalakkan dengan sihir busuk apapun yang mungkin dari umat Kristen, penganut ajaran Trinitas. Perlawanan seperti itu tidak mungkin dihadapi dengan metode-metode yang biasa. Tidak mungkin dilumpuhkan kecuali bila sihir dan kelihaian itu dihadang dengan kekuatan mukjizat Tangan Ilahi. Hanya kekuatan mukjizat itulah yang dapat dan mungkin memukul rebah perlawanan ini, dan tanpa cara begitu tidak mungkin kita dapat menyelamatkan jiwa-jiwa kita yang sederhana ini daripada daya magis Barat yang jahat ini. Kalau mencari-cari jalan yang lain lagi, maka itu berarti hanyalah suatu kebodohan semata-mata Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa Tuhan Yang Maha Perkasa telah memilih dari antara kaum Muslimin sejati pada zaman kita ini, semoga hamba yang lemah ini, dan memberkatinya dengan wahyu-wahyu-Nya beserta karunia-karunia Ilahi lainnya agar sihir jahat mungkin diluluhkan.
Dia telah mengajari saya jalan-jalan khusus yang dengan jalan itu kita dapat sampai kepada-Nya. Dia pun telah mengkaruniai saya dengan anugerah-anugerah Ilahi lainnya – kekuatan mukjizat dan pengetahuan tentang rahasia-rahasia kehidupan kerohanian. Dengan demikian, melalui mukjizat ini berhala lilin yang telah dimunculkan oleh kekutan sihir orang Barat dalam zaman kita ini dapat dihancurkan.
Singkatnya, wahai kaum Muslimin, kedatangan hamba yang lemah ini merupakan suatu mukjizat. Mukjizat itu adalah untuk membuyarkan kegelapan sihir orang Barat. Bukankah itu hal yang mendesak bahwa pesona sihir ini harus diluluhkan dengan suatu mukjizat ? Apakah anda mengira bahwa hal itu mengherankan serta sulit dipercaya bila untuk menghadang dan melumpuhkan siasat yang menakutkan itu – yang saya sebut sihir – mestilah ada suatu penzahiran yang menyilaukan dari Tuhan yang memiliki kekuatan mukjizat ?
Hai orang-orang arif bijaksana, janganlah merasa kaget bahwa tepat pada saat yang dibutuhkan untuk membuyarkan pekatnya kegelapan ini, Tuhan telah mengirimkan nur dari Langit serta menunjuk salah seorang hamba-Nya untuk keberuntungan segenap lapisan masyarakat, untuk mengumandangkan kembali bahana suara Islam : untuk menebarkan nur itu dan ilmu yang merupakan hutang kita kepada Rasulullah saw, untuk mendukung dan membantu kepentingan kaum Muslimin, dan bersamaan dengan itu juga untuk mewujudkan perbaikan di dalamnya. Kalian pasti akan lebih beralasan untuk merasa heran, bila Tuhan tetap saja berdiam diri dalam saat-saat seperti itu. Namun Dia telah berjanji untuk selalu menjaga dan mendukung Agama Islam, dan tidak akan pernah membiarkan kehilangan kekuatannya, kemashurannya dan pengaruhnya di seluruh dunia. Apakah mungkin Tuhan yang demikian itu tetap diam saja dan tidak melakukan apa-apa dalam saat-saat yang penuh kegelapan ini ? Ketika terdapat kebutuhan yang amat sangat untuk menanggulangi bahaya-bahaya dari luar dan dalam kaum Muslimin ? Saya katakan lagi, akan lebih mengherankan lagi bila dalam saat-saat seperti itu Tuhan belum lagi membuat sesuatu tindakan, atau bila Dia telah lupa akan janji-Nya untuk menolong sebagaimana termaktub dengan ungkapan yang sejelas mungkin dalam kalam suci-Nya itu. Akan sepantasnya untuk merasa heran bila janji yang terkandung di dalam sabda Rasulullah saw itu ternyata tidak menjadi kenyataan. Rasulullah saw. bersabda bahwa Tuhan akan membangkitkan pada setiap awal 100 tahun seorang hamba-Nya untuk memperbaharui Agama-Nya sendiri.***1***)
Dengan demikian, apa yang saya katakan itu bukanlah suatu alasan untuk merasa heran. Bahkan, ini adalah suatu kesempatan untuk mengucapkan syukur. Syukur yang berulang kepada Tuhan. Ini adalah suatu kesempatan untuk memperbaharui keimanan dan keyakinan bahwa Tuhan, semata-mata karena Rahmat dan Kasih Sayang-Nya, telah menggenapkan janji-Nya. Nubuatan yang disampaikan oleh Rasul-Nya telah menjadi kenyataan tanpa ditunda satu menit pun. Bukan saja nubuatan telah menjadi genap, melainkan juga pintu telah dibuka buat penggenapan beribu-ribu nubuatan lainnya – penampakan mukjizat-mukjizat lain. Oleh karena itu bila memang kamu mempunyai kepercayaan, maka kamu seharusnya memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan. Kamu harus bersujud berulangkali sebagai tanda terima kasih kepada-Nya. Ini adalah zaman yang ditunggu-tunggu oleh nenek-moyangmu namun tidak juga datang zaman itu. Banyak generasi yang telah berlalu dan zaman itu tidak juga datang. Zaman itu telah datang kepadamu. Kamu harus bersyukur karena-nya, dan kamu boleh mengambil faedah daripadanya. Saya mesti mengatakan dan saya tidak bisa dihentikan untuk mengulang-ulangnya bahwa saya adalah pribadi yang dijanjikan dan telah diutus untuk mengembalikan keimanan serta menanamkannya kembali dalam lubuk hati sanubari manusia. Saya telah diutus persis seperti telah diutusnya matsil saya yang diutus untuk mengikuti manusia Ilahi yang mereka sebut Kalimullah. Saya telah datang seperti dia yang rohnya menderita kesusahan di bawah pemerintahan Herodes dan yang akhirnya diangkat ke surga. Kedatangan saya menjadi mendesak setelah kedatangan Kalim yang kedua, yakni dia yang lebih besar daripada Kalim yang pertama disebabkan dia penghulu nabi-nabi. Kalim yang kedua ini telah datang untuk mengalahkan dan menghinakan Firaun pada zamannya. Mengenai dialah apa yang dikatakan dalam Kitab Suci :
"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepadamu sekalian seorang rasul sebagai saksi atas kamu sekalian, sebagaimana Kami telah mengutus kepada Firaun seorang rasul" (73 : 16 ).
Sesuai dengan ayat itu kepada Kalim yang kedua ini, yang sama dengan yang pertama, tetapi lebih unggul dalam derajat kerohanian, juga telah dijanjikan Masih seperti yang pertama. Al-Masih yang kedua ini telah datang dengan kekuatan dan sifat Al-Masih yang pertama – pada zaman yang sama dengan dan setelah lewat jangka waktu yang sama setelah zaman Kalimnya sendiri, yakni setelah kurang lebih 1400 tahun. Kedatangannya digambarkan dalam nubuatan sebagai "yang turun dari langit", akan tetapi turunnya itu bersifat rohaniah. Dalam muhawarah (bahasa) kerohanian, orang yang mencapai kesempurnaan itu naik ke langit. Bila mereka datang untuk memperbaiki umatnya, mereka bisa dikatakan sebagai turun dari langit. Al-Masih yang kedua telah turun pada saat-saat yang serupa dalam segi-segi utamanya dengan saat-saat Al-Masih yang pertama, Al-Masih putera Maryam, agar menjadi tanda bagi mereka yang empunya pengertian. ***2***)
Sekarang terserahlah kepada setiap orang agar tidak terburu-buru mengingkari. Berbuat hal seperti itu akan berarti menantang Tuhan. Memang benar, ada orang-orang yang tenggelam dalam kegelapan atau dalam pikiran-pikiran mereka sendiri. Namun, saatnya dekat sudah tatkala Tuhan akan menampakkan kepada mereka kesalahannya itu. Tuhan berfirman :
"Seorang pemberi ingat telah datang ke dunia, akan tetapi dunia tidak menerimanya. Namun, Tuhan akan segera menerimanya dan menampakkan kebenarannya dengan serangan-serangan yang perkasa."
Kata-kata ini bukan keluar dari mulut manusia. Kata-kata itu adalah perkataan Tuhan, kata-kata dari Rabb Yang Maha Perkasa Sendiri. Serbuan besar yang disebut-sebut dalam nubuatan ini sudah dekat. Akan tetapi, serbuan-serbuan ini bukannya dengan senjata lahiriah, bukan dengan pedang atau pun senapan. Senjata-senjata itu adalah senajata-senjata rohaniah yang akan muncul sebagai pertolongan dari Tuhan. Suatu pertempuran dengan orang-orang Yahudi di zaman kita ini akan berkecamuk. Dan siapakah gerangan Yahudi-Yahudi ini ? Mereka itu adalah pemuja bentuk-bentuk lahiriah yang mempunyai keserupaan secara utuh seperti orang-orang Yahudi zaman silam. Pedang Langit akan memenggal-menggal mereka, gaya hidup Yahudi akan dimusnahkan. Semua mereka yang menyerupai Dajjal, mereka yang mencintai dunia ini secara berlebih-lebihan dan yang hanya mempunyai satu mata, karena matanya untuk menyaksikan kebenaran rohaniah telah lenyap, mereka semua akan habis riwayatnya oleh pedang hujjah nan tangguh dan tak terpatahkan. Kebenaran akan unggul. Hari baru yang cerah akan terbit kembali buat Islam. Sama seperti halnya sebelum ini. Mentari Islam akan naik dengan sinar sepenuhnya, sama seperti halnya sebelum ini. Namun semua ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Sudah menjadi keharusan bahwa ini tidak akan terjadi sampai kita membuktikan kemampuan kita dengan kerja keras dan penuh pengabdian, dengan mempersembahkan darah kehidupan kita, dengan mengorbankan ketenangan dan ketenteraman kita, dengan menyambut kehinaan-kehinaan demi kemuliaan Islam. Kehidupan baru Islam meminta pengorbanan besar dari kita. Apakah pengorbanan ini ? Pengorbanan ini adalah hidup kita. Di atas pengorbanan inilah sekarang bergantung kehidupan Islam, kehidupan kaum Muslimin, penampakan Tuhan pada zaman kita. Pengorbanan itu merupakan intisari ajaran Islam. dan inilah Islam yang akan dipulihkan Tuhan. Untuk mewujudkan perbaikan besar ini diperlukan bahwa Tuhan Sendiri hendaknya menjalankan suatu Proyek yang memadai dan berdayaguna dalam segala segi.
Maka, Dia Yang Maha Bijaksana, Maha Kuasa, menjadikan Proyek ini terwujud dengan mengutus hamba yang lemah ini demi melaksanakan pekerjaan pembaharuan di khalayak umat manusia. Proyek ini telah dibagi-Nya menjadi beberapa cabang, yang semuanya dibaktikan demi penyebaran kebenaran, penyebaran agama Islam. Daripada cabang-cabang ini, salah satu cabangnya adalah mengusahakan pengadaan buku-buku, yakni salah satu tugas yang dibebankan kepada hamba yang lemah ini. Untuk melaksanakan tugas ini, saya telah dianugerahi pengetahuan khusus. Pengetahuan yang berada di luar kemampuan manusia, yang hanya akan dapat diperolah melalui pertolongan Tuhan, yang tidak datang dari usaha manusia melainkan melalui Rohulkudus. Bimbingan dari Rohulkudus telah melebur kesulitan-kesulitan kita.
Cabang kedua Proyek ini berhubungan dengan penerbitan selebaran-selebaran yang juga dibawah perintah Tuhan dan untuk kepuasan serta keyakinan semua yang berkepentingan telah dilaksanakan. Lebih dari 20.000 selebaran tentang kebenaran dan hujjah-hujjah mengenai Islam telah diterbitkan. Langkah-langkah pekerjaan terus berjalan sesuai dengan kebutuhan di masa yang akan datang.
Cabang ketiga Proyek Ilahi ini berhubungan dengan para pengunjung dan penanya, yakni mereka yang suka untuk bepergian dan datang kepada saya untuk mencari kebenaran atau untuk keperluan lain. Mereka telah mendengar tentang Proyek ini, maka kemudian datang kepada saya. Cabang pekerjaan ini pun terus berkembang. Banyaknya pengunjung juga tidak tetap. Pada hari-hari tertentu tidak banyak, tetapi pada hari lainnya sangat banyak. Selama tujuh tahun terakhir mungkin telah ada kurang lebih 60.000 pengunjung atau lebih. Hanya Tuhan saja yang mengetahui apa yang pernah saya mampu melakukannya : berbicara dengan orang-orang dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka kadang-kadang terbukti lebih bermanfaat daripada menjangkau mereka melalui buku-buku dan selebaran. Metode ini mendatangkan komunikasi yang cepat dan efektif. Itulah sebabnya para Nabi telah mengandalkan metode ini. Para Nabi telah menyuruh mencatatkan ajarannya yang diwahyukan serta menerbitkannya agar dapat sampai kepada berbagai lapisan masyarakat. Apa pun yang lain daripada itu yang harus mereka sampaikan, semuanya adalah dalam bentuk lisan yang disampaikan pada kesempatan yang berlainan-lainan serta disesuaikan dengan kesempatan-kesempatan itu. Apa yang mereka terima sebagai wahyu dari Tuhan tentu saja dituliskan dan diedarkan dengan perhatian yang khusus. Namun, kebiasaan umum para Nabi adalah selalu berbicara kepada mereka yang mau mendengarkan dan berbicara secara baik-baik. Mereka memperhatikan kebutuhan para penyimak mereka. Mereka tidak berbicara seperti halnya para pembicara zaman kini yang pembicaraannya untuk memperlihatkan betapa terpelajarnya mereka itu, atau yang berbicara guna memperdaya orang-orang yang sederhana pikirannya agar mau menerima semua logika mereka serta memutarbalikan mereka yang hanya memperlicin jalan mereka masuk neraka. Tidak, memang tidak begitu; melainkan, dengan cara yang sederhana dan tulus, para Nabi telah menyampaikan apa pun yang sempat menggerakan kalbu mereka sendiri. Ucapan-ucapan mereka bersih dan suci sesuai dengan suasana dan sepadan dengan kebutuhan-kebutuhan si pendengar. Juga mereka tidak berbicara hanya untuk memberikan penghiburan dan kesenangan semata-mata. Cara pendekatan mereka adalah pendekatan mereka yang menemukan orang-orang yang sakit rohaninya disekitar mereka, dan kemudian terus maju untuk menasihati orang-orang ini mengenai penyakit rohani mereka itu. Atau, mungkin pula mereka menemukan para pendengar mereka menderita beraneka ragam penipuan terhadap diri sendiri. Dalam hal seperti itu, mereka mencoba untuk menghilangkan khayalan-khayalan palsu itu dengan argumentasi yang kuat. Selalu memilih kata-kata dengan irit serta memberikan makna yang lebih banyak dengan kata-kata yang ringkas. Ini pulalah apa yang selalu dilakukan oleh hamba yang lemah ini. Para pengunjung dan penanya mempunyai kebutuhan-kebutuhan serta penyakit-penyakit rohani mereka sendiri. Ceramah-ceramah diselaraskan supaya sesuai juga dengan kemampuan-kemampuan mereka. ***3***)
Mencari penyakit-penyakit rohani sebagai sasaran, dan kemudian - dengan panah-panah petuah sebagai kiasannya – mencoba untuk menghilangkan penyakit-penyakit itu serta memperbaiki kelemahan-kelemahan akhlaknya – yang banyak persamaannya seperti suatu suku cadang yang lepas dikembalikan lagi pada kedudukannya yang benar – itu mengharuskan hadirnya si pasien dihadapan dokternya. Perawatan yang tepat hanya mungkin dengan ini dan tidak dengan cara lain. Oleh karena itulah makanya Tuhan telah mengutus beribu-ribu nabi dan rasul ke dunia dan meminta manusia untuk berkumpul dengan mereka serta mengambil faedah daripada kehidupan dan teladan mereka. Sebabnya, sebagai teladan mereka merupakan perwujudan hidup kalam Tuhan.
Mengikuti mereka sama dengan mengikuti kalam Tuhan. Bersahabat dengan orang-orang suci ini merupakan salah satu dari antara hal-hal yang penting dalam ajaran agama. Kalau hal itu tidak demikian, pastilah Tuhan telah menurunkan wahyu-Nya tanpa harus mengutus rasul atau nabi apa pun. Atau, pastilah Dia mengutus para nabi dan rasul pada permulaannya dan kemudian berhenti mengutus mereka untuk selama-lamanya. Hikmah Tuhan tidak membiarkan cara demikian. Sebaliknya, orang-orang suci yang dikaruniai wahyu Ilahi terus menerus berdatangan setiap saat dibutuhkan – untuk mengobati penyakit kehilangan percaya kepada Tuhan dan memulihkan cinta Tuhan serta kesucian hidup - dan untuk dijadikan contoh teladan kehidupan sehari-hari bagi yang lain. Kedua-duanya saling berkaitan. Bila Tuhan berkehendak memberikan petunjuk dan mengadakan perbaikan pada waktu dibutuhkan, maka menjadi keharusan bahwa orang pilihan Tuhan terus menerus muncul serta menerima ilmu kebijaksanaannya dari sisi Tuhan dan diajari untuk tetap selalu mengikuti kehendak Tuhan. Oleh karena itu, dengan sendirinya tugas maha berat untuk memperbaiki manusia seluruhnya tidak mungkin dilaksanakan melalui cara akademis. Hal itu hanya dapat dilaksanakan melalui metode-metode yang pernah dipergunakan oleh para nabi suci Tuhan. Contoh yang diberikan Islam membuktikan hal ini dengan cara unik dan tiada bandingannya. Para sahabat Rasulullah mencapai jumlah lebih dari 10.000, namun jumlah yang besar ini hidup dan bergerak dalam persahabatan yang akrab dengan Rasulullah, siap sedia dan bergairah dengan keyakinan dan kerendahan hati untuk memperoleh makrifat Ilahi dan mempelajari seni hidup Ilahiah yang benar. Memang benar, bahkan Musa juga mempunyai pengikut suatu jemaat. Akan tetapi, jemaat macam apakah itu ? Membangkang dan angkuh serta jauh dari memperoleh disiplin rohani dan gaya hidup yang baik. Para pembaca Injil dan pelajar-pelajar sejarah Yahudi menyadari benar hal ini. Bertolak belakang sekali, para sahabat Rasulullah memperlihatkan suatu mukjizat yang besar dengan peralihan kehidupan bathiniah yang terjadi berkat mereka mengikuti Rasulullah. Mereka memperlihatkan suatu gambaran yang luar biasa dalam kesatuan dan kebersamaan jiwa. Inilah cara bagaimana persaudaraan Islam menampakan wujudnya. Persaudaraan adalah satu keutuhan yang hidup. Nur dan pengaruh Rasulullah telah menembus jauh kedalam pikiran dan jiwa mereka, secara perorangan maupun keseluruhan telah menjadi cerminan yang sempurna akhlak Rasulullah. Ini merupakan hasil percontohan seorang nabi yang benar dan paripurna. Mereka yang tadinya jauh terbenam dalam pemujaan berhala, berubah menjadi pemuja Tuhan Yang Maha Esa. Mereka yang tenggelam dalam kelezatan dunia ini menjadi pengabdi setia kepada Sang Kekasih Sejati. Begitu rupa fananya sehingga mereka tidak sangsi untuk menyumbangkan darah mereka di jalan-Nya. Senada dengan ini, hamba yang lemah ini ditunjuk untuk membina sesuatu yang serupa dengan itu Sesungguhnyalah, Dia memperluas kalangan pengunjung yang akan datang dan tinggal bersama saya. Sehingga, mereka yang berhasrat meningkatkan keimanan mereka, kecintaan mereka kepada Tuhan, serta keteguhan keyakinan mereka, hendaknya mereka datang dan tinggal lalu setiap hari bergaul dengan saya, agar mereka juga bisa diberi taufik untuk mencintai agama yang dengannya hamba yang lemah ini telah dikarunia, dan juga agar mereka pun ikut menikmati pengalaman-pengalaman rohani yang dinikmati oleh yang lemah ini, juga agar mereka hendaknya memperoleh sifat pengabdian dan semangat untuk mengkhidmati agama yang telah diperoleh oleh hamba yang lemah ini, dan agar - oleh sebab itu serta sebagai konsekwensinya nur Islam biar tersebar luas dan merata didunia ini, dan agar gambaran hitam mengenai kaum Muslimin sekarang, sebagai suatu kaum yang hanya patut dibenci dan direndahkan, menjadi hilang lenyap. Saya telah mendapat khabar tentang revolusi yang akan tiba ini. Tuhan, ya Tuhan Sendiri telah berbicara kepada saya dan berkata :
" Bangkitlah! Saat engkau yang telah ditetapkan tiba sudah dan sekarang para pengikut Muhamad akan segera menaiki suatu menara yang sangat tinggi, serta kaki mereka akan tertanam lebih teguh dibandingkan dengan yang sebelumnya."
Cabang yang keempat adalah berhubungan dengan surat menyurat dengan para penanya, para pencari kebenaran dan lawan-lawan yang jumlah mereka semakin meningkat. Selama tahun-tahun yang baru lewat dapat dipastikan lebih daripada 90.000 pucuk surat telah diterima, semuanya diberi jawaban secara tertulis. Tentu saja kecuali beberapa daripadanya yang dianggap tidak ada kepentingannya atau tidak mempunyai makna. Pekerjaan ini berjalan terus. Setiap bulannya sejumlah besar surat dari 300 sampai 700 atau 1.000 pucuk harus dibalas.
Cabang yang kelima Proyek yang didirikan oleh Tuhan yang Maha Perkasa melalui wahyu-Nya yang khusus ini – sebagaimana pengharapan saya – adalah semakin meluasnya arus anggota baru, mereka yang memasuki baiat dan membuat pernyataan bergabung. Pada waktu permulaan baiat, Tuhan berkata kepada saya :
" Bumi telah diporak-porandakan oleh suatu badai kesesatan. Pada saat badai ini, dibuatlah perahu ini ; sehingga dia yang menumpang perahu ini akan diselamatkan daripada tenggelam dan dia yang terus menerus ingkar akan mengundang kematian."
Dan Dia pun berkata :
"Dia yang menjabatkan tangannya pada tanganmu, dia bukannya menjabat tanganmu melainkan menjabat tangan Tuhan."
Ya, demikianlah, dan Tuhan juga memberi khabar kepada saya :
"Aku akan mewafatkan engkau dan mengangkat engkau kepada-Ku sendiri. Namun, pengikut-pengikut engkau dan sahabat-sahabat engkau yang sejati akan tetap hiudp sampai Hari Kiamat, selalu mengungguli para penolak engkau."
Maka, inilah kelima cabang Proyek yang dengan Tangan-Nya Sendiri ini, begitulah adanya, Tuhan telah mendirikan mereka yang melihat segala sesuatu secara dangkal mungkin akan mengatakan bahwa mempersiapkan buku-buku adalah penting, tetapi bagian lainnya dari rencana dan program ini tidak seberapa penting. Namun, disisi Tuhan semua cabang itu penting dan perlu. Reformasi besar yang telah diprakarsai Tuhan tidak mungkin dilaksanakan kecuali dengan mengamalkan kelima bagian rencana itu. Juga benar bahwa rencana itu telah mendapat janji bantuan khusus. Itu semua bergantung sepenuhnya pada karunia dan pertolongan khusus dari Tuhan. Akan tetapi, lagi-lagi, ini adalah dengan perintah Tuhan dan atas isyarat yang diterima daripada-Nya bahwa seluruh kaum Muslimin dihimbau untuk membantu dan hal ini bersesuaian dengan sunnah nabi-nabi pada masa yang lampau. Untuk menghadapi kesulitan-kesulitan menghadang di perjalanan, mereka juga selalu menghimbau masyarakat untuk membantu program-program mereka. Dengan mengikuti cara mereka, saya kira jelas berapa besar kiranya bantuan dari kaum Muslimin pada umumnya yang akan dibutuhkan untuk memajukan pekerjaan pada kelima bagian rencana ini. Sebagai misal ambilah umpamanya penyusunan buku-buku dan sebagainya. Berapa besar biaya yang akan diperlukan untuk menerbitkan buku saja ? Bila kita menaruh perhatian kepada pengedaran buku-buku secara meluas, kita harus berupaya agar buku-buku itu dapat sampai kepada orang-orang yang benar-benar memerlukannya serta dalam waktu yang sesingkat mungkin dan dalam jumlah yang sebesar-besarnya. Buku-buku kita disusun setelah mengadakan riset seperlunya serta menganalisa fakta-fakta sepenuhnya. Buku-buku itu dirancang untuk menarik para pencari kebenaran ke jalan kebenaran. Buku-buku itu harus mencapai orang-orang yang kebetulan telah terkena infeksi tulisan-tulisan yang bermusuhan, diantara mereka bahkan ada yang berada pada pinggir kehancuran rohani. Negeri-negeri yang terutama harus menerima buku-buku kita dan harus segera menerimanya adalah negeri-negeri yang ternyata mendapat infeksi yang sangat berbahaya dari racun-racun kesesatan sehingga mereka semua yang menaruh perhatian dalam mencari kebenaran dapat memperoleh buku-buku itu secepatnya pada tangan mereka. Maksud ini tidak dapat terlaksana bila kita memutuskan untuk mendorong penerbitan dan pengedaran buku-buku itu hanya dengan dijual. Suatu pandangan bisnis dalam hal seperti itu, bagaimanapun juga nampak tidak pantas dan tidak disukai. Bila kita mengikat diri pada ketentuan ini, kita tidak mungkin menerbitkan buku-buku kita berapa pun banyaknya, juga tidak membuatnya sampai kepada pembaca yang cukup besar dalam waktu yang cukup singkat. Dengan pengedaran bebas pembayaran, seratus ribu eksemplar dapat dihabiskan dalam tempo 20 hari. Dan kita pun boleh yakin bahwa buku-buku kita bisa menjangkau seluas-luasnya dan hampir mencapai seluruh lapisan masyarakat, semua yang mendambakan untuk mengenal kebenaran. Hal ini tidak mungkin kita selesaikan dalam waktu 20 tahun bila kita memasang harga pada buku-buku kita. Dalam hal terakhir ini, kita harus menyimpan buku kita itu, kemudian menunggu dan mencari mereka yang mungkin mau membelinya dan tentu saja dapat ada atau tidak ada. Adalah mungkin bahwa dalam penantian itu kita pun meninggal dunia sambil menelantarkan buku-buku dibelakang kita. Oleh karena itu, dengan cara jual maksud kita itu tidak dapat berjalan. Hal itu akan amat sangat membatasi sirkulasi buku-buku itu, menghancurkan tujuan kita yang sebenarnya, dan membuat program kita tertunda berabad-abad lamanya.
Tidak ada seorang Muslim kaya pun tampil kemuka dan mau membiayai dan menolong edarkan buku secara gratis sebagai amal saleh. Kaum Muslimin pun tidak memiliki suatu perhimpunan seperti pola Perhimpunan Misionaris Kristen yang dapat merintis dan melaksanakan pekerjaan ini. ***4***) Hidup ini singkat – dan kita tidak dapat terus
menunggu tanpa batas untuk merampungkan pekerjaan ini. Oleh karena itu, sejak semula saya telah membuat ketentuan bahwa terbitan-terbitan saya tidak akan dijual dengan cara yang biasa; akan tetapi, sejauh yang dimungkinkan , sebagian jumlah yang cukup besar dari tiap-tiap edisi akan disisihkan untuk diedarkan secara gratis, agar buku-buku ini – yang sarat dengan nur kebenaran itu – dapat menjangkau setiap bagian dunia dalam tempo sesingkat mungkin. Namun, oleh karena harta pribadi saya tidak mencukupi maksud tersebut dan saya juga harus menanggung biaya untuk bagian lainnya rencana itu, penerbitan buku-buku dan lain harus dihentikan. Hal demikian tetap sama sampai dengan hari ini. Dalam pandangan Tuhan, kelima cabang rencana itu semua sama pentingnya, sama-sama patut mendapat perhatian serta diurus sebagai bagian-bagian rencana itu. Akan tetapi, pengeluaran yang dibutuhkan dalam kelima cabang itu adalah sebesar jumlah yang menghendaki hasrat dan perhatian istimewa dari para peminat, pelanggan-pelanggan yang setia. Sekiranya saya harus merinci keperluan-keperluan untuk pekerjaan agama ini. Maka saya akan menyita terlalu banyak tempat. Akan tetapi, saudara-saudaraku, tengoklah sejenak arus pengunjung dan para penanya yang harus dilayani. Selama kurang lebih tujuh tahun sampai sekarang, 60.000 orang atau lebih telah mengunjungi saya, anda dapat memperkirakan berapa banyak pengeluaran yang diperlukan guna melayani sejumlah tamu seperti itu yang harus di perhatikan, dan berapa banyak yang harus kita perbuat untuk kesejahteraan mereka dalam cuaca dingin dan panas. Mereka yang biasa berpikir pasti mulai meresa heran bagaimana dan dengan cara apa sejumlah pengunjung dilayani sepanjang tahun ini, dan bagaiman hal ini masih terus berlangsung ? Dari mana datangnya biaya untuk mencetak dan menerbitkan itu, yakni 20.000 selebaran bahasa Inggris dan Urdu ? Selain ini, juga biaya pos yang dibutuhkan untuk mengedarkan sejumlah literatur ini kepada kurang lebih 12.000 pemimpin dari kelompok-kelompok lawan. Setiap padri Kristen diseluruh negeri memperoleh bagian. Orang-orang di Eropa dan Amerika juga mempeoleh literatur ini dalam bungkusan tercatat. Bukankah suatu hal yang ajaib bahwa hanya dengan sarana yang sangat minim pekerjaan raksasa ini bisa berjalan terus ? Namun begitu saya baru menyebutkan yang besar-besar saja. Yang tampaknya kecil-kecil seperti surat-menyurat juga membutuhkan pengeluaran bulanan yang cukup besar. Bagaimana semua ini akan terus berjalan dimasa yang akan datang, saya tidak tahu. Tidak ada pertolongan dari pihak manapun yang saya lihat. Kemudian ada lagi mereka yang biasa datang dan tinggal bersama saya di sini untuk selama-lamanya, sebagaimana keadaan As’habu Suffa di masa Rasulullah – hanya untuk mendengar dan belajar masalah-masalah agama. Saya harus tengadah ke langit untuk pemeliharaan mereka. Saya juga memaklumi bahwa sarana untuk menjalankan kelima cabang pekerjaan itu pasti diperoleh. Semuanya itu akan diperoleh melalui Tuhan Yang Maha Kuasa Sendiri, yang takdir khas-Nya telah membawa Proyek ini menjadi kenyataan. Saya telah mendengar bahwa beberapa orang tidak mengetahui fakta-faktanya, menuduh bahwa saya telah menerima sekitar Rs. 3.000 sebagai harga jual untuk Barahin-i-Ahmadiyya, sebagian daripadanya dalam bentuk iuran; namun, semua jilid buku itu belum lagi diterbitkan. Sebagai jawabannya, saya ingin menjelaskan bahwa uang yang diterima itu bukan 3.000 tetapi sekitar 10.000 atau lebih. Uang ini bukanlah untuk pembelian buku atau pun untuk iuran. Uang ini datangnya sebagai hadiah uang tunai dari para pemohon doa atau dari kawan-kawan sebagai tanda simpati. Namun, semua uang ini
dimasukkan ke dalam biaya untuk Proyek ini. Pengadaan buku-buku – dengan ketetapan Tuhan – telah ditangguhkan untuk sementara ini. Uang pun tidak dapat diperoleh. Sebabnya, dana yang tersedia dipergunakan untuk menyelenggarakan cabang lainnya pekerjaan ini. Penangguhan penerbitan buku – suatu tindakan kebijaksanaan Tuhan – telah memberikan kepada saya waktu untuk dapat menangani sepenuhnya segi-segi yang menghambat. Juga para pengecam yang tidak bersahabat mempunyai waktu penuh untuk menyatakan apa yang ingin dikatakan mereka mengenai buku itu.
Akan tetapi, bila saya kembali kepada masalah pengadaan buku-buku, timbul dalam pikiran saya untuk menyusun himbauan berikut ini kepada segenap lapisan masyarakat agar maju ke muka dan memberikan bantuan. Oleh karena itu, saya menghimbau setiap orang serta menyatakan bahwa pengadaan buku itu harus terus berlangsung. Sebagian besar Barahin harus masuk percetakan. Begitu buku ini keluar dari percetakan akan dikirimkan kepada mereka yang telah membayarnya, dan kepada mereka yang telah dicatat dalam daftar cuma-cuma. Buku-buku lainnya juga sedang dipertimbangkan, misalnya Ash’atul Quran, Siraj-i-Munir, Tajdid-i-Din, Arba’in fi Alamatil Muqarrabin. Suatu tafsir Al-Quran Suci juga sedang dipikirkan. Juga ada niat untuk menerbitkan jurnal bulanan yang membahas kepercayaan-kepercayaan palsu seperti kepercayaan Kristen dan menjawab kembali kritik-kritik yang terus menerus terbit dalam surat kabar mereka dan sebagainya. Rencana ini dapat dilaksanakan serta diletakkan diatas landasan yang kokoh, asalkan ada modal dan bantuan keuangan yang terus menerus. Bila kita bisa mempunyai percetakan, alat cetak kepunyaan sendiri dan hal lainnya yang berhubungan – seperti kertas dan pegawai lainnya – kita mungkin bisa menyelenggarakannya lebih baik, paling tidak salah satu dari kelima cabang rencana pekerjaan kita.
Wahai negeri ini, India ! Tidak adakah di dalam perbatasan negerimu seseorang berharta yang cukup dermawan untuk sukarela menanggung biaya paling tidak satu cabang ini ? Bila lima orang mukmin yang baik dapat menanggungnya dan mereka maju ke muka untuk menolong, maka kelima cabang tersebut dapat diurus oleh mereka bersama-sama. Ya Tuhan, gerakkanlah tangan-Mu sendiri untuk membangunkan kalbu-kalbu yang tidur ini. Islam tidak terlalu miskin benar. Miskin dalam hati dan kemauan mungkin saja, tetapi tidak miskin dalam sumberdaya. Ada orang-orang yang tidak dapat memikul jumlah pengeluaran seluruhnya. Mereka juga bisa membantu. Mereka dapat menyetor setiap bulannya – secara teratur - sejumlah uang seberapa mereka mampu. Uang ini akan dimasukan ke dalam dana Proyek. Bermalas-malas, acuh tak acuh, syak wasangka tidak dapat membantu tujuan-tujuan agama. Syak wasangka dapat merusak ketentraman rumah tangga dan meretakkan hati sanubari. Ingatlah apa yang orang-orang sezaman dengan para nabi dahulu telah berbuat untuk agama mereka. Pengorbanan apa, serba kekurangan apa yang telah diterima dan dialami mereka ? Yang kaya maupun yang miskin sama-sama mengambil bagian. Bila seorang kaya berpisah dari miliknya, sama juga halnya dengan seorang pengemis berpisah dari wadah untuk menadah kemisannya. Semuanya demi agama. Mereka terus melakukan ini sampai tiba saat kemenangan. Untuk menjadi seorang Muslim sejati, seorang mukmin sejati, tidaklah mudah. Oleh karena itu, wahai manusia ! Bila kalian benar-benar mencintai kebenaran sebagaimana halnya seorang mukmin yang baik, maka janganlah himbauan saya ini diperlakukan dengan kurang perhatian. Perbuatlah sesuatu yang benar. Kalian sedang ditilik oleh Tuhan di Langit. Berhati-hatilah, apa gerangan jawaban yang akan kamu berikan atas perkara ini ? Waspadalah !
Wahai kaum Muslimin, penerus para mukmin besar dan putra-putra manusia-manusia yang saleh dan taqwa! Janganlah terburu-buru untuk ingkar atau curiga. Takutlah akan wabah pes yang menyebar di sekitarmu. Banyak sudah yang jatuh menjadi mangsanya. Lihatlah betapa kuatnya pasukan-pasukan yang berusaha menghancurkan Islam. Tidakkah wajib atas dirimu agar kalian turut mengambil bagian ? Islam bukanlah agama bikinan manusia sehingga manusia bisa menghancurkannya. Akan tetapi, malanglah bagi mereka yang masih bersikeras untuk menghancurkannya. Juga kepada mereka yang bisa mengeluarkan uang dan sarana untuk kesenangan keluarganya – istri dan anak-anaknya – termasuk kesenangannya sendiri, tetapi tidak mempunyai apa-apa untuk disisihkan bagi keperluan Islam, saya berkata wahai pemalas, kamu hanya akan patut mendapat sesal dan duka! Kamu sendiri tidak sanggup menyebarkan dan menerangkan amanat Islam, untuk menampakkan keberkatan rohaninya. Namun, Tuhan telah mendirikan suatu Proyek, suatu markas guna menampakkan kebenaran Islam yang menyilaukan. Terserahlah kepada kalian untuk memperlihatkan rasa syukur untuk ikut serta menyambut himbauan ini.
Islam sekarang ini merupakan cahaya yang tersembunyi di dalam kotak. Atau, ia merupakan sumber mata air yang manis yang tertutup oleh daun-daunan, ranting-ranting, serta jerami. Wajah Islam yang elok tidak bisa nampak. Kecantikannya tidak dapat dipandang. Menjadi kewajiban kaum Musliminlah untuk berbuat sekuat mungkin untuk memperlihatkan kepada dunia betapa indahnya Islam itu. Padahal mereka mampu mengorbankan harta dan nyawa mereka untuk tujuan ini. Namun mereka belum lagi berbuat. Mereka menderita kejahilan, kebodohan yang amat sangat. Mereka bertanya, bukankah buku-buku yang lama sudah cukup ? Mereka tidak mengetahui apa-apa tentang bahaya-bahaya yang baru, dengan tantangannya yang selalu baru pula dan tidak dapat dihadapi kecuali dengan metode-metode baru. Para nabi dan rasul telah datang dari waktu ke waktu. Pada masing-masing zamannya, tidak adakah buku-buku tua yang masih dipergunakan ? Oleh karena itu, yakinlah bahwa bilamana terdapat kegelapan di dunia ini, langit mestilah sudah mengirimkan cahayanya dari atas. Dalam buku kecil ini pun saya telah menyebut-nyebut Al-Quran. Surah Al-Qadar (Surah 97). Dalam Surah ini Tuhan yang Maha Perkasa memberikan khabar gembira kepada para mukminin bahwa wahyu-Nya, Nabi-Nya, telah diutus selama waktu semalam – suatu malam Taqdir (Kekuasaan). Setiap mujaddid, setiap yang mengembalikan keimanan, yang datang dari Tuhan seolah-olah turun dari atas pada malam taqdir seperti itu. Adakah kalian mengetahui apakah itu satu malam taqdir ? Malam Taqdir adalah suatu masa ketika kegelapan melanda dunia. Masa itu – begitu gelapnya – membutuhkan cahaya, cahaya untuk mengusir kegelapan. Ini adalah suatu ungkapan kiasan. Ini adalah suatu masa kegelapan yang diberi nama malam gelap. Malam itu bukanlah malam dalam arti harfiah. Malam itu adalah suatu masa yang karena gelapnya digambarkan sebagai suatu malam. Malam itu mulai sirna 1.000 bulan setelah seorang nabi atau penerus kerohaniannya datang dan pergi. Seribu bulan itu sama dengan panjang usia seseorang. Pada akhir masa ini indera-indera manusia juga mulai berakhir. Bilamana masa seperti itu telah lewat, langit menebarkan benih untuk kelahiran satu atau lebih mujaddid agar muncul pada awal abad yang baru.
Kita memperoleh isyarat selanjutnya dalam kata-kata Tuhan.
"Malam Taqdir itu lebih baik daripada seribu bulan" (97 : 4), yang berarti bahwa mereka yang mempunyai kemampuan untuk melihat cahaya surgawi turun selama malam Taqdir itu adalah lebih baik daripada orang yang berusia 80 tahun yang tidak hadir pada saat turunnya cahaya tersebut. Cahaya sesaat yang diterima dalam malam ini lebih baik daripada seribu bulan sebelum malam itu. Mengapa begitu ? Sebabnya, pada malam ini para malaikat Tuhan beserta Rohulkudus sama-sama turun dengan izin Tuhan Yang Maha Agung bersama-sama dengan mujaddid untuk masa itu. Bukan tanpa maksud, melainkan agar mereka dapat menggerakkan kalbu-kalbu yang mustaid dan memperlihatkan kepada mereka jalan-jalan ketentraman jiwa yang banyak itu. Mereka – para malaikat beserta Rohulkudus – membukakan jalan-jalan baru serta menyingkap tirai-tirainya. Maka, kemudian kegelapan-kegelapan ketidakpedulian dan kejahilan hilang lenyap. Dan sebagai gantinya munculah fajar kehidupan dan nur kerohanian.
Sekarang, wahai kaum Muslimin sekalian, bacalah dan renungkanlah ayat-ayat ini. Betapa berharganya di mata Tuhan waktu yang – untuk memenuhi keperluan – Tuhan mengirimkan seorang mujaddid ke dunia ini. Tidakkah kalian mau bersyukur karena menemukan diri kalian berada dalam waktu seperti itu ? Akankah kalian memperolok-olokan janji Tuhan ?
Dan, wahai orang-orang yang kaya di antara kaum Muslimin, hendaklah kalian yakin akan amanat yang saya sampaikan kepada kalian. Yakni, bahwa Tuhan telah mendirikan suatu Proyek untuk memperbaiki umat manusia. Proyek ini terserahlah pada kalian bila kalian mau membantu dengan sepenuh hati, segenap jiwa dan cinta. Proyek ini beserta cabang-cabangnya membutuhkan pertolongan kalian. Dan, memerlukan sekarang juga.
Mereka yang mau memberikan sesuatu setiap bulan, maka terserah kepadanya untuk melakukannya secara teratur tanpa diingatkan. Biarlah mereka menganggapnya sebagai suatu kewajiban terhadap Tuhan yang harus mereka pikul, jangan sampai membiarkan diri mereka mengabaikannya. Mereka yang akan memberikan sekaligus juga akan diterima. Akan tetapi, hendaklah diingat bahwa niat sebenarnya adalah bahwa hal ini akan terus-menerus dilakukan tanpa ada hentinya. Para pencinta kebenaran, oleh karena itu, hendaklah berjanji serta mengirimkan sumbangan bulanannya seberapa mereka kuasa. Dan mereka harus melakukannya secara teratur setiap bulan, kecuali bila mereka terhalang oleh sesuatu yang tidak terduga. Mereka yang mempunyai milik dan merasa tergugah dapat mengirimkan sumbangan sampingan sebagai tambahan kepada sumbangan bulanannya.
Dan, saudara-saudara sekalian, sahabat-sahabatku yang tercinta, cabang-cabang hijau pohon yakni saya sendiri, yang karena kasih sayang Tuhan telah menggabungkan diri dengan saya dalam baiat serta siap sedia untuk menyerahkan hidupmu, waktu senggangmu, kekayaanmu, untuk tujuan ini! Saya memaklumi bahwa saudara-saudara akan dengan senang hati setuju dengan setiap permintaan kurban yang saya ajukan kepada saudara sekalian. Namun saya tidak berkeinginan untuk menentukan sesuatu atas kemauan saya sendiri. Hal ini karena saya ingin bahwa pengorbananmu itu hendaknya pengorbanan yang ikhlas – tidak dilakukan karena mengikuti perintah saya. Siapakah itu sahabat saya ? Dan siapakah yang tercinta bagi saya ? Dia itu hanyalah orang yang mengetahui saya dan kedudukan saya. Dan siapakah yang mengetahui kedudukan saya ? Hanya dia yang percaya dengan penuh keyakinan bahwa saya telah diutus oleh Tuhan, serta percayanya itu sama seperti percayanya mereka kepada yang telah diutus Tuhan terdahulu. Dunia ini tidak akan menerima saya. Sebabnya, saya ini bukan dari dunia ini. Akan tetapi, mereka yang rohnya akrab dengan dunia yang akan datang, mereka memang menerima dan akan menerima saya. Ia yang menarik diri dari saya menarik diri dari Dia yang telah mengutus saya. Ia yang menggabungkan diri dengan saya adalah menggabungkan diri dengan Dia yang daripada-Nya saya datang. Saya menggenggam nur pada tangan saya. Mereka yang datang kepada saya pasti akan menerima bagian mereka dari nur ini. Akan tetapi, mereka yang terperosok ke dalam khayalan-khayalan dan curiga serta melarikan diri dari saya, akan memasuki kegelapan. Saya adalah benteng tahan tembus yang ditegakkan untuk zaman ini. Siapa yang memasuki saya akan menyelamatkan dirinya dari pencuri-pencuri dan perampok-perampok serta binatang-binatang buas. Akan tetapi, siapa yang tinggal jauh dari pekarangan saya, membahayakan hidupnya dimana pun ia berada. Bahkan tubuhnya yang telah mati pun tidak akan lepas dari resiko. Dan siapakah yang memasuki lingkungan saya ? Hanyalah dia yang mencampakkan cara hidup yang busuk dan menempuh cara hidup penuh kebajikan, yang meninggalkan langkah-langkah bengkok dan mengambil langkah lurus yang memutuskan dirinya jauh dari syaitan dan menggabungkan dengan Tuhan Yang Maha Perkasa, sebagai salah seorang dari hamba-hamba-Nya yang taat. Setiap orang yang melakukan hal ini adalah dari saya dan saya dari dia. Dan siapakah yang akan berhasil melakukan hal ini ? Hanyalah dia yang dibantu oleh Tuhan untuk berjalan dibawah bayangan dirinya sendiri yang tersucikan. Selanjutnya, api di dalam dirinya menjadi dingin dan ia mulai maju dan terus maju menaiki tangga kerohanian. Roh Tuhan bersemayam di dalam dirinya. Melalui tajalli (penampakkan) Ilahi yang khusus, ia mencapai kesamaan tujuan bersama Rabb Semesta Alam. Sifat dirinya yang lama hilang lenyap dan ia muncul dengan kepribadian baru. Satu Tuhan yang baru – karena cara Dia memperlakukan orang itu juga baru – sekarang mendekat kepadanya; ia berada di surga sudah, satu surga di muka bumi.
Dalam kesempatan ini saya tidak dapat dihalang-halangi untuk menyebut-nyebut dan untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Perkasa bahwa, karena karunia dan kasih sayang-Nya, saya tidak ditinggalkan seorang diri. Mereka yang telah mengikat hubungan seperti anak kepada bapak dengan saya serta memasuki jemaat yang di bangun oleh Tuhan Yang Maha Perkasa dengan Tangan-Nya Sendiri ini diresapi dengan semacam rasa cinta pengabdian yang ajaib terhadap saya. Tak ada sesuatu pun yang telah saya perbuat agar patut memperoleh ini. Tuhan Yang Maha Perkasa karena kemurahan-Nya Sendiri yang khusus telah mengkaruniai saya dengan roh-roh yang demikian tulus ikhlas. Pertama-tama saya merasa benar-benar tergerak sekali untuk menyebutkan seorang saudara rohani saya yang namanya – bagaikan Nur (cahaya) ketulusannya sendiri - adalah Nur Din (Cahaya Agama). Pengabdian yang diberikan beliau demi tujuan penyebaran agama Islam dengan uangnya yang diperoleh secara bersih – membuat saya menjadi iri. Aduhai, kiranya saya juga dapat memberikan bakti seperti itu. Betapa besarnya gairah beliau akan kesempatan-kesempatan untuk mengabdi dan menyokong agama, mengingatkan saya akan kekuasaan Tuhan bagaimana datang mendekatnya Dia kepada hamba-hambanya yang sejati.! Nur Din selalu siap-sedia untuk memperbuat apapun demi ketaatan kepada Tuhan dan Nabi-Nya, kapan saja, dengan segenap simpanannya, tenaganya, dan sumber dayanya. Dari pengalaman saya mengenai beliau dan tidak hanya dari kebiasaan saya mempercayai orang, saya mengetahui hal ini tentang beliau bahwa – pengorbanan kekayaan tak usah disebut lagi -, beliau tidak merasa sangsi untuk mengorbankan hidup dan kehormatannya demi saya. Kalau saja saya menyetujui, pastilah ia akan meninggalkan segala sesuatu dan datang untuk tinggal bersama saya di sini (Qadian, red.) – yakni, dekat dengan saya secara jasmani sebagaimana secara rohani beliau dekat sudah dengan saya. Dari antara surat-suratnya, saya sajikan kembali dibawah ini beberapa baris untuk para pembaca yang budiman. Mereka dapat menanggapi seberapa jauhnya saudaraku yang tercinta ini, Maulvi Hakim Nur-ud-Din dari Bhera, dokter negara bagian Jammu, telah maju di atas jalan kecintaan dan ketaatan. Beginilah bunyi surat itu :
Kepada Pelindung, Pembimbing serta Penghulu kami, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
Huzur, doa saya ini ialah kiranya saya selalu hadir bersama Huzur serta mempelajari segala sesuatu yang dipercayakan kepada Mujaddid Zaman ini untuk mengajarkannya. Seandainya saya diizinkan, saya siap sedia untuk melepaskan kedudukan saya, dan kemudian tetap berada dalam perintah Tuan siang dan malam, atau bila diperintahkan, saya siap pergi mengelilingi dunia dan memanggil manusia kepada agama yang benar, dan terus-menerus mengerjakannya sampai akhir hayat.. Kiranya saya bisa berkurban dijalan Huzur. Apa yang saya miliki bukanlah milik pribadi saya, semuanya adalah milik Huzur, wahai Pemimpin serta Pembimbing yang mulia! Saya mengatakan ini dengan sesungguhnya bahwa bila seluruh penghasilan saya dihabiskan dalam penyebaran agama, pastilah saya menganggap bahwa tujuan hidup saya telah tercapai. Bila para pemberi iuran untuk BARAHIN tidak sabar lagi atas keterlambatan dalam pencetakkannya, izinkan saaya untuk melakukan bakti yang tidak seberapa ini: Biarlah saya melunasi iuran-iuran mereka dari kantong saya sendiri.
Penasihat serta Pembimbing yang mulia, hamba yang lemah dan tak ada artinya ini mempunyai suatu permintaan lain: Bila disetujui, akan merupakan suatu keberuntungan bagi saya. Saya meminta agar pengeluaran-pengeluaran unutk pencetakan BARAHIN dapat kiranya dibebankan kepada saya. Setelah itu, hasil yang diterima dari penjualannya biarlah dibelanjakan untuk keperluan Huzur. Perhatian dan hormat saya kepada Huzur adalah serupa dengan apa yang diberikan oleh Al-Faruq. Saya siap sedia untuk memberikan apa pun juga yang ada pada saya untuk tujuan ini. Do’akanlah kiranya akhir hayat saya ini adalah akhir hayat seorang mukmin sejati yang ithaat.
Ketulusan dan keteguhan Tuan Maulvi – rasa simpati dan tanpa pamrihnya - yang begitu jelas nyata dalam kata-katanya, adalah sama-sama bahkan lebih nyata lagi dalam perbuatan-perbuatannya. Ini terbukti dari pengabdian tulus yang diberikan beliau untuk tujuan ini. Beliau mau melepaskan segala sesuatu yang dimilikinya, bahkan juga rumah tangganya sendiri untuk keperluan ini. Kecintaaannya yang tak terbatas itu cenderung untuk melebihi kemampuannya sendiri. Setiap saat miliknya diberikan untuk berkhidmat. ***5***)
Akan tetapi, sungguh kejam bila memikulkan keseluruhan beban pengorbanan ke atas pundak seorang penganut setia yang tanpa pamrih. Beban ini harus dipikul oleh satu jemaat besar, bukan perseorangan. Adapun Tuan Maulvi memang benar, beliau ini siap sedia untuk berpisah dari seluruh miliknya. Seperti halnya Nabi Ayyub, beliau siap menyatakan," Sendirian aku datang dan sendirian aku akan pergi". Namun, kewajiban untuk mengabdi kepada tujuan ini terletak pada seluruh jemaat. Zaman demikian berbahaya, dan tanda-tanda begitu mengancam. Dasar-dasar agama sedang goyah-goyahnya. Hubungan antara Tuhan dengan manusia sedang mengalami tekanan dan ketegangan. Sudah sepantasnya orang-orang mukmin yang saleh memikirkan akhir tujuannya. Terserahlah kepada mereka untuk menemukan kewajiban-kewajibannya. Keselamatan (najat) menghendaki amal-amal yang benar dan tepat. Amal yang benar dan tepat untuk masa ini adalah perbuatan-perbuatan pengorbanan. Pengorbanan milik dan waktu seseorang. Setiap mukmin yang saleh hendaknya memperhatikan peringatan yang terkandung dalam Al-Qur’an :
" Sekali-kali tidak akan kamu meraih kebajikan yang sempurna – kebajikan yang membawa kepada najat - sebelum kamu membelanjakansebagian dari apa yang kamu cintai – kekayaanmu, harta- milikmu" (3:93)
Disini saya pikir tepat kalau menyebutkan nama-nama beberapa kawan lainnya yang tulus ikhlas dan termasuk jemaat Ilahi ini dan yang telah bergabung dengan saya dengan kecintaan sejati. Salah seorang dari antara mereka adalah Syekh Muhammad Husain dari Muradabad yang telah datang dari Muradabad ke Qadian dan sedang mempersiapkan salinan dari tulisan saya ini untuk ke percetakan. Semuanya demi Tuhan semata. Saya dapat melihat hati Syekh yang bersih, bagaikan sebuah cermin. Beliau sangat taat kepada saya dan semuanya itu semata-mata demi Tuhan. Pikirannya terpusat kepada Tuhan, sifatnya yang baik berlainan dari orang kebanyakan. Saya menganggap beliau sebagai suatu obor yang cemerlang dari Muradabad. Cahaya kecintaan dan ketulussan yang bersinar-sinar padanya bisa menyebar kepada yang lainnya . Syekh kita ini terbatas harta
miliknya. Namun beliau tinggal bersama saya siap sedia selalu untuk memberikan jasa macam apa pun. Keyakinannya mendalam dan disimbahi dengan rasa cinta.
Kawan lainnya yang seperti itu ialah Hakim Fazl Din dari Bhera. Kecintaan, ketaatan, rasa hormat dan kehangatan yang ditampakkan Tuan Hakim kepada saya, mustahil bagi saya untuk menggambarkannya. Beliau menyambut saya dengan sebenar-benarnya, penuh simpati dan pengertian. Tatkala saya tergerak oleh Tuhan untuk menuliskan himbauan ini, serta memperoleh suatu wahyu yang memberi dorongan kepada saya untuk melaksanakan tugas itu, saya memberitahukan semua itu kepada beberapa orang. Tak seorangpun setuju. Akan tetapi, kawan yang tercinta ini – bahkan tanpa saya menyebutkan masalahnya - menggerakkan saya untuk menuliskan ini serta menyumbang seratus rupee guna pencetakannya dan sebagainya. Kedalaman pandangan rohaninya lain daripada yang lain. Kehendaknya selaras dengan kehendak Tuhan. Metode beliau adalah dengan cara berbakti diam-diam. Beratus-ratus rupee telah didermakan secara rahasia. Hanya demi memperoleh kesenangan dan keridhaan Allah. Semoga Tuhan membalasi beliau sebesar-besarnya!.
Diantara kawan-kawan seperti itu ada juga seorang lainnya, saudara yang tercinta Mirza A’azam Beg, penguasa Samana, negara bagian Patiala, yang kepergiannya dari antara kita telah menimbulkan kesedihan dan yang sekarang menikmati kasih sayang dan ampunan Tuhan di alam akhirat. Beliau meninggal pada tanggal 2 Rabiuts Tsani 1308 H. "Kita hidup untuk Allah dan kepada-Nya kita akan kembali". Air mata kita berlinang serta hati kita pun merasa sedih dan karena kepergiannya kita berduka-cita.
Betapa besar kasih Tuan Mirza kepada saya dan betapa keinginannya untuk mengorbankan dirinya untuk tujuan saya, sungguh saya kehilangan kata-kata untuk melukiskannya. Wafatnya yang begitu cepat menerpa saya dengan rasa sedih. Di masa lampau jarang saya melihat contoh seperti beliau. Beliau telah mendahului kita karena itu beliau adalah penyuluh dan pemandu kita. Kita tidak mengetahui dan tidak sedikit pun mengharapkannya, namun beliau pergi juga dari kita tanpa peringatan. Selama kita hidup, rasa duka karena kepergiannya tidak akan kita lupakan.
Demikian itulah kepedihan hatiku,
dan demikian pulalah air mataku –
hingga bila tidak aku hentikan –
dengan lengan bajuku –
akan mengalir membasahi bajuku.
Kenangan kepadanya menyebabkan kesedihan dan kesedihan itu menyesakkan, menyakitkan. Hati merasa sedih dan air mata pun terus menerus menetes. Beliau ini penuh dengan kecintaan dan berani dalam penampilannya. Saya tidak mengetahui apakah beliau pernah memimpikan sesuatu yang lainnya. Tuan Mirza adalah orang yang berada. Akan tetapi, bila dihadapkan kepada urusan agama, bagi beliau kekayaan itu tak lebih berharga daripada debu. Pikirannya yang cerdas, cepat melihat kebenaran-kebenaran agama yang sehalus-halusnya. Keyakinan – diisi dengan cinta – yang ditampakkan oleh beliau terhadap hamba yang lemah ini boleh digambarkan sebagai suatu mukjizat. Karunia dan anugerah Tuhan yang khusus. Saya selalu merasa senang melihatnya. Bagaikan melihat sebuah taman yang penuh dengan buah-buahan. Beliau meninggalkan beberapa tanggungan, diantaranya seorang anak laki-laki yang masih kecil – tidak jelas ada yang menanggung. Tuhan Yang Maha Perkasa! Kiranya Engkau menjadi penanggungnya dan penolongnya, dan ilhamilah kawan-kawanku yang lain untuk datang dan memperlihatkan simpati yang nyata kepada yang ditinggalkan.
Oh Tuhan! Yang memberikan kelegaan kepada kalbu-kalbu yang bersedih!
yang lemah mendapatkan lindungan
dalam Dikau,
dan kepada mereka yang berdosa – ampunan Disebabkan Karunia-Mu – maka,
ampunilah dia, hamba-Mu
Dan jangkaukan Kasih-sayang-Mu
kepada yang berkabung
ditinggal di belakang.
Saya telah menyebutkan beberapa nama. Ada lagi kawan-kawan lainnya yang telah bergabung dengan saya dan juga memberikan pengabdian yang sama tulusnya. Saya mengharapkan Insya Allah untuk menuliskan mereka secara terpisah pada kesempatan lain. Untuk sekarang ini, saya cukupkan sekian.
Nampaknya tepat bila saya seharusnya menjelaskan bahwa mereka semua yang telah bergabung dengan saya dalam bai’at belum patut memperoleh pujian. Belum lagi, beberapa diantara mereka nampaknya bagaikan ranting kering sebatang pohon. Tuhan-ku, Majikan-ku akan memangkas mereka dari saya dan mencampakkan mereka sebagai kayu bakar. Ada pula mereka yang memperlihatkan ketaatan dan ketulusan pada awalnya, akan tetapi sekarang mereka nampaknya acuh tak acuh. Mereka telah kehilangan kehangatan dan gairah selayak para pengikut yang sejati. Seperti halnya Bal’am – ahli dalam kasak-kusuk dan pamer kepalsuan. Atau, bagaikan gigi lapuk, yang menunggu untuk dicabut dan diinjak-injak dibawah telapak kaki. Mereka telah mulai bosan dan menjadi rusak disebabkan dunia fana ini. Saya dapat mengatakan kepada anda sekalian – mereka akan segera diceraikan dari saya, kecuali diantara mereka yang Tuhan berkehendak menyelamatkan mereka dengan Tangan-Nya. Demikian pula banyak orang yang Tuhan telah menyerahkan kepada saya untuk selama-lamanya. Mereka itu adalah ranting-ranting hijau pohonnya, sedangkan pohon itu ialah saya sendiri. Saya akan menulis tentang mereka itu Insya Allah pada kesempatan lain.
Saya ingin juga – sementara saya masih bicara tentang masalah ini – menghilangkan salah pandangan beberapa orang kaya yang bangga akan kedermawanan dan ketaatan mereka kepada agama, namun tidak menafkahkan pada saat yang tepat, untuk tujuan yang tepat. Mereka mengatakan bahwa mereka menunggu seorang orang suci yang benar datang dari Tuhan untuk memajukan Agama. Seandainya orang seperti itu muncul, mereka mau tampil ke muka memberikan bantuan dan berkorban untuknya. Namun sayangnya (kata mereka) tidak seorang pun yang semacam itu muncul. Yang ada semata-mata hanya tukang tipu dan tukang kicuh, kemanapun anda melihat. Kepada orang seperti itu saya berkata, hendaklah diketahui dengan seyakin-yakinnya bahwa seseorang telah datang untuk memajukan tujuan agama, tapi anda tidak mengenalnya. Ia adalah orang yang ada disini, dihadapan anda, yang sekarang sedang berbicara kepada anda. Mata anda dialingi tutupan yang berat. Bila anda mempunyai perhatian terhadap kebenaran, tidaklah sulit untuk menguji seseorang yang telah mengaku bahwa Tuhan telah berbicara kepadanya. Mari datang dan tinggal bersamanya selama 2-3 minggu. Bila Tuhan menghendaki, anda akan melihat dengan mata kepala anda sendiri sesuatu yang merupakan karunia Tuhan – wahyu Ilahi – yang terus menerus menghujaninya. Mari datang dan lihatlah sendiri. Barang siapa yang mencari pasti akan menemukan, barangsiapa yang mengetuk pasti pintu akan dibukakan baginya. Bila anda duduk menjauh dengan mata tertutup dalam sebuah kamar yang gelap tertutup rapat dan masih mengeluh bahwa anda tidak dapat melihat matahari, itu adalah sia-sia – sia-sia belaka – , bagi anda. Hai engkau yang dungu, bukalah pintu kamarmu, angkatlah tutupan dari matamu, agar engkau tidak hanya dapat melihat matahari, melainkan juga dicahayai olehnya.
Ada sebagian yang beranggapan bahwa mendirikan perhimpunan-perhimpunan dan membuka sekolah-sekolah adalah cukup untuk memajukan kepentingan agama. Akan tetapi mereka tidak mengetahui; apa agama itu sebenarnya, untuk apa manusia telah dijadikan dan bagaimana serta dengan sarana apa mereka dapat mencapai tujuan-tujuan kedatangan mereka ke dunia ini. Hendaklah mereka mengetahui bahwa tujuan asal kehidupan kita di dunia ini adalah untuk membina hubungan yang benar dan nyata dengan Tuhan. Hubungan itu demikian rupa keadaannya sehingga akan membebaskan kita dari semua hubungan yang mementingkan diri sendiri dan membawa kita ke sumber mata air keselamatan (najat). Hubungan dengan Tuhan yang demikian dan keteguhan keyakinan yang seperti itu tidak dapat datang dari lembaga-lembaga bikinan manusia. Upaya-upaya dan filsafat-filsafat manusia adalah tidak berguna. Nur yang kalian perlukan itu turun dari langit ke bumi ini pada saat-saat kegelapan melalui hamba-hamba-Nya yang terpilih. Ia yang datang dari langit, hanya dialah yang bakal membimbing kalian ke langit. Oleh karena itu, wahai manusia-manusia yang hidup dalam lubang-lubang kegelapan dan terbenam dalam keragu-raguan dan khayalan-khayalan palsu serta menjadi budak hasrat-hasrat pribadimu sendiri! Janganlah kalian menganggap pengakuan-pengakuan dan amal-amal lahiriah sudah mencukupi. Juga sama halnya tidak mencukupi usaha-usahamu sendiri, sekolah-sekolahmu, lembaga-lembagamu untuk memperoleh kebahagian, keselamatan, dan keberhasilan. Hal-hal begini memang bermanfaat dan dapat berguna untuk langkah-langkah pendahuluan, namun semua hal itu masih jauh, sangat jauh dari tujuan kita yang sebenarnya. Usaha-usaha seperti ini dapat sekedar mneyabarkan ilmu, kebudayaan, ketajaman pikir, pengetahuan tentang seni berdebat, seni dialektika atau beberapa gelintir lulusan pendidikan modern. Setelah waktu yang lama sekali mungkin hasil pencapaian-pencapaian seperti itu dapat memberi manfaat untuk tujuan-tujuan asal. Akan tetapi, kita tidak dapat menyediakan waktu untuk menunggu. Sebelum obat penawar sampai dari Irak, gigitan ular mungkin telah menamatkan riwayat si korban! Oleh karena itu, bangkitlah dan waspadalah, jangan-jangan kalian tergelincir. Jangan-jangan tatkala kalian berangkat dari dunia ini, kalian tidak mempunyai iman, tanpa kesadaran akan Tuhan. Ketahuilah dengan seyakin-yakinnya bahwa kebahagian di alam akhirat tidaklah bergantung pada perolehan ilmu-ilmu dan kebudayaan yang biasa. Disamping itu kita memerlukan Nur dari Langit untuk menghilangkan noda keragu-raguan, noda kekurang-yakinan. Nur inilah yang mendinginkan nafsu-nafsu ketamakan, Nur ini pula menarik manusia kepada cinta yang sejati kepada Tuhan dan menciptakan ketaatan dan penyerahan diri yang sebenarnya kepada-Nya. Mintalah musyawarah hati nuranimu. Anda akan diberi tahu bahwa kepuasan dan kedamaian yang mendatangkan perubahan rohani, tidak dipunyai anda. Belum, belum lagi. Oleh karena itu, sayang benar anda sangat tergila-gila oleh upaya-upaya konvensional, atau oleh pendidikan seni dan ilmu pengetahuan. Tidak sekelumit pun kegairahan ini diperuntukan bagi amanat dari Langit, Rencana Samawi! Kehidupan seutuhnya diabdikan kepada benda-benda yang sedikit saja hubungannya dengan masalah-masalah kerohanian. Kalau pun ada hubungan seperti itu, yang ada itu tidak berarti apa-apa, jauh daripada memadai untuk tujuan asal yang sebenarnya. Bila anda mempunyai pengetahuan dan wawasan yang diperlukan untuk memperoleh pandangan yang jelas mengenai tujuan asal itu, anda tidak akan berhenti hingga anda meraih tujuan itu.
Wahai manusia! Ketahuilah bahwa kalian telah diciptakan agar kalian hendaknya mengenal Pencipta-mu, Tuhan-mu yang harus kalian sembah, kenali, cintai dan taati. Kalian harus – dengan ucapan dan perbuatan – memperlihatkan bahwa kalian menyadari hal ini, tujuan asal dan akhir penciptaanmu. Sebelum kalian berbuat demikian, kalian akan tetap jauh – teramat jauh – dari najat (keselamatan) yang hakiki. Bila kalian memalingkan pikiran kalian kedalam diri dan melihatnya secara adil, kalian dapat menjadi saksi atas diri kalian sendiri. Bukankah itu benar bahwa apa yang kalian sembah itu dunia, bukan Tuhan ? Satu berhala besar – yang terbuat dari dunia ini – selalu di hadapan mata hati kalian selalu pada setiap detik kehidupan kalian. Dan berhala inilah yang kalian sembah. Seribu sujud atau lebih kalian lakukan setiap detik. Seluruh tempomu yang teramat berharga kalian persembahkan untuk urusan-urusan dunia ini. Untuk yang lainnya, hampir-hampir tak sesaat pun. Apakah pernah muncul dalam kesadaranmu, apakah gerangan ujung-ujungnya dari semua ini ? Adilkah kalian ? Lurus atau tuluskah kalian, bertakwa kepada Tuhan ? Benar jujur ? Benar merasa hina dina sebagaimana Al-Quran mau kalian demikian ? Tahun berganti tahun kalian tidak pernah berpikir apa-apa tentang Tuhan, tentang apa-apa yang kalian berhutang budi kepada-Nya. Sungguh benar bahwa kalian sedikit saja mempunyai perhatian kepada Dia. Sang Pemelihara Asli segala kehidupan. Berapa sering mengingat-Nya ? atau menyebut-Nya ?
Nah, sekarang kalian hendak bertengkar dan berdebat dengan cerdik serta mengatakan bahwa itu tidak demikian. Akan tetapi, hukum alam – hukum Tuhan – mendustakan kalian. Hukum itu menyatakan kepada kalian bahwa yang setia itu dibedakan oleh ciri-ciri tertentu yang tidak kalian punyai. Dalam urusan duniawi kalian memperlihatkan kepintaran dan kebijakan kalian. Namun, segenap kemampuan kalian, pikiran kalian yang tajam itu habis riwayatnya, tatkala masalah-masalah dunia ini berakhir. Kebijakan kalian itu tidak pernah kalian terapkan pada masalah-masalah ukhrawi, tempat tinggal terakhir yang telah ditentukan untuk segenap roh. Kalian merasa bahagia dan puas dengan kehidupan ini. Seolah-olah kehidupan ini adalah untuk selama-lamanya. Kalian tidak sekalipun juga berpikir tentang kehidupan yang akan datang, yang kesenangannya adalah kesenangan yang sebenarnya – kesenangan yang abadi. Betapa malangnya nasib ini! Kalian berpikir pun tidak – bahkan sebenarnya sama sekali buta – akan urusan hidup yang paling penting. Kalian sibuk siang dan malam dalam urusan-urusan yang nilai maknanya hanya sekilas. Kalian juga lebih daripada mengetahui bahwa saat akan tiba pada kalian sebagaimana halnya pada yang lain, saat yang akan mengakhiri riwayat kehidupan ini. Namun, betapa kurang tanggapnya kalian ini!
Sementara memaklumi semua ini, kalian membaktikan waktu dan tenaga kalian hanya buat barang-barang dunia ini! Dan rencana-rencana kalian pun tidak selalu ditempuh dengan cara-cara yang bersih pula, termasuk dusta serta tipu-menipu, kekerasan dan pembunuhan dan lain sebagainya. Dengan kejahatan-kejahatan kalian yang memalukan itu, kalian kira kalian tidak membutuhkan suatu cahaya dari langit. Bahkan, kalian membenci gagasan seperti itu. Kalian memperlakukan amanat dari langit ini dengan penghinaan. Kalau pun kebetulan kalian menyebut hal itu, kalian menyebutnya dengan kebanggaan yang tergores nyata di wajah kalian. Masih juga kalian meminta bukti bahwa gerakan ini datang dari Tuhan. Saya sudah menjawab pertanyaan ini. Jawaban saya ialah, "Timbanglah pohon dengan buahnya, matahari dengan cahayanya."
Saya telah menyampaikan seruan ini kepada anda sekalian. Maka terserahlah kepada anda sekalian untuk menerima atau menolak, untuk menaruh perhatian pada apa yang saya katakan atau tidak.
Mereka hidup dan bergerak di tengah-tengahmu
Namun, kamu mengenal mereka pun tidak, oh malang nian!
Petuah-petuahku juga, kamu akan ingat,
Namun, hanya setelah aku pergi.
KATA PENUTUP :
SATU UNGKAPAN SEDIH MENGENAI PERI KEADAAN
KAUM MUSLIMIN
Patut nian kalau pun sang mukmin
Bersimbah airmata darah –
Atas nasib malang Islam
Dan atas langkanya – Muslim sejati
***
Kemalangan – parah dan hebat
t’lah menimpa agama Tuhan
Kekafiran dan pembangkangan
tumbuh subur di muka bumi
***
Kosong dirinya
dari segala kebaikan, segala kebajikan
ia masih lagi mencari-cari salah
Pada yang Terunggul daripada Rasul-rasul Tuhan
***
Diperbudak dan dipenjara
dalam wujud kejahatan –
ia masih lagi mencerca
atas Penghulu para Muttaqi
***
Rusak tak terpulihkan
ia lepaskan panah-panah atas dia, -
Yang Maha Lugu
Kiranya kalaulah Langit
sekarang juga hujankan batu atas bumi
***
Islam lagi digilas menjadi debu
dimuka matamu sendiri!
Dalih apa – kalian si kaya –
Akan kalian sekarang ajukan kepada Tuhan ?
***
Kekafiran di mana-mana
Menderu bak balatentara Yazid
Agama Tuhan – lumpuh dan terasing
Seperti Zainal Abidin
***
Si kaya – lupa daratan
dalam buruannya
kesukaan-kesukaan
senang dan suka ria
berteman wanita jelita
***
Cendekiawan agama – siang dan malam
bergelimang dalam nafsu pribadi
yang saleh – dalm kobongnya
tak mau tahu tak mau peduli
apa itu pinta agama
***
Orang masing-masing buat dirinya
menjaga seginya saja
Segi agama – tidak dijaga
dihantam-hantam oleh musuhnya
dari tempat sembunyinya
***
Kalian Muslim-Muslim – itukah nian ?
Muslim sejati, Muslim muttaqi, bertingkah laku ?
Agama tinggal merana
Namun kalian – masih saja sibuki
Bangkai ini, dunia ini ?
***
Kalian benarkah anggap dunia ini, gedung ini
begitu kuat dan lestari ?
Ataukah kalian t’lah lupa…
nasibnya mereka nan ditelan masa
***
Ingatlah kalian yang tak peduli!
saat maut dekat sudah, dekat sekali!
Berapa lama kalian ‘kan bersibuk-sibuk
Dengan perempuan dan minuman
***
Jangan kamu tambatkan diri
cuma pada dunia ini --
bila kamu bujaksana;
Atau pahit menantimu
saat kamu hembuskan nafas
***
Jangan kamu berikan hati
Tapi pada dia nan Hubbi
Keelokan abadi
Abadi nan jaya-bahagia
Datang dari Yang Maha Pemurah
***
Bijaksana ia yang gila –
tapi mencari Dia
Tak mabuk dia yang mabuk
Karena cantik Wajah-Nya dan Jelita
***
Piala cinta-Nya
serbat kehidupan abadi
siapa pun yang minum
mencapai hidup lestari
***
Jangan condong Saudaraku !
pada harta dunia fana ini –
Racun maut tiap titik
nampak bak madu di matamu
***
Maukah kamu peras tenaga
demi untuk Agama ?
dengan dirimu dan hartamu ?
Maka dari Tuhannya Arasy
Kalian ‘kan terima
Jubah keridhoan-Nya
***
Dengan padatnya amalmu, tampakkanlah
Nur yang ada
dalam keyakinanmu,
Sudahkah kamu berikan hatimu pada Yusuf ?
Maka ke Kanaan menghadaplah dan berangkatlah
***
Ingatlah akan hari-hari
bila agama mengisi barisannya
dengan orang-orang dari agama lain,
dan bebaskan segenap dunia
dari jalan-jalan syaithan terkutuk
***
Diatas muka bumi,
sudahlah ia beberkan –
payung cahayanya dan pengajarannya
Dan tegakkan setinggi langit
kehormatannya, ia punya nama
***
Namun sekarang – begitulah adanya zaman, –
bahwa setiap yang dungu dan jahil
siap sedia sudah –
‘Tuk teriak dusta sekeras-kerasnya
pada Agama yang berjaya
***
Bermilyun-milyun yang dungu
telah tinggalkan Agama itu
Dan banyak beribu-ribu sudah jatuh jadi korbannya
tipu daya yang memakzulkan
***
Kekalahan ini – kehinaan ini,
Hanya pada satu, kaum Muslimin berhutang
dan cuma satu-satunya –
Cinta mereka akan agama, aduhai,
tak ditopang usaha dan kehendak
***
Seluruh dunia boleh tinggalkan
Agamanya Mustafa –
Mereka tak ‘kan bergerak
sekecilnya-kecilnya
satu janin dalm rahim
***
Tenggelam siang dan malam
dalam bisnis duniawi
Dan harta mereka –
seutuhnya dibaktikan
buat kerabatnya, buat perempuan-perempuannya
***
Dimana orang berkerumun ‘tuk bersuka-ria
Mereka tampak di tengah-tengah
Dan dalam kumpulan-kumpulan jahat –
Mereka duduk-duduk –
Bak permata berjajar-jajar
***
Jalan ke lepau tuak
mereka kenal benar
jalan ke hidayat, tidak ;
Mereka mual ‘kan orang beragama
pencinta tuak mereka dekap
***
Yang Tercinta berpaling
Berpaling Wajah dari mereka
Dia cintai benar, sebelum ini ;
Dia jumpa tidak dalam hatinya
Cintanya mukmin sejati
***
Berlalu sudah masa nan lampau
dan bersamanya,
kebesaran dan keagungan
Ulah busuk jadi sebab mereka,
hari-hari busuk zaman ini
***
Ketika mereka pertama menanjak kebesaran
Itu karena menngabdi Agama
Mereka pun ‘kan bangkit kembali, sungguh,
tapi dari mengabdi kembali –
pada Agama
***
Ya Tuhan, kapankah ? kapankah gerangan ?
Pertolongan-Mu kan tiba ?
Manakala kita lihat kembali –
hari-hari penuh berkat itu,
tahun-tahun penuh berkah itu ?
***
Dan gundah pada diriku,
Keduanya buat agama Ahmad –
telah oroti
zat penumpu wujudku;
seteru berlimpah-limpah
dan kawan amatlah langka
***
Mari Tuhan, datanglah segera,
hujanilah atas kami
Pertolongan-Mu kembali –
Atau, lainnya Tuhanku!
Ambilah daku
dari neraka yang mendidih ini!
***
Dari Ufuk Kasih Sayang
biarlah cahaya petunjuk terbit –
biarlah yang tersesat melihat
dengan matanya sendiri,
tanda-tanda Kehadiran-Mu
***
Sifat besar Kau telah karuniakan
pada gairahku dan
pada gelisahku –
‘ku takut tidak, karenanya –
bahwa Kau ‘kan biarkan daku
- kecewa – mati
***
Pendukung kebenaran tak pernah gagal –
dalam cita nan mereka bela;
Tangan Tuhan sendiri ada mereka punya –
sembunyi di balik lengan bajunya
KEPADA PARA PENGECAM
Kami telah memutuskan, bahwa semua keberatan-keberatan, kritikan-kritikan, keragu-raguan dan kesulitan-kesulitan yang diajukan oleh orang-orang dari berbagai jalan pikiran – yang mungkin mereka tujukan kepada Islam, Al-Quran Suci ataupun kepada penghulu dan pelindung kita, Nabi Mulia saw, atau kepada wahyu-wahyu dan pengakuan wahyu-wahyu-ku – hendaknya dihimpunkan, disusun dan diberi nomor serta dicetak dalam bentuk buku. Kemudian secara berurutan kami akan segera menulis jawaban-jawaban kami kepada mereka. Oleh karena itu, semua yang menaruh perhatian daripada orang-orang Kristen, Hindu, Arya, Yahudi, Magian, Atheist, Brahma, Ilmuwan, Filosof, para Muslim yang memusuhi, ataupun yang lainnya, dipersilahkan untuk mengajukan keberatan-keberatannya kepada kami, secara jelas dan mudah dibaca. Keberatan-keberatan itu hendaknya bermaksud baik, yang diungkapkan demi untuk mencari kebenaran. Keberatan-keberatan itu bisa sehubungan dengan Islam, Al-Quran Suci, ataupun mengenai Penghulu dan Pemimpin kita, yang terunggul daripada para Rasul a.m.s atau juga, keberatan-keberatan itu dapat sehubungan dengan diriku sendiri, kedudukanku yang ditunjuk oleh Tuhan, atau wahyu-wahyu-ku. Dengan demikian agar keberatan-keberatan yang dihimpunnya ini seluruhnya dan diberi nomor dapat dicetak dalam bentuk buku dan agar semuanya dapat dijawab secara terperinci satu per satu.
Maka kiranya kesejahteraan terlimpah kepada mereka yang mengikuti petunjuk Ilahi.
Oleh hamba yang lemah,
Mirza Ghulam Ahmad,
dari Qadian, Distrik Gurdaspur
Punjab, 10 Jumadil Akhir 1308 H
PEMBERITAHUAN
Risalah Fateh Islam ini telah dicetak sebanyak 700 buah. Dari jumlah itu, 300 buah telah dicadangkan untuk dibagikan secara cuma-cuma di antara para mubaligh Muslim dan mereka merasa tertarik tapi tidak mampu membayar, dan juga untuk para cendekiawan Kristen dan Hindu. Selebihnya, yakni 400 buah, akan dijual kepada mereka yang dapat membayar sebesar 8 anna setiap bukunya, ditambah biaya pos. Mereka yang dapat memperoleh buku ini secara cuma-cuma -- para mubaligh, cendekiawan dan mereka yang tidak mampu membayar -- dapat memintanya dengan mengirimkan ½ anna biaya pos untuk setiap buku. Dengan diterimanya uang biaya pos tersebut, sebuah buku akan dikirimkan.
Buku ini diikuti oleh dua buku lainnya yang bersama buku ini menjadi satu buku. Buku ini dinamakan Fath-i-Islam (Kemenangan Islam), yang kedua dinamakan Tauzih-i-Maram (Menjelaskan Tujuan), dan yang ketiga Izala-i-Auham (Menghilangkan Keragu-raguan).
Oleh
Mirza Ghulam Ahmad
dari Qadian
0 komentar:
Post a Comment