Translate

model diri Anda menentukan nasib Anda

George Soros lolos dari kebiadaban Nazi. Soros selalu mengenang ayahnya dengan bangga. Ayahnya adalah seorang yang cerdik. Ketika Nazi mengumumkan bahwa setiap Yahudi harus mendaftarkan diri, maka kebanyakan Yahudi berbondong-bondong mendaftarkan diri. Mereka taat dan patuh. Ayah Soros bertindak berbeda. Dia merasakan ada ketidakwajaran dari pengumuman Nazi tersebut. Alih-alih mendaftar, dia justru menyembunyikan identitas seluruh keluarganya. Soros kecil yang kebetulan bermata biru, dititipkan ke seorang kenalannya agar diaku sebagai anak, dan diberi identitas yang jauh dari Yahudi. Keluarga Soros lainnya juga berpindah-pindah disembunyikan oleh ayahnya. Ketika tragedi pembantaian holocaust terjadi, kaum Yahudi yang menurut himbauan Nazi mengalami nasib yang menyedihkan, tewas karena kebiadaban. Keluarga Soros selamat berkat kewaspadaan ayahnya. Soros mengenang hal itu dalam buku-bukunya. Catatan : saya seorang muslim, tapi saya tidak membenci seseorang karena dia keturunan Yahudi. Membenci karena keturunan adalah bentuk rasisme yang sangat dikutuk Islam. Semua manusia sama mulianya (eit.., tapi tidak sama takwanya). Istri Rasulullah pun ada yang orang Yahudi. Bahkan banyak orang keturunan Yahudi yang muslim. Tapi saya sangat mengutuk Israel yang melakukan kebiadaban rasisme. Saya juga mengutuk ‘sikap Yahudi’ yang berkaitan dengan pengkhianatan dan kemunafikan (dari kisah sejarah nih). Saya juga mengutuk pengaku muslim yang bertindak rasis. Islam itu damai.
Tindakan kita dipengaruhi keyakinan kita. Keyakinan kita membentuk model-model yang disebut paradigma. Galileo diancam hukuman mati oleh gereja karena mengatakan bahwa matahari adalah pusat semesta. Kenyataannya Galileo lebih benar (dan masih salah, karena matahari hanya di tepi galaksi Bima Sakti). Ketika para ilmuwan menerima model bahwa matahari adalah pusat tata surya, maka ilmu pengetahuan melompat jauh lebih maju.
Dahsyatnya sebuah model bisa kita runut dari kisah model atom. Kebanyakan orang tentu merasa biasa saja terhadap model atom Niels Bohr. Apa gunanya? Karena awam, ya tidak tahu bahwa gagasan Bohr pada tahun 1913 tersebut adalah awal dari sumber energi terdahsyat bagi manusia : energi nuklir!
Jauh sebelum itu, orang-orang mempercayai bahwa setiap benda mempunyai atom sendiri, seperti atom kayu, atom batu, atom besi. Itu jaman filsuf Yunani kuno. Model atom tersebut tidak dapat menjelaskan kejadian reaksi kimia.
Dalton kemudian membuat model atom Dalton, bahwa terdapat atom-atom unsur yang akan bereaksi membentuk atom benda-benda. Itulah model Dalton yang bisa menjelaskan reaksi kimia, stoikiometri.
Namun model atom Dalton belum bisa menjelaskan efek listrik. Model atom Thomson lah yang bisa menjelaskan listrik. Modelnya berupa kue pie dengan banyak kismis elektron.
Ternyata fenomena ‘quantum leap’ yaitu loncatan elektron melalui selapis tipis isolator, dan juga fenomena partikel radiasi yang bisa menembus pelat masih sulit dijelaskan dengan atom Thomson. Muncullah model atom Rutherford yang memodelkan bahwa inti atom sangatlah kecil sehingga ada ruang kosong antara inti atom dengan elektron. Inilah awal bentuk atom dengan inti di tengah dan elektron di orbit. Masih saja ada fenomena yang belum terjelaskan, yaitu efek foto listrik.
Dan efek itu yang dijelaskan oleh model atom Bohr, bahwa elektron mengelilingi inti pada kulit-kulit orbit yang berbeda, dan elektron bisa berpindah kulit orbit dengan menyerap atau melepas energi.
Inilah model atom yang bisa melepaskan energi terbesar di alam semesta. Energi nuklir. Kita tahu betapa dahsyatnya energi nuklir. Bom atom Hiroshima yang menewaskan 200 ribu orang, kapal selam nuklir yang bisa berlayar puluhan tahun tanpa mengisi bahan bakar, juga reaktor listrik nuklir yang bisa menyalakan lampu seluruh bagian negara. Inti magma adalah nuklir, matahari juga nuklir. Peristiwa dahsyat ini dapat dijelaskan oleh model atom Bohr.
Model atom Bohr ini kemudian masih disempurnakan oleh Schrodinger agar dapat menjelaskan fenomena dualisme gelombang partikel.
Setiap penyempurnaan model memberikan lompatan dahsyat pada pengetahuan.
Demikian pula dengan model potensi manusia. Kalau model Anda salah, akan banyak potensi tersembunyi yang tidak mampu dibangkitkan.
Kalau Anda hanya percaya bahwa potensi manusia diukur dari kepintaran (IQ), maka Anda kembali ke model kuno 100 tahun lalu, bahwa seorang jenderal pasti IQ nya lebih tinggi dari kopral. Tentu model ini salah. Ada banyak pemimpin yang muncul dari level kopral. Sebut saja Napoleon, Hitler, atau Hideyoshi di Jepang. Mereka muncul dari kalangan yang tampak tidak pantas jadi jenderal.
Model yang lebih benar adalah IQ dan EQ. Bahwa keuletan dan kegigihan punya peran peting dalam kesuksesan. Inilah dimensi emosi manusia. Tapi ternyata tidak cukup juga.
Lalu muncullah SQ. Yang menjelaskan potensi spiritual manusia. Dan belum cukup juga.
Dan dibuatlah model SEPIA. Bukan sekedar model buat menambah jargon kehebohan. Ini adalah model esensial yang bisa menjelaskan banyak fenomena yang belum bisa dijelaskan model IQ, EQ, SQ. Model ini bisa menjelaskan misalnya, kenapa orang yang bodoh, malas, suka maksiat, namun bisa menjadi penguasa. Mengapa anak yang tidak lulus sekolah bisa lebih berhasil dibanding sarjana. Mengapa ada orang yang bisa pintar memanfaatkan orang lain, dan ada yang begitu bodohnya dipermainkan orang lain.
Kecerdasan Power dalam model SEPIA dapat menjelaskan kenapa ayah George Soros dapat mendeteksi kejahatan Nazi, sekaligus menjelaskan kenapa hampir semua Yahudi tetangganya menurut bagai kambing ke pembantaian Nazi. Itu karena kepintaran, ketekunan, dan kesholehan orang-orang tersebut tidak mampu menghindarkan mereka dari kematian. Kecerdasan Power, PQ, lah yang menjadikan ayahnya Soros menyadari tipuan jahat dibalik himbauan Nazi. Kecerdikan lah yang menyelamatkan Soros dan keluarganya.
Model Anda akan menentukan nasib Anda. Kalau Anda meyakini bahwa kepintaran dan kerja keras –apalagi cuman modal doa- akan membawa karir Anda naik ke puncak, Anda akan kecewa melihat orang lain yang santai dengan indeks prestasi lebih rendah – tapi sangat cerdik mengambil kesempatan tampil di depan atasan – ternyata lebih dulu naik karir, bahkan melesat meninggalkan karir Anda. Si pintar dengan IQ tinggi tapi PQ rendah tersebut, seakan masih memakai model atom Dalton ratusan tahun lalu, dan bukan model atom modern Niels Bohr. Jelas, banyak potensi dirinya tetap tertutup gagal berkembang.
Sejauh ini saya bisa memahami semua fenomena orang-orang sukses di sekitar saya melalui model SEPIA ini. SEPIA adalah model potensi manusia yang baru. Lebih lengkap, lebih sempurna. Yah, tentu saja bagi Anda yang bisa melihat mutiara di dalamnya. (Okelah, saya bisa paham bahwa kebanyakan orang memang akan luput melihatnya. Itulah kenapa yang namanya kaum ‘elite‘ dari jaman dahulu hingga sekarang ya hanya segelintir orang, sementara yang namanya ‘rakyat’ itu buanyak sekalii.. hehe. )




0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...